Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Satu suara yang mengubah jalan hidup

Nukilan buku "the downing streets" mengungkap perjalanan karier politik margaret thatcher.

13 November 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Margaret Thatcher telah mengatrol ekonomi Inggris dari kebangkrutan dengan kebijakannya dalam penarikan pajak. Apa resepnya mengatasi pemogokan? Mengapa pula Wanita Besi itu tak percaya Jerman dan Prancis sebagai sekutu? INILAH penghitungan suara yang mengubah jalan hidup Margaret Thatcher: Ya, 311 Tidak, 310. Tak heran ketika Denis Thatcher, suami Margaret, melihat hasil pemungutan suara itu langsung berteriak: Hooray. Pemerintahan Partai Buruh, yang tak tergoyahkan selama setengah abad, dan saat itu dipimpin James Callaghan, tumbang sudah. ''Kami tahu bahwa angka akan bersaing ketat, tetapi kami tidak tahu seberapa dekat angka itu,'' kata Thatcher. Siapa anggota parlemen yang mengantar Thatcher, pemimpin Tory (Partai Konservatif), ke kursi orang Nomor 1 Inggris pada pemungutan suara 28 Maret 1979 itu? Dialah Frank Maguire, anggota parlemen dari Irlandia. Maguire semula sempat mengangkat harapan orang-orang Partai Buruh karena wakil rakyat dari Irlandia ini didesas-desuskan bakal memberikan dukungan pada Partai Buruh. Tapi, apa lacur, Maguire menyatakan abstain, sehingga kedudukan Calaghan tak tertolong lagi. Berikut petikan perjalanan karier politik Thatcher, yang kami nukil dari buku The Downing Street Years: AMANAT KESETIAAN DARI RATU KESEMPATAN pertama kami untuk memperlihatkan kepada kawan dan lawan bahwa kami tidak akan dihalangi oleh kesulitan adalah pidato Ratu Elizabeth. Pidato itu merupakan Amanat Kesetiaan untuk menentukan arah pemerintahan baru. Jika kesempatan untuk menentukan jalan radikal baru tidak diambil, kesempatan itu hampir pasti tidak berulang. Lalu, saya memutuskan untuk mengirimkan tanda-tanda perubahan. Kami akan membuat undang-undang untuk membatasi aktivitas badan buruh perusahaan nasional dan memulai proses pengembalian usaha-usaha milik negara jadi sektor swasta. Kami akan memberi hak pada anggota Dewan Kota untuk membeli rumah mereka dengan potongan yang besar, dan dengan kemungkinan 100% angsuran. Kami akan mencabut Undang-Undang Tanah Komunitas Buruh. Kami akan memindahkan obligasi pada otoritas lokal. Ketika saya berbicara dalam debat pidato Ratu, ada dua hal yang menarik perhatian: penghapusan pengawasan harga dan janji terhadap reformasi serikat perdagangan. Banyak orang berharap kami akan mempertahankan pengawasan harga dalam beberapa bentuk, paling tidak bersifat sementara. Setelah itu semua peraturan tentang harga, gaji, dan dividen menjadi sarana yang akan digunakan pemerintah (seperti umumnya di dunia Barat) untuk memperbesar kekuasaan dan pengaruh maupun untuk mengurangi pengaruh inflasi yang ditimbulkan oleh kebijakan keuangan mereka yang tidak bertanggung jawab. Ada banyak bukti yang dikumpulkan Konfederasi Industri Inggris ketika pengawasan harga mempunyai pengaruh minimal terhadap inflasi, pengawasan harga justru merusakkan keuntungan dan investasi industri. Salah satu diskusi dalam Komite E -- komite strategi ekonomi dalam kabinet yang saya pimpin -- apakah kami akan maju dengan pembubaran Komisi Harga. Beberapa menteri berkeberatan karena dengan inflasi yang terus meningkat, pembubaran komisi akan dituding sebagai sumber kenaikan harga, dan kesalahan jadi pada pemerintah. Alasan itu cukup kuat. Saya juga ingin menggunakan pidato itu untuk memberi otoritas pada reformasi serikat perdagangan. Salah satu strategi Menteri Tenaga Kerja Jim Prior adalah konsultasi dengan serikat perdagangan sebelum memberlakukan reformasi terbatas dari Undang-Undang Serikat Perdagangan, yang kami usulkan sewaktu kami jadi oposisi. Pada awalnya, kami mengusulkan tiga reformasi dalam debat pidato Ratu. Pertama, hak untuk melakukan pemogokan -- yang secara serius telah disalahgunakan dalam pemogokan musim dingin terakhir dan juga pada tahun-tahun sebelumnya -- dibatasi hanya bagi mereka yang berselisih dengan atasan langsung. Jadi, pemogokan sekunder tergolong tidak sesuai dengan hukum. Kedua, kami bertekad mengubah peraturan dalam perusahaan- perusahaan yang tertutup, tempat pekerja dipaksa masuk dalam serikat jika mereka ingin mendapat maupun mempertahankan pekerjaan. Mereka yang kehilangan pekerjaan dengan alasan itu harus mendapat kompensasi yang layak. Ketiga, pendanaan masyarakat dapat digunakan untuk membiayai pemungutan suara dalam pemilihan serikat. Kami ingin mengurangi pemilihan lewat pengangkatan tangan dan intimidasi yang sering dianggap demokrasi serikat dagang. PERBEDAAN PENDAPAT AKIBAT KEBOCORAN BEBERAPA anggota masyarakat adalah pengritik ekonomi yang ahli -- walaupun lebih banyak yang marah kalau janji-janji tidak diwujudkan. Pada akhir 1980, saya mulai merasakan kami menghadapi risiko mengorbankan kepercayaan masyarakat untuk program ekonomi. Saya bisa hidup dengan ketidakpopuleran. Tapi kehilangan keyakinan dalam kapasitas untuk menyampaikan program ekonomi jauh lebih berbahaya. Kami menghabiskan lebih banyak ketika kami yakin pada pengeluaran yang sedikit. Inflasi tinggi ketika kami menyatakan program untuk menurunkannya. Industri swasta sedang goyang ketika kami mengatakan hanya perusahaan bebas yang berhasil akan membuat negara sejahtera. Sudah tentu kami bisa menunjuk faktor-faktor yang hanya bisa dikontrol sedikit atau sama sekali tidak bisa dikontrol. Diskusi ekonomi dan belanja masyarakat tahun 1980 kembali menemukan jalan sampai ke pers. Keputusan dilihat sebagai kemenangan oleh satu sisi, atau seperti dikatakan Bernard Ingham bahwa hal itu membuktikan kemustahilan dalam iklim seperti tersebut untuk menyampaikan perasaan kesatuan dan kesamaan tujuan. Selama tahun 1980, masyarakat telah mendengar seperangkat pidato dan kuliah Ian Gilmour, anggota Majelis Tinggi dari Partai Konservatif, dan Norman Saint John Stevas, pemimpin Partai Konservatif di Majelis Rendah, dalam keterbatasan moneterisme. Berbicara di Cambridge, pada bulan November, Gilmour menyatakan bahwa Inggris mengambil risiko pembentukan ''masyarakat Clockwork Orange'' yang semua anggotanya menghadapi keterasingan dan misteri, yang kedengarannya seperti Inggris sedang berada dalam musim dingin yang muram. Saya menghabiskan liburan Natal tentang apa yang harus dilaksanakan. Saya memutuskan ini saatnya untuk merombak kabinet. Satu-satunya pertanyaan: Apakah perombakan yang terbatas akan cukup untuk mengubah keseimbangan kekuatan dalam rangka kepentingan strategi ekonomi kami? Atau perubahan lebih besar yang dibutuhkan? Pada 5 Januari 1981 saya membuat perubahan, dimulai dengan Stevas yang meninggalkan pemerintahan. Saya menyesalkan kehilangannya. Tapi, Stevas membuat kepergiannya tidak bisa dihindari lagi. Dia mempunyai otak kelas satu dan selalu siap siaga. Tapi dia mengubah kekeliruan jadi masalah-masalah politik. Leluconnya tentang kebijakan pemerintah bergerak perlahan-lahan dari percakapan pribadi menjadi gosip di Majelis, dan kemudian menempati halaman pertama surat-surat kabar. Saya menunjuk Nott (sebelumnya tidak masuk kabinet) sebagai menteri pertahanan menggantikan Francis Pym. Saya diyakinkan bahwa seseorang dengan pemahaman yang baik tentang keuangan dan punya tekad terhadap efisiensi dibutuhkan dalam departemen ini. Dua menteri negara yang sangat berbakat, Norman Tebbit dan Kenneth Baker, masuk dalam Departemen Industri untuk mendukung Menteri Keith Joseph. Tebbit sudah bekerja erat sekali dengan saya ketika di oposisi. Saya tahu Tebbit sungguh-sungguh punya keterikatan terhadap kebijakan kami. Baker diberi tugas khusus di Informasi Teknologi, suatu tugas tempat ia bisa memperlihatkan bakatnya dalam mejelaskan kebijakan. Pym mengambil alih tugas menyebarluaskan informasi pemerintah, yang bisa dikombinasikan dengan posisi sebagai Ketua Majelis Rendah. Tapi, sebagian dari penunjukan tersebut menjadi sumber beberapa kesulitan di bulan-bulan berikutnya. Dengan perombakan kabinet yang moderat itu, saya harap kami akan mampu menghadapi kesulitan ekonomi dengan persatuan dan kebulatan tekad yang lebih besar. Tentu saja, persatuan dan kebulatan tekad itu dibutuhkan karena kritik terhadap strategi kami menggunung. Dalam wawancara dengan Weekend World, dan beberapa hari kemudian dalam debat ekonomi di Majelis, saya menjawab argumen yang menyatakan bahwa masalah yang sebenarnya terjadi di Inggris adalah kelemahan permintaan ekonomi yang harus diperbaiki lewat reflasi. Saya katakan pada Majelis bahwa usaha pemerintah merangsang lapangan pekerjaan dengan memompakan uang ke dalam perekonomian menyebabkan inflasi. Inflasi mengarah pada harga yang lebih tinggi. Harga yang lebih tinggi berarti hilangnya kemampuan berkompetisi. Beberapa pekerjaan yang kami peroleh segera hilang, dan diikuti yang lainnya. Dari tingkat pengangguran dan inflasi, proses berulang kembali, dan setiap pengulangan mengakibatkan peningkatan inflasi dan pengangguran. Namun, pihak lain mempunyai sekutu penting di media. Artikel terkemuka di Sunday Times, yang biasanya merupakan koran Konservatif, memakai judul ''Salah, Nyonya Thatcher, Salah, Salah''. Betul, media mempunyai komentar yang menyakitkan. Dan itu memukul mental para pendukung saya. PEMOGOKAN BURUH BAJA Perdebatan tentang reformasi serikat pekerja, baik di dalam maupun di luar pemerintah, berlangsung di bawah bayang-bayang konflik industri. Pemogokan buruh baja tahun 1980 menantang strategi ekonomi kami secara langsung. Industri baja, seperti industri motor, menderita karena pengaruh kebijakan ambisius dari intervensi negara. Salah satu kebijakan pertama saya mengenai nasionalisasi industri adalah menyetujui penutupan pabrik baja Shotton di Wales Utara. Tindakan untuk memberikan lapangan kerja baru di area itu akan segera diumumkan, tetapi saya tahu penutupan akan mempunyai pengaruh merusakkan para pekerja pabrik baja dan keluarga mereka. Dewan Direksi British Steel Corporation (BSC) memastikan bahwa 52.000 pekerja baja terpaksa diberhentikan. Tapi, prospek bisnis bagi BSC tetap saja buruk. Saya memimpin pertemuan teratur dari kelompok kecil menteri dan pejabat lain untuk memantau situasi baja dan menentukan tindakan yang akan diambil. Menjadi jelas bagi saya bahwa pemogokan pekerja baja tidak akan membuat industri Inggris terhenti. Angka-angka menunjukkan bahwa pemogokan sejauh itu hanya mempunyai pengaruh kecil pada produk industri. Bahkan, jika produksi baja swasta juga terhenti bersamaan, ada persediaan untuk mendukung sektor manufaktur selama 4 sampai 6 bulan. Hanya dalam area pengalengan makanan ada kemungkinan munculnya kesulitan besar. Pada pertemuan berikutnya semua informasi meyakinkan bahwa pemogokan tidak akan berhasil. Ketahanan para pengguna baja semakin meningkat dengan arus baja impor yang terus mengalir. Setelah beberapa minggu semua perusahaan baja swasta kembali berproduksi. Walau sudah jelas serikat kalah -- dengan kegagalan pemogokan melumpuhkan industri Inggris, dan para pemogok sendiri sudah kehilangan semangat -- syarat-syarat dari pemerintah dan manajemen tetap berimbang. Serikat ingin jalan keluar yang juga menyelamatkan muka mereka. BSC secara resmi sudah mengajukan jalan pemecahan, tetapi sempat ditolak. Namun, tawaran itu tetap terbuka. Ada tekanan kuat -- yang saya ingin agar dilaksanakan -- pada penyidik pengadilan mengenai pemogokan juga menyampaikan penyelesaian. Saya sebenarnya lebih suka melibatkan ACAS (the Advisory, Conciliation, and Arbitration Service). Bagi saya ACAS tampaknya punya alasan untuk hadir bagi semuanya, dan seharusnya punya peran dalam situasi seperti itu. Kenyataannya, kami disalahkan karena hanya mengamati ketika tiga orang penyelidik, Lords Lever, Marsh, dan Bill Keyes, merekomendasikan penyelesaian di atas angka yang ditawarkan BSC, tapi masih di bawah angka yang diminta Iron and Steel Trades Confederation (ISTC). Tawaran itu diterima. Semua pabrik BSC sudah beroperasi kembali. Hasilnya jelas sekali bisa dilihat sebagai kemenangan bagi pemerintah, kalau tidak bagi manajemen BSC. BEDA PENDAPAT ROMBAK KABINET ADALAH anggaran 1981 yang sepanjang musim panas terus menggelisahkan kabinet. Beberapa menteri sudah lama berbeda pendapat. Ironisnya, persis ketika oposisi terhadap strategi sedang hebat-hebatnya, angka bawah resesi justru sedang dicapai. Reformasi serikat perdagangan merupakan subjek lain dari ketidaksepakatan kabinet. Kami telah mengeluarkan makalah tentang kekebalan serikat perdagangan, dan komentar atas makalah itu diterima pada akhir Juni 1981. Ketika komentar tiba, terlihat keinginan di kalangan pengusaha atas tindakan radikal selanjutnya agar membawa serikat perdagangan sepenuhnya di bawah hukum. Tapi Jim Prior dan saya tidak setuju dengan tindakan yang akan dilakukan. Saya menginginkan tindakan lebih lanjut untuk membatasi kekebalan serikat pekerja. Tapi, sejarah menunjukkan serikat bisa mengalahkan pembuat undang-undang kalau memang mereka menginginkan. Saya yakin sejarah tidak memperlihatkan itu, tetapi lebih pada pemerintah masa lalu yang telah gagal karena kurang berani. Saya juga yakin dalam kasus serikat perdagangan ada sejumlah besar dukungan masyarakat yang bisa digunakan. Perbedaan dalam kabinet mengenai strategi ekonomi -- serta antara saya dan Menteri Tenaga Kerja Prior mengenai serikat perdagangan -- bukan sesuatu yang menonjol, tapi mendasar. Jika tujuan yang telah saya tentukan sebelumnya akan dicapai, mereka harus kembali dikuatkan dan berjuang untuk kabinet baru. Jadi jelas pada saya bahwa perombakan besar dibutuhkan jika kebijakan ekonomi akan dilanjutkan, dan jika saya tetap mau jadi perdana menteri. Saya menginginkan perombakan kabinet jika memungkinkan pada masa reses sehingga menteri-menteri bisa terbiasa dengan departemen mereka sebelum diserang pertanyaan di Majelis Rendah. Saya juga percaya bahwa masalah-masalah biasanya jadi lebih sulit pada akhir bulan Juli, dan lebih baik bagi kami semua untuk bisa berlibur sebelum keputusan diambil. Sehari setelah perombakan kabinet, The Times dengan judul ''Prima Inter Pares'' memberi reaksi terhadap perubahan yang saya tempuh: Kesan terakhir... yang ditinggal oleh perombakan ini adalah stempel tidak terhapuskan dan gaya dari Perdana Menteri itu sendiri. Dia telah mempertegas kembali dominasi politiknya dan menyatakan kembali keyakinan terhadap kebijakannya. Ia telah menghargai mereka yang telah melakukannya, dan menghukum mereka yang tidak sejalan dengan keyakinannya. Jika ia berhasil -- dan melalui suksesnya dia bermaksud menumbuhkan ekonomi Inggris dan memenangkan pemilihan berikut untuk Partai Konservatif -- itu akan dicatat sebagai kemenangan pribadi. Jika ia gagal, kesalahan tentu akan bersandar pada pintunya, walau kerusakan dan akibatnya akan menyebar melalui bentangan politik dan ekonomi. Saya bisa menerima tulisan itu. MEMOTONG DAN MEMPERSILAKAN Tahun 1980, merupakan dekade kemakmuran, ketika penampilan ekonomi kami mengagumkan dunia. Pada dekade sebelumnya, Inggris ketinggalan di belakang negara-negara Masyrakat Eropa lainnya. Dari 1987 ada tanda klasik dari ekonomi yang sangat panas dan awal kebingungan terhadap indikator ekonomi yang tampak. Tindakan Nigel Lawson membayang-bayangi Deutschmark berarti kami tidak mengambil tindakan yang cukup untuk mengetatkan kebijakan moneter. Jumlah defisit menjadi masalah nyata yang tidak boleh mengaburkan -- walau pada tingkat tertentu mencerminkan -- kenyataan bahwa pada tahun-tahun itu industri sudah menanam modal untuk masa depan: tahun 1980-an investasi bisnis Inggris tumbuh cepat dari semua negara industri besar, kecuali dari Jepang. Lapangan kerja baru tercipta: 3.320.000 lapangan kerja diciptakan antara Maret 1983 dan Maret 1990. Jadi penting untuk memahami apa yang berjalan baik pada tahun- tahun itu dan apa pula yang berjalan salah. Masalah muncul ketika sisi permintaan, seperti uang dan kredit terlalu cepat dikembangkan, sehingga membuat harga-harga aset modal membubung, khususnya perdagangan barang yang noninternasional, seperti rumah. Spiral itu harus segera dihentikan. Kontrasnya, reformasi sisi penawaran berhasil dengan baik. Di sinilah perubahan yang membuat efisiensi dan fleksibilitas lebih besar dan dengan demikian memungkinkan perusahaan Inggris memenuhi permintaan pasar di dalam dan di luar negeri. MENGUBAH WAJAH PAJAK REFORMASI pajak dari Nigel Lawson membuat dia tercatat sebagai pejabat dengan cengkeraman kuat. Kami punya beberapa perbedaan, antara lain dalam soal keringanan pajak hipotek yang akan dihapuskannya. Tapi, Lawson umumnya tidak suka minta petunjuk. Cara yang ditempuhnya sangat bertentangan dengan gaya pendahulunya, Geoffrey Howe. Lawson sering mengajak saya menelusuri proposal anggaran ketika sudah selesai dikerjakannya. Hal yang khusus dari anggaran Lawson adalah kejelasan dan kecemerlangannya. Howe menyukai paket keseimbangan yang baik, sedangkan Lawson menyukai anggaran yang semuanya didasarkan pada satu tema sentral dan satu tujuan. Lawson mencari pemecahan yang brilian dalam masalah fiskal yang penuh risiko. Dia sungguh- sungguh penjudi alami. Anggaran tahun 1985 memang tidak terlalu istimewa. Tapi, seperti anggaran tahun 1984, itu berhasil meningkatkan dana pajak pendapatan pribadi di atas inflasi. Tahun 1986, Lawson membuat apa yang saya pertimbangkan sebagai keputusan politik yang tepat dengan memotong tarif dasar dari pajak pendapatan sebesar satu penny. Ia juga mendirikan Personal Equity Plans (PEP) untuk mendorong investasi pribadi dalam saham-saham sebagai jalan untuk mendorong kapitalisme yang meluas. Saya mulai mempertanyakan besarnya pemotongan pajak yang diusulkan Lawson karena merasa pemotongan pajak yang cukup besar dalam iklim pelanggan yang sedang banyak akan mempunyai efek psikologis yang tidak bisa diduga oleh ilmu ekonomi. Angka- angka yang saya lihat pada anggaran pembayaran kembali utang masyarakat atau surplus anggaran -- dalam anggaran diperkirakan sebesar 3 miliar poundsterling -- meyakinkan saya kembali. Lebih dari itu surplus anggaran pada tahun 1988-1989 adalah 14 miliar poundsterling. Saya jadi percaya bahwa anggaran tahun 1988 Lawson berhasil. MENGANGKAT MASALAH TERSELUBUNG SWASTANISASI merupakan hal mendasar yang meningkatkan penampilan ekonomi Inggris. Bagi saya lebih jauh: itu merupakan salah satu sarana penting untuk memperbaiki keropos yang merupakan pengaruh sosialisme. Kepemilikan bagi negara tidak lebih dari kepemilikan impersonal, banyak yang dikontrol oleh politisi dan pegawai negeri, dan itu adalah istilah yang tidak cocok untuk menggambarkan nasionalisasi, seperti dilakukan Partai Buruh sebagai ''kepemilikan masyarakat''. Tapi, melalui swastanisasi -- khususnya yang mengarah pada kemungkinan anggota masyarakat untuk memiliki saham -- kekuatan negara dikurangi dan kekuatan masyarakat diperbesar. Swastanisasi itu sendiri tidak memecahkan semua masalah walau itu, seperti bisa saya tunjukkan, jelas mengangkat masalah- masalah terselubung yang bisa diatasi. Monopoli atau semimonopoli yang diubah menjadi sektor swasta membutuhkan peraturan yang hati-hati untuk mencegah penyalahgunaan kekuatan pasar, apakah itu mengorbankan saingan (jika memang ada) atau pembeli. Tapi, dalam dasar peraturan itu ada argumen yang baik untuk swastanisasi: regulasi, yang pada masa sektor negara tersembunyi, kini jadi jelas dan spesifik. Saya selalu senang melihat usaha yang menyerap sejumlah besar uang pembayar pajak. Ini merupakan sinonim industri Inggris yang jatuh pada masa kepemilikan negara, tapi bangkit dalam sektor swasta. Prospek swastanisasi mendorong perusahaan untuk lebih kompetitif. Lord King berhasil mengubah British Airways dengan kebijakan merampingkan, meningkatkan pelayanan pada pelanggan, dan memberi pekerja bonus keberhasilan. British Steel, yang menyerap sejumlah besar subsidi pada 1970-an, berubah jadi perusahaan swasta yang menguntungkan. SWASTANISASI SARANA UMUM BRITISH Telecom (BT) adalah fasilitas masyarakat pertama yang diswastanisasikan. Sekitar 2.000.000 orang membeli sahamnya, dan sekitar setengah dari mereka tidak pernah menjadi pemilik saham sebelumnya. Tapi, hubungan antara swastanisasi dan liberalisasi -- ini berarti membuka telekomunikasi dalam kompetisi yang meluas -- merupakan masalah yang rumit. Konsekuensi swastanisasi untuk BT dapat dlihat dari menggandanya tingkat investasi, yang sekarang tidak lagi dibatasi terhadap perusahaan layanan masyarakat. Konsekuensi pada pelanggan juga menjadi lebih baik. Harga-harga menurun tajam, waktu tunggu antrean telepon menyusut, dan jumlah kotak telepon umum yang beroperasi bertambah. Itu merupakan bukti yang meyakinkan bahwa perusahaan layanan masyrakat akan lebih baik berjalan sebagai sektor swasta. Banyak masalah yang sama timbul dalam swastanisasi British Gas (BGC), yang sudah menjadi industri nasional selama 40 tahun. BGC mempunyai lima usaha utama, yaitu pembelian gas dari perusahaan minyak, penyaluran gas termasuk pengiriman dan distribusi gas sampai ke pelanggan, eksplorasi dan produksi gas sendiri, yang kebanyakan di lapangan lepas pantai, penjualan peralatan gas di ruang pamer, dan instalasi serta pelayanan untuk peralatan itu. Tentu saja fungsi penyaluran gas kepada pelanggan bisa digambarkan sebagai monopoli alami. Formula dari peraturan dan masalah liberalisasi impor dan ekspor gas menjadi fokus utama antara Peter Walker, yang sudah siap- siap menerima monopoli sebagai konsekuensi dari awal swastanisasi pada satu sisi, serta Departemen Keuangan dan DTI yang lebih suka kompetisi keras sejak awal. Kami dapat melakukan liberalisasi ekspor gas sejak awal. Saya tetap berpikir saya benar melakukan hal itu karena swastanisasi adalah sukses yang bergema. (Masalah kekuatan monopoli British Gas kini sedang diselidiki oleh Komisi Merger dan Monopoli). Empat setengah juta orang membeli sahamnya, termasuk hampir semua dari 130.000 pekerjanya. Swastanisasi industri air lebih merupakan masalah politik yang peka. Otoritas air tidak saja hanya menyalurkan air, tapi juga menjaga kualitas sungai, mengawasi polusi air, dan mempunyai tanggung jawab terhadap perikanan, konservasi, rekreasi, dan navigasi. Adalah Nick Ridley -- orang asal pedesaan yang punya kesadaran alami terhadap lingkungan -- yang kemudian jadi menteri lingkungan. Swastanisasi juga berarti perusahaan dapat mendapat uang dari pasar modal untuk investasi yang diinginkan guna meningkatkan kualitas air. MENUJU EROPA BERSATU NUANSA tiga Dewan Eropa yang pertama, pada masa jabatan saya yang kedua sebagai perdana menteri Inggris, sangatlah tradisional. Isu-isu yang dibahas adalah masalah khas Eropa, soal kebijakan keuangan dan pertanian. Hasilnya juga khas, kemenangan Inggris pada butir-butir penting. Tapi, lingkungan Masyarakat Eropa tempat saya bekerja menjadi terasa asing dan sering ''beracun''. Pertentangan antara kami bukan lagi tentang taktik atau soal- soal jangka pendek melainkan tentang masa depan Masyarakat Eropa secara keseluruhan, ke mana persekutuan ini mau diarahkan, dan bagaimana nanti hubungannya dengan dunia luar yang sedang berubah begitu cepat. Poros Franco-German jadi semakin nyata, dan dengan penyatuan Jerman hubungan tersebut sebenarnya tidak seimbang dengan dominasi Jerman yang semakin kentara. Berbau federalis yang disponsori Jerman dan Prancis mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak di dalam Masyarakat Eropa. Untuk menghadapi berbagai kekuatan yang amat besar ini saya selalu berusaha mencari sekutu, kadangkala saya berhasil. Tapi, yang paling utama adalah tidak adanya pilihan buat saya selain bersikap radikal dalam mengambil posisi yang berlawanan dengan apa yang kelihatannya akan dituju mereka. Saya terpaksa mengibarkan isu-isu kedaulatan nasional, pasar bebas, kebebasan berusaha, dan berkelahi untuk itu. Mungkin akhirnya saya terisolasi di dalam Masyarakat Eropa. Jika diambil perspektif lebih luas, kaum federalis itulah yang terisolasi dari dunia. Mereka melengketkan diri sepenuhnya pada separuh Eropa pada saat Eropa secara keseluruhan sebenarnya sedang mengalami pembebasan. Jika ada ide yang sempat laku dan kemudian langsung menjadi tidak relevan, ide itu adalah megastate di Eropa yang artifisial. Itu sebabnya saya bukannya hanya mengambil langkah yang benar tentang Eropa, tapi saya juga merasa sangat yakin jika pemerintahan dan partai yang saya pimpin cukup kukuh, kami bakal mendapat dukungan dari perkembangan- perkembangan baru yang akan terjadi di dunia. SUBSIDI UNTUK PERTANIAN SIAPA sekutu saya? Jerman dan Prancis tak bisa dipercaya pada saat perundingan tentang pemotongan anggaran untuk pertanian tiba. Petani mereka yang sangat berpengaruh secara politis benar- benar bergantung pada subsidi. Sekutu saya yang paling terpercaya -- walau kadangkala juga mengkritik -- adalah Belanda. Dan saatnya tiba untuk sebuah perundingan yang sangat pelik, baik secara teknis maupun politis, pada saat saya harus ke Brussels untuk perundingan Dewan Eropa pada Juni 1987. Hari sangat panas dan lembap pada saat saya tiba. Dalam perjalanan dari bandara, para pendukung penyatuan Eropa, yang fanatik namun tak berbahaya, melemparkan balon-balon berisi air ke mobil saya. Di ruang sidang, kemungkinan perundingan untuk gagal amat besar. Terlebih lagi pemimpin sidang, Perdana Menteri Belgia, yang juga Presiden Dewan Eropa, M. Martens, amat lemah. Ia membiarkan saja debat kusir selama empat jam tentang rancangan pajak minyak dan lemak yang sudah pasti bakal ditolak Jerman, Belanda, dan saya. Saya adalah kepala negara yang paling siap dalam perundingan itu karena selalu mengerjakan pekerjaan rumah dan tim saya amat hebat. Andalan saya adalah David Williamson dari Kementerian Pertanian. Intrik-intrik dalam pembuatan kebijakan keuangan di Masyarakat Eropa benar-benar merupakan satu ujian berat untuk kemampuan intelektual dan kemampuan berpikir secara jernih. Dalam perundingan Brussels ini, juga perundingan Kopenhagen sesudahnya, hal-hal yang didiskusikan benar-benar absurd. Mereka seharusnya sudah mencapai paling tidak kesepakatan awal pada tingkat menteri, tetapi hal itu tidak dilakukan. Keputusan tak pernah dicapai dan mereka membiarkan para kepala negara merundingkan hal-hal rinci, yang bahkan bisa membuat pusing akuntan paling top sekalipun. Sebelumnya, saya sudah bertemu dengan dua orang pemain kunci dalam perundingan ini, M. Chirac dan Francois Mitterrand, masing- masing sebagai perdana menteri dan presiden, dari Prancis. Chirac, dikenal sebagai ''Sang Buldoser'', dan dalam berbagai kesempatan saya selalu menegaskan bahwa saya bukan mangsa buldoser. Karakter Chirac adalah bumi dan langit jika dibandingkan dengan Mitterrand. Chirac adalah orang yang tegas, tak pakai basa-basi, sangat pandai berargumentasi, dan memiliki kemampuan ekstra untuk menyerap hal-hal rinci. Ketertarikannya pada isu-isu ekonomi amat jelas. Mitterrand jauh lebih kalem, lebih tertarik pada soal politik luar negeri, bosan dengan hal- hal yang detail, dan kelihatannya meremehkan soal-soal ekonomi. Anehnya, saya suka pada kedua orang ini. Chirac di Brussels terang-terangan menjuluki saya sebagai ''nyonya rumah'', dan juga membuat komentar amat panas dalam suatu perdebatan setahun kemudian. Bagaimanapun juga, buat saya, Chirac lebih enak untuk diajak berunding daripada Presiden Mitterrand. Soalnya, Chirac selalu mengatakan apa yang dipikirkannya. Apa yang dilakukannya sebagai pejabat juga tak berbeda dengan pandangan-pandangannya pribadinya. Secara umum, perundingan di Brussels bisa dikatakan gagal, dan saya adalah biang keladinya. Demikian pula halnya dengan perundingan berikutnya di Kopenhagen. PERDAGANGAN BEBAS DAN PROTEKSIONISME PERTENTANGAN soal subsidi pertanian sudah mulai mereda, tetapi soal perdagangan bebas jauh lebih sulit. Hampir semua orang menilai, ini soal prinsip. Kenyataannya, secara politis soal ini juga menyakitkan. Inggris selalu mendapat keuntungan dari perdagangan global yang terbuka. Amerika Serikat, secara tradisional juga meyakini paham perdagangan bebas. Tetapi, kebijakan perdagangan Inggris saat ini berada di tangan Masyarakat Eropa, yang secara mayoritas terdiri dari negara- negara yang secara tradisional pro-kartel dan memiliki kelompok petani yang sangat berpengaruh. Inggris adalah minoritas di Eropa dalam hal perdagangan bebas. Akibatnya, saya makin memperhatikan negara-negara Dunia Ketiga yang harus mengekspor hasil pertanian dan tekstil mereka, bagaimana mereka semakin meningkatkan tekanan atas negara- negara Barat kaya yang sangat proteksionistis. Saya juga menganggap perdagangan bebas jauh lebih penting dari segala strategi lain yang ambisius dan kadangkala malah berdampak negatif. Contohnya, apa yang mereka sebut pertumbuhan terkoordinasi yang malah mengakibatkan inflasi. Perdagangan bebas menciptakan peluang bagi negara miskin bukan hanya untuk mendapatkan devisa, melainkan juga untuk meningkatkan taraf hidup rakyat mereka. Perdagangan bebas merupakan kekuatan perdamaian, kebebasan, dan penyebaran kekuasaan politik. Perdamaian karena hubungan ekonomi yang baik antara dua negara akan memperkuat saling pengertian dengan dasar kepentingan bersama. Kebebasan karena perdagangan antara dua individu akan melampaui segala aparat negara dan juga menyebarkan kekuasaan kepada para semua orang yang terlibat, bukan pada perencana yang duduk di pemerintahan. SATU EROPA SATU MATA UANG PROBLEM saya dalam perdebatan tentang Mata Uang Eropa berlipat dua. Pertama, tentu saja, adalah kenyataan bahwa saya hampir tak punya sekutu. Cuma Denmark, negara kecil dengan semangat menyala- nyala namun tak punya bobot, yang bersama saya. Kedua, saya ibarat seorang petarung yang mesti berkelahi dengan satu tangan diikat ke belakang. Sebagai calon anggota Masyarakat Eropa di masa depan, Inggris sudah menandatangani Komunike Paris 1972. Komunike ini memperkuat ketetapan hati para negara anggota untuk terus bergerak menuju penyatuan ekonomi dan keuangan. Rumusan ini mungkin mencerminkan dengan baik apa yang dimaui oleh Perdana Menteri Inggris (waktu itu) Ted Heath, namun bukan kemauan saya. Saya tahu tak ada gunanya berkelahi jika saya tahu pasti akan kalah, sehingga saya lebih suka membiarkan mereka untuk sementara. Tentu saja akan tiba saatnya sang anjing bangun dan menyalak. Pada perundingan untuk membahas akta penyatuan Eropa periode 1985-1986, saya berusaha agar soal Satuan Uang Eropa (EMU) tak masuk dalam agenda. Tapi Jerman menolak dan soal EMU masuk dalam pembahasan. Untungnya, saya menemukan Pasal 20 Single European Act yang bisa memberikan interpretasi baru tentang arti EMU. Pasal ini memungkinkan saya menginterpretasikan EMU sebagai Kerja Sama Ekonomi dan Moneter Eropa, bukan sebagai rencana yang mengarah kepada penyatuan mata uang. Akibatnya, muncul ketidakpastian yang terpaksa dikaji ulang. Baru pada sesi di Hanover 1988, dan kemudian di Madrid pada tahun berikutnya, EMU dirujukkan kembali pada tujuan yang tercantum pada Single European Act, yakni ''realisasi yang progresif ke arah penyatuan ekonomi dan moneter''. Ketika makin banyak fakta yang saya lihat tentang bagaimana Masyarakat Eropa beroperasi, saya makin tak tertarik pada penyatuan mata uang. Saya selalu lebih suka pada pasar terbuka, kurs mata uang yang mengambang, dan hubungan eknonomi transatlantik yang kuat. Sayangnya, dalam berargumentasi, saya terhambat oleh keterikatan resmi yang sudah diberikan Inggris untuk penyatuan ekonomi dan moneter Eropa, yang tercantum dalam pembukaan Traktat Roma. Pembukaan Traktat Roma inilah yang menentukan banyak sekali keputusan yang saya kira mestinya diputuskan sesuai dengan kondisi zamannya. Traktat ini juga memberikan keuntungan psikologis pada lawan-lawan saya yang tak pernah membiarkan kesempatan untuk menghantam saya lewat begitu saja. RUNTUHNYA TEMBOK BERLIN Runtuhnya komunisme di Eropa adalah perubahan politik yang sangat saya nantikan seumur hidup. Betapapun hebatnya saya merayakan peristiwa ini, saya tak akan membiarkan kegembiraan mengalahkan akal sehat dan pertimbangan yang bijaksana. Saya tidak percaya bahwa proses pengenalan demokrasi dan pasar bebas pada negara- negara itu akan berjalan lancar dan mudah. Masih terlalu dini untuk meramalkan rezim macam apa yang akan muncul di negeri- negeri itu. Lagi pula, Eropa Tengah dan Timur terdiri dari negara-negara yang cukup rumit komposisinya. Kebebasan politik bakal mendatangkan konflik etnik. Perang belum akan terhapuskan di sana. Perubahan yang dinanti-nanti ini terjadi karena blok Barat selalu kuat dan teguh. Itu juga karena Michael Gorbachev dan Uni Soviet sudah melupakan doktrin Leonid Brezhnev. Tapi, saat ini juga masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa negara-negara yang sudah bebas dari komunisme itu bakal bebas selamanya, karena Soviet masih bisa berubah kembali menjadi buruk. Maka, sangatlah penting untuk menghindari tindakan yang bisa memprovokasi pemimpin politik dan militer Soviet. Dari sini persoalan mengarah kepada masa depan Jerman. Jika ada satu hal yang sangat mengkhawatirkan, karena para penganut garis keras di Moskow bisa memanfaatkannya, soal itu adalah Jerman yang bersatu dan kuat. Terlebih lagi ada kemungkinan bahwa Jerman yang bersatu dan kuat bisa memperbarui ambisinya untuk menguasai wilayah di sebelah timur. JERMAN DAN PERIMBANGAN KEKUASAAN Ada satu kecenderungan untuk menilai masalah Jerman sebagai sesuatu yang terlalu rumit dan kompleks untuk didiskusikan politisi. Ini keliru. Masalah ini memiliki beberapa elemen yang hanya bisa ditangani jika orang-orang non-Jerman mempertimbangkannya dengan terbuka dan konstruktif. Saya tidak percaya pada dosa bersama, individulah yang mesti bertanggung jawab secara moral atas segala tindakan yang diambilnya. Tapi, saya percaya akan adanya satu karakter nasional, yang terbentuk oleh berbagai faktor yang sangat kompleks. Sejak penyatuan Jerman di bawah Bismarck, Jerman selalu berubah- ubah antara agresi dan keraguan pada diri sendiri. Negara- negara tetangga Jerman, seperti Prancis dan Polandia, sangat menyadari situasi ini lebih daripada Inggris, apalagi Amerika. Atas pertimbangan ini pula sering Prancis dan Polandia harus menahan diri memberi komentar yang dirasa akan jadi isu sensitif. Rusia juga sama bingungnya. Tapi, di sini urusannya menyangkut ketergantungan pada kredit dan investasi dari Jerman yang sangat menentukan kehidupan negara itu. Mungkin, orang yang pertama kali bisa mengenali adanya ''masalah Jerman'' ini adalah orang-orang Jerman modern. Mayoritas terbesar mereka beranggapan bahwa Jerman seharusnya tidak menjadi sebuah negara besar atas pengorbanan negara lain. TAK ADA LAGI CHECKPOINT CHARLIE PADA mulanya, kelihatannya Soviet bakal menolak dengan keras munculnya kembali Jerman yang kuat dan bersatu. Terlebih lagi jika yang muncul adalah Jerman yang pro-Barat yang bakal mendiskreditkan komunisme. Tentu saja, Soviet mungkin sudah memperhitungkan pula kemungkinan munculnya satu rezim sosialis yang agak kekiri-kirian. Pemerintahan seperti ini cocok dengan target jangka panjang Soviet untuk menetralisasi dan melucuti senjata nuklir Jerman Barat. Di Moskow, dalam satu pembicaraan dengan Gorbachev, saya menyatakan bahwa NATO berkali-kali sudah menyampaikan dukungannya pada aspirasi rakyat Jerman untuk bersatu kembali walau dalam kenyataan kami agak berhati-hati. Saya menyatakan hal itu bukan atas nama saya saja, paling tidak saya sudah mendiskusikan hal ini dengan pemimpin Eropa yang lain. Presiden Gorbachev pun juga menyatakan ketidaksetujuannya. Konfirmasi Gorbachev ini memperkuat keinginan saya untuk memperlambat proses penyatuan yang sudah sampai pada tahap- tahap akhir. Tentu saja saya tak ingin orang-orang Jerman Timur harus tetap hidup di bawah naungan paham komunisme. Saya melihat Jerman Timur yang benar-benar demokratis akan segera muncul. Itu sebabnya saya mempertimbangkan masalah penyatuan Jerman sebagai soal terpisah. Dalam hal penyatuan, keinginan dan kepentingan para tetangga Jerman haruslah dipertimbangkan sepenuhnya. Jerman Barat sendiri tampaknya menginginkan penyatuan. Kanselir Kohl, menelepon saya suatu sore, ketika baru pulang dari Berlin pada saat penghancuran tembok dimulai. Jelas Kohl tampak begitu terkesima pada apa yang baru disaksikannya. Saya sarankan agar mengontak Gorbachev, yang tentu saja menaruh perhatian besar. Ia berjanji akan melakukannya. Tak lama kemudian, Duta Besar Soviet muncul membawa pesan dari Gorbachev yang sangat khawatir bakal terjadi insiden. Bisa saja tiba-tiba rakyat Berlin Timur menyerang tentara Soviet di sana yang bisa membawa konsekuensi yang amat serius. Kanselir Kohl, tak seperti yang saya harapkan untuk sedikit menurunkan tekanan atas isu penyatuan, malah menjadi sibuk meningkatkannya. Dalam pernyataannya di Bundestag, ia menyatakan bahwa inti masalah Jerman saat ini adalah kebebasan, dan rakyat Jerman Timur mesti diberi kebebasan untuk menentukan masa depan sendiri dan tak memerlukan nasihat orang lain. Nada pernyataan Kohl sudah mulai berubah ke arah penyatuan dan kemudian menjadi semakin kuat. Padahal, Menteri Luar Negeri Jerman, Genscher, secara tertutup sudah memberikan jaminan bahwa Jerman ingin menghindari isu penyatuan Jerman. Itu sebabnya Presiden Mitterrand mengadakan pertemuan khusus untuk para kepala negara di Paris untuk mendiskusikan apa yang sedang terjadi di Jerman. Sebelum berangkat, saya sempat mengirim pesan untuk Presiden George Bush bahwa, dalam pandangan saya, prioritas utama adalah melihat adanya demokrasi di Jerman Timur, dan soal penyatuan Jerman bukanlah soal yang harus dibahas saat itu. Presiden Bush kemudian menelepon, dan setuju atas pandangan saya. Pertemuan di Paris dibuka Mitterrand dengan serangkaian pertanyaan, termasuk apakah soal perbatasan jadi materi diskusi. Kemudian Kohl mulai dengan pernyataan bahwa rakyat ingin mendengar suara Eropa. Ia menutup pidatonya dengan menyatakan bahwa tak perlu ada pembicaraan tentang masalah perbatasan, tapi rakyat Jerman Timur harus diberi kebebasan untuk menentukan masa depan sendiri. Saya jawab, sekalipun perubahan yang sedang terjadi sangat bersejarah, kita tak boleh terjebak dalam kegembiraan. Perubahan itu hanyalah permulaan dan akan memerlukan beberapa tahun untuk mendapatkan demokrasi yang murni dan perubahan ekonomi di Eropa Timur. Usaha semacam ini hanya akan membuat Gorbachev kecewa dan membuka kotak Pandora. Kita harus menjaga agar NATO dan Pakta Warsawa tetap utuh untuk memelihara stabilitas. Apa pun keberatan Kanselir Kohl atas tanggapan saya tidak dinyatakannya. Apakah ia sudah memutuskan untuk mempercepat proses penyatuan Jerman, saya tidak tahu. Beberapa hari kemudian saya bertemu dengan Presiden Bush di Camp David. Pertemuan itu cukup akrab, tapi Bush tampak tidak nyaman. Saya mencoba meyakinkannya tentang kebenaran pandangan saya. Presiden Bush tidak membantah pandangan-pandangan saya secara langsung, tapi menanyakan apakah pendirian saya ini menimbulkan gesekan dengan Kanselir Kohl. Tampak jelas di antara kami ada perbedaan. Dalam soal anggaran pertahanan, misalnya, Bush beranggapan dengan runtuhnya komunisme Barat ia akan mendapat sedikit kelegaan untuk mengurangi tekanan pada defisit anggaran dengan memotong anggaran pertahanan. Saya tak setuju, karena masih ada ancaman yang tidak ketahui. Lagi pula, buat saya, anggaran pertahanan bisa diibaratkan asuransi rumah. Kita tak bisa berhenti hanya karena jalan di depan rumah kita untuk sementara aman dari perampokan. Dari sini saya simpulkan bahwa saya tak bisa berharap banyak dari Amerika untuk memperlambat proses penyatuan Jerman yang sebenarnya, jika bisa, sedapat mungkin saya hindari. DIDESAK LAGI KE DOWNING STREET ATAS usul Peter Morison, anggota Partai Konservatif, saya setuju bahwa saya harus bertemu dengan anggota kabinet satu per satu. Rencana segera dibuat setelah saya berada di London sekembali dari pertemuan CSCE di Paris, November 1990. Para staf di Downing Street Nomor 10 bertepuk tangan ketika saya tiba, seribu bunga mawar merah datang dari seorang pendukung. Saya langsung naik untuk bertemu dengan Denis. Kasih sayang tidak pernah memudar di antara kami. Anjurannya adalah saya sebaiknya mengundurkan diri. ''Jangan lanjutkan, Sayang,'' katanya. Tetapi saya rasakan di punggung saya bahwa saya harus bertarung. Teman- teman dan pendukung mengharap saya bertarung, dan saya berutang pada mereka agar melaksanakannya sepanjang masih ada kesempatan untuk menang. Tapi adakah? Setelah beberapa menit saya turun untuk mempelajarinya dengan Peter Morison dan Norman Tebbit serta John Wakeham. Mereka mengatakan sangat sulit untuk mengetahui bagaimana dukungan suara bagi saya di kalangan anggota parlemen. Tapi, banyak yang akan memperjuangkan setiap inci jalan bagi saya. Area terbesar dari kelemahan adalah di kalangan kabinet. Tujuannya mesti menghentikan Michael Heseltine, anggota Partai Konservatif yang jadi saingan saya, dan menurut Tebbit saya punya kesempatan untuk itu. Saya cukup terus terang padanya. Saya katakan jika saya bisa melihat krisis Teluk dilewati dan inflasi turun, saya akan bisa menentukan waktu untuk pergi. Saya melihatnya sebagai tanda yang memberi jaminan bagi mereka bahwa saya akan mengundurkan diri setelah pemilihan berikut. Tapi, kami harus mempertimbangkan kemungkinan lain. Jika Heseltine tidak bisa diduga, siapa yang terbaik yang bisa menahan dia? Tidak Tebbit, dan tidak juga Douglas Hurd, akan dapat menahan Heseltine. Lebih dari itu, walau saya mengakui karakter dan kemampuan Hurd, dan senang padanya karena kesetiaannya, saya ragu apakah ia mampu menjalankan kebijakan yang saya yakini. Itu merupakan pertimbangan penting, sehingga saya melihat lebih banyak pada John Major. Wakeman mengatakan masalah besar adalah apakah ada calon dengan kesempatan yang lebih baik untuk mengalahkan Heseltine. Ia melihat tidak ada tanda itu. Semuanya jadi menggantungkan diri dan meyakinkan kampanye saya hanya akan berhasil jika semua rekan berjuang keras untuk saya. John Moore mengatakan bahwa saya memerlukan tekad menyeluruh dari menteri-menteri, khususnya menteri muda, supaya bisa berhasil. Saya bertemu dengan Hurd dan memintanya secara formal untuk mencalonkan saya pada perhitungan suara kedua. Dia setuju. Kemudian saya telepon John Major di rumahnya di luar Huntingdon. Saya katakan padanya bahwa saya akan berdiri kembali dan Hurd akan mencalonkan saya. Saya minta Major jadi calon kedua. Ada beberapa waktu hening. Sudah jelas ada kebimbangan. Tidak diragukan lagi bahwa operasi terhadap gigi geraham bungsu Major menimbulkan masalah padanya. Kemudian ia katakan bahwa jika itu yang saya inginkan, baiklah. Belakangan, ketika meminta pendukung saya memilih Major sebagai pemimpin, saya berpura-pura bahwa Major tidak ragu-ragu. Hanya kami berdua tahu yang sebenarnya. MELICINKAN JALAN MAJOR MASIH ada tugas yang harus saya laksanakan, yaitu menjamin Major sebagai pengganti. Saya ingin mempercayai bahwa Major bisa menjamin dan mengamankan warisan saya, dan meneruskan kebijakan di masa depan. Pada saat saya sudah mengumumkan pengunduran diri, perhatian masyarakat sudah beralih pada pertanyaan siapa yang akan menggantikan saya. Seperti yang sudah katakan, saya akan mendukung Major tanpa mengatakan secara tegas bahwa saya menginginkan dia menang. Pada saat itu saya sadar bahwa ada ambiguitas dalam pendirian Major. Pada satu sisi dia bisa dipahami menjadi cemas untuk mendekati pendukung saya. Pada sisi lain, kampanyenya ingin menekankan bahwa Major adalah ''dia sendiri''. Saya benar-benar gembira ketika hasilnya tiba: Major memperoleh dukungan 185 suara, Heseltine 131 suara, dan Hurd 56 suara. Secara resmi Major masih kurang dua saudara, tetapi dalam beberapa menit Hurd dan Heseltine mengumumkan mereka akan mendukung Major pada pemungutan suara ketiga. Ia secara efektif menjadi perdana menteri baru. Saya memberi selamat pada dia dan ikut merayakan kemenangan di Nomor 11. Saya tidak lama di sana: itu bukan malam untuk saya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus