Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menjalani isolasi mandiri di rumah membutuhkan persiapan yang matang. Harus memikirkan bagaimana cara memenuhi kebutuhan nutrisi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mengontrol kondisi kesehatan agar tidak drop, tetap berkonsultasi dengan dokter, menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar, sekaligus menghindari interaksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter spesialis penyakit dalam, Sayuri Suwandi mewanti-wanti jangan sampai kondisi orang tanpa gejala atau OTG Covid-19 tiba-tiba menurun. Sebelum memutuskan menjalani isolasi di rumah, ketimbang isolasi di fasilitas yang disediakan pemerintah dan swasta, seperti Wisma Atlet, hotel, atau klinik, perhatikan apa saja tata cara isolasi yang penting dan harus diterapkan.
- Berinteraksi
Orang tanpa gejala Covid-19 dapat melakukan isolasi mandiri di rumah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Tetap memakai masker dan menjaga jarak minimal 1,8 meter dari orang lain. Kalaupun terpaksa terjadi kontak, pastikan orang yang membantu pasien Covid-19 memakai alat pelindung diri supaya tidak tertular. - Tidur
Tidurlah sendiri selama menjalankan isolasi mandiri di rumah. Kalaupun ada orang serumah yang sama-sama menjalankan isolasi mandiri, Sayuri membolehkan mereka tidur bersama asalkan dengan memperhatikan posisinya.
"Kalau memungkinkan, tidurnya jangan kepala bertemu kepala, tapi kepala sama kaki untuk mengurangi paparan," kata Sayuri. "Itu adalah cara yang sebenarnya tidak dianjurkan juga. Tapi kalau memang kondisinya benar-benar tidak memungkinkan, ya satu-satunya cara yang diusahakan seperti itu." - Tidak menggunakan penyejuk udara
Sebisa mungkin tidak menyalakan penyejuk udara. Lebih baik membuka jendela agar ada sirkulasi udara berputar dengan baik. Sayuri menjelaskan, bila pendingin udara dipakai di ruangan kecil, mak udara yang di rumah berputar di situ-situ saja dan tidak berganti dengan udara segar. Akibatnya, virus akan tersebar ke penjuru rumah. - Mencuci pakaian, membersihkan kamar, dan penanganan sampah
Mencuci pakaian pasien atau OTG Covid-19 membutuhkan penanganan berbeda. Pencuci pakaian harus menggunakan sarung tangan dan masker, usahakan mencuci pakaian dengan air hangat, dan cuci seperti biasa. Langsung buang sarung tangan dan masker setelah proses pencucian selesai. Yang paling penting, menurut Sayuri, jangan mengkibaskan pakaian kotor karena cara itu akan membuat virus dan bakteri tersebar ke mana-mana.
Sebisa mungkin pasien OTG Covid-19 membersihkan dan membuang sampahnya sendiri supaya tidak menularkan ke orang lain. Proses membuang sampah juga sebaiknya dikerjakan sendiri karena limbah selama proses isolasi mandiri di rumah, seperti tisu, masker, dan barang bekas pakai lainnya, mengandung virus dan bakteri.
Sampah tisu dapat menularkan virus harus dibuang dalam tempo 12 sampai 24 jam. Masukkan tisu dan masker bekas ke dalam kantong khusus kemudian ikat agar tidak bersentuhan dengan benda lain. Sampaikan kepada petugas kebersihan atau tukang sampah di rumah bahwa itu adalah sampah yang perlu perlakuan khusus dalam proses pembuangannya. Jangan sampai mencemari lingkungan dan berujung pada penyebaran virus yang lebih luas. - Kontak darurat
OTG yang menjalankan isolasi mandiri di rumah tetap harus mendapatkan pemantauan dari tenaga kesehatan. Setidaknya melapor dengan menggunakan aplikasi atau sambungan telepon setiap hari untuk mengetahui kondisi tubuhnya. Segera kontak tenaga kesehatan jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat.
"Saya biasanya menganjurkan pasien memegang satu nomor dokter yang dipercaya," kata Sayuri. Jadi, kalau ada apa-apa selama menjalani isolasi mandiri di rumah, dapat langsung mengontak dokter tersebut untuk penanganan lebih lanjut dan tidak mendapatkan informasi yang simpang siur.
Baca juga:
Daftar Peralatan Kesehatan yang Diperlukan Saat Isolasi Mandiri di Rumah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini