KEDENGARANNYA tak masuk akal apabila seorang wanita, punya anak
umur 6 bulan lagi, kemudian berobah menjadi seorang ayah. Tapi
itulah yang terjadi pada seorang ibu di Midlands, Inggeris
sebagaimana yang dimuat dalam The Sunday Times, Singapura pekan
lalu.
Berita tentang ibu itu sendiri agak menyedihkan. Sejak kecil dia
tak pernah melihat ayahnya, yang kabarnya berangkat jadi tentara
di luarnegri. Dia masuk ke rumah penampungan anak-anak dan besar
di sana sampai usia 21.Sejak kecil gemar bermain dengan anak
laki-laki. Benci boneka, rambut dipotong pendek dan suka memakai
celana panjang. Dia merasa benar-benar lelaki dengan dada yang
memang kebetulan kecil. Dia pindah ke London, mondar-mandir
mencari pertolongan dokter. Namun dokter-dokter jiwa kurang
tertarik dengan kemauannya untuk mengubah kelamin.
Sampai pada satu malam dia datang menghadiri sebuah jamuan. Dia
mabuk di situ, dan saat itu pula seorang laki-laki menggunakan
kesempatan melampiaskan birahinya. "Saya tak tahu siapa yang
berbuat begitu. Tapi pasti ada", katanya. Dia memang mengutuk
perbuatan laki-laki yang tak bertanggungjawab tersebut, namun
ketika anak itu lahir dia sambut dengan rasa kasih sayang.
Sekalipun banyak yang membujuk supaya dia menyerahkan anak itu
ke panti penampungan.
Namun setelah anak itu berumur enam bulan dia masih saja tak
bisa nenerima nasib sebagai seorang ibu. "Saya merasa tubuh
wanita yang saya miliki sebagai penjara. Saya harus merdeka",
katanya kepada seorang wartawan yang berhasil menemuinya. Dia
kemudian pergi ke Charing Cross Hospital, di London. "Para
dokter di sana tak keberatan untuk menolong saya meskipun
sekarang ini saya sudah punya seorang putera. Selama dua tahun
saya dimasukkan ke dalam "masa percobaan" saat mana saya mulai
diperlakukan sebagai seorang laki-laki. Mula-mula saya diberi
hormon yang membuat saya jadi berkumis", tuturnya.
Dengan kumis itu di tempat pekerjaannya dia dipindahkan ke
bagian lain, yang memerlukan tenaga laki-laki. Tetapi di tempat
baru ini ada pula pimpinan yang cerewet yang mengatakan bahwa
meskipun dia sudah berkumis, dia tetaplah seorang wanita. Kecil
hati dengan sikap majikan itu, akhirnya dia putuskan untuk
pindah tempat kerja yang lain. Dengan anaknya sendiri dia tak
menghadapi kesulitan. Maklumlah umurnya baru setengah tahun.
Kepada pembantu wanita, anak itu memanggil "Mama", dengan begitu
gampanglah dia mengajari anak tersebut memanggil "Papi"
kepadanya. Pada waktu usia anak itu sudah 4 tahun memang timbul
sedikit kesukaran, ketika si bocah menanyakan ke mana ibu yang
sebenarnya. Tetapi anak itu kemudian bisa didiamkan dengan
mengatakan: "Dia meninggal dalam sebuah kecelakaan lalulintas".
Operasi kelamin itu sendiri melalui beberapa tahap. Setelah
pemberian hormon, kemudian barulah dilakukan operasi untuk
mengangkat buah dada dan pengubahan kandungan rahim. Sekarang di
muka, dada, belakang dan tangannya tumbuh bulu. Dia seorang
laki-laki yang tampan tampaknya. Hanya tinggal yang di bawah
pusat yang masih belum berubah. Dia tak sabar dengan kenyataan
ini. "Saya laki-laki. Saya selau merasa laki-laki. Saya punya
selera seperti laki-laki tetapi saya tak punya jalan untuk
menyalurkannya. Saya begitu tertekan dengan keadaan ini
sampai-sampai saya ingin bunuh diri. Hanya cinta kepada anak
saya yang bisa mencegahnya", ceritanya.
Sejak dia menjalani operasi dada dan kandungan itu sudah ada
tiga wanita yang jadi temannya. Dia sukar untuk menghindar dari
mereka. Pergaulannya begitu intim. Dan kalau hubungan itu
sedemikian memuncaknya, biasanya dia akan menolak dengan halus.
"Saya akan mengatakan kepada mereka bahwa saya sakit burut, atau
borok, atau apa sajalah yang terlintas di kepala. Sekali pernah
saya menolak dengan mengatakan bahwa saya kena penyakit kotor",
urainya.
Babakan operasi yang terakhir dia jalani bulan September tahun
kemarin. Para dokter mengatakan' kepadanya bahwa mereka sedang
berusaha untuk mencari dokter ahli dari luar negeri yang akan
menjadikannya benar-benar seorang lelaki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini