Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selama wabah virus corona menerjang, kampanye #cucitangan terus digaungkan oleh pemerintah, tenaga kesehatan, dan semua orang. Tidak hanya itu, hand sanitizer pun banyak ditempatkan di berbagai sudut ruang demi tangan tetap bersih. Harapannya virus corona tidak menempel di tangan orang sehingga virus itu tidak tersebar ke tangan orang lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebenarnya mana yang lebih baik untuk mencegah penyebaran virus corona, apakah #cucitanganpakaisabun atau hanya menggunakan hand sanitizer?
Menurut pakar kesehatan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) seperti dilansir Medical Daily pada 21 Juni 2020, sebaiknya Anda mencuci tangan sebelum menggunakan hand sanitizer.
Cairan pembersih tangan tidak menghilangkan setiap jenis kuman dan mungkin kurang efektif ketika tangan Anda terlihat kotor atau berminyak. Hand sanitizer juga tidak akan menghilangkan bahan kimia berbahaya dari tangan seperti pestisida dan logam berat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan begitu, mencuci tangan menggunakan sabun dan air merupakan cara terbaik untuk mencegah penyebaran kuman. Pastikan untuk menghabiskan setidaknya 20 detik menyabuni setiap bagian tangan Anda sebelum bilas dengan air.
Penelitian dalam jurnal peer-review Emerging Infectious Diseases oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan, menggunakan cairan pembersih tangan selama setidaknya 30 detik efektif dalam menonaktifkan SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19. Namun, penelitian ini hanya menggunakan formulasi pembersih yang mengandung 80 persen etanol atau 75 persen isopropil alkohol dan telah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Bagaimana bila cuci tangan pakai sabun dilakukan, lalu dilanjutkan dengan penggunaan hand sanitizer? Urutan ini cukup banyak dilakukan masyarakat. Banyak yang berpendapat bahwa hal ini bisa menjadi proteksi ganda dalam melawan virus corona. Namun dokter spesialis kulit dari klinik Bamed, Adhimukti Tathyahita Sampurna tidak setuju dengan pendapat tersebut.Ilustrasi memakai hand sanitizer. Unsplash.com/Kelly Sikkema
Adhimukti menjelaskan masyarakat wajib memahami bahwa cuci tangan memang hal utama, tapi fungsi hand sanitizer juga harus dimengerti. “Cuci tangan itu yang harus dilakukan nomor satu karena paling efektif membunuh kuman. Sedangkan hand sanitizer hanya digunakan saat tidak bisa menemukan sabun dan air mengalir, artinya ini sebagai cadangan saja,” katanya saat dihubungi Tempo.co pada Kamis, 19 Maret 2020.
Adapun masalah baru yang bisa ditimbulkan jika seseorang mencuci tangan ditambah menggunakan hand sanitizer setelahnya adalah kulit yang kasar hingga iritasi. “Karena dua-duanya memiliki kandungan alkohol di atas 60 persen. Kalau terlalu sering digunakan malah menyebabkan masalah kulit,” katanya.
Ketimbang menggunakan hand sanitizer setelah mencuci tangan, Adhimukti mengimbau masyarakat untuk menggunakan losion atau pelembap. Sesuai dengan namanya, ini bisa membantu mengunci cairan pada kulit sehingga kelembapannya tetap terjaga. “Semua produk pelembap disarankan setelah cuci tangan daripada menggunakan hand sanitizer,” katanya.
ANTARA | SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA
*Tempo.co bekerja sama dengan Satgas Covid-19 mengkampanyekan protokol kesehatan demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Wajib #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitangan.