IPBMI retak. Pada pergelaran Trend Mode '92, enam perancang absen: Harry Darsono, Maartri Djorghi, Poppy Dharsono, Alex A.B., Hanum Gularso, dan Samuel Wattimena. Tiga yang disebut belakangan malah diskors. Ini soal keuangan dan disiplin. "Anak-anak (maksudnya anggota IPBMI) meminta saya bertindak keras. Ya, inilah hasilnya," ujar Tjami. Keretakan itu menimbulkan show tandingan. Sebelum Trend Mode '92 digelar, di tempat yang sama, Alex sudah menggelar trend tahun depan. Harry Darsono bahkan menggelar show di hari yang sama dengan Trend Mode '92 itu di Hotel Sahid Jaya. IPBMI dibentuk pada 1984. Pendirinya, Harry Darsono, Susan Budihardjo, Poppy Dharsono, dan Prayudi. Tjami, yang bukan desainer tetapi punya minat besar pada dunia mode, ditunjuk sebagai ketua. Setiap tahun, IPBMI menyelenggarakan trend mode. Dan ini menjadi barometer mode Indonesia. Sejak 1988, IPBMI mengirim dutadutanya ke ASEAN Designer Show Case, Metro Designer Show, dan ASEAN Young Designer Contest di Singapura. Tapi, "Organisasi ini gagal mempersatukan anggota," kata Poppy Dharsono. Ia melihat, misalnya, anggota segan ikut rapat dan mementingkan bisnis pribadi, sedangkan Alex menganggap, "IPBMI tak melindungi anggota". Beberapa anggota menggugat kepemimpinan Tjami dan menyebutkan sudah waktunya Tjami turun. Anehnya, tak ada yang mengajukan calon. "Saya sendiri sudah capek. Silakan, kalau ada yang mau menggantikan," kata Tjami. IPBMI belum punya AD/ART, padahal telanjur besar dan mulai dikenal dunia luar. "Jika organisasi dibenahi, aturan main bisa lebih jelas," kata Poppy. Adapun kata Edward Hutabarat, "Kalau kita cerai berai, bagaimana desainer bisa melawan serbuan produk asing?" Sri Pudyastuti R.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini