Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dari mami ke papi

Operasi kelamin dilakukan terhadap seorang ibu di midlands, inggris. sebelum perubahan kelamin menjadi laki-laki, pernah melahirkan seorang anak. kemudian berhasil berubah kedudukan dari mami ke papi.(ksh)

5 Juni 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEDENGARANNYA tak masuk akal apabila seorang wanita, punya anak umur 6 bulan lagi, kemudian berobah menjadi seorang ayah. Tapi itulah yang terjadi pada seorang ibu di Midlands, Inggeris sebagaimana yang dimuat dalam The Sunday Times, Singapura pekan lalu. Berita tentang ibu itu sendiri agak menyedihkan. Sejak kecil dia tak pernah melihat ayahnya, yang kabarnya berangkat jadi tentara di luarnegri. Dia masuk ke rumah penampungan anak-anak dan besar di sana sampai usia 21.Sejak kecil gemar bermain dengan anak laki-laki. Benci boneka, rambut dipotong pendek dan suka memakai celana panjang. Dia merasa benar-benar lelaki dengan dada yang memang kebetulan kecil. Dia pindah ke London, mondar-mandir mencari pertolongan dokter. Namun dokter-dokter jiwa kurang tertarik dengan kemauannya untuk mengubah kelamin. Sampai pada satu malam dia datang menghadiri sebuah jamuan. Dia mabuk di situ, dan saat itu pula seorang laki-laki menggunakan kesempatan melampiaskan birahinya. "Saya tak tahu siapa yang berbuat begitu. Tapi pasti ada", katanya. Dia memang mengutuk perbuatan laki-laki yang tak bertanggungjawab tersebut, namun ketika anak itu lahir dia sambut dengan rasa kasih sayang. Sekalipun banyak yang membujuk supaya dia menyerahkan anak itu ke panti penampungan. Namun setelah anak itu berumur enam bulan dia masih saja tak bisa nenerima nasib sebagai seorang ibu. "Saya merasa tubuh wanita yang saya miliki sebagai penjara. Saya harus merdeka", katanya kepada seorang wartawan yang berhasil menemuinya. Dia kemudian pergi ke Charing Cross Hospital, di London. "Para dokter di sana tak keberatan untuk menolong saya meskipun sekarang ini saya sudah punya seorang putera. Selama dua tahun saya dimasukkan ke dalam "masa percobaan" saat mana saya mulai diperlakukan sebagai seorang laki-laki. Mula-mula saya diberi hormon yang membuat saya jadi berkumis", tuturnya. Dengan kumis itu di tempat pekerjaannya dia dipindahkan ke bagian lain, yang memerlukan tenaga laki-laki. Tetapi di tempat baru ini ada pula pimpinan yang cerewet yang mengatakan bahwa meskipun dia sudah berkumis, dia tetaplah seorang wanita. Kecil hati dengan sikap majikan itu, akhirnya dia putuskan untuk pindah tempat kerja yang lain. Dengan anaknya sendiri dia tak menghadapi kesulitan. Maklumlah umurnya baru setengah tahun. Kepada pembantu wanita, anak itu memanggil "Mama", dengan begitu gampanglah dia mengajari anak tersebut memanggil "Papi" kepadanya. Pada waktu usia anak itu sudah 4 tahun memang timbul sedikit kesukaran, ketika si bocah menanyakan ke mana ibu yang sebenarnya. Tetapi anak itu kemudian bisa didiamkan dengan mengatakan: "Dia meninggal dalam sebuah kecelakaan lalulintas". Operasi kelamin itu sendiri melalui beberapa tahap. Setelah pemberian hormon, kemudian barulah dilakukan operasi untuk mengangkat buah dada dan pengubahan kandungan rahim. Sekarang di muka, dada, belakang dan tangannya tumbuh bulu. Dia seorang laki-laki yang tampan tampaknya. Hanya tinggal yang di bawah pusat yang masih belum berubah. Dia tak sabar dengan kenyataan ini. "Saya laki-laki. Saya selau merasa laki-laki. Saya punya selera seperti laki-laki tetapi saya tak punya jalan untuk menyalurkannya. Saya begitu tertekan dengan keadaan ini sampai-sampai saya ingin bunuh diri. Hanya cinta kepada anak saya yang bisa mencegahnya", ceritanya. Sejak dia menjalani operasi dada dan kandungan itu sudah ada tiga wanita yang jadi temannya. Dia sukar untuk menghindar dari mereka. Pergaulannya begitu intim. Dan kalau hubungan itu sedemikian memuncaknya, biasanya dia akan menolak dengan halus. "Saya akan mengatakan kepada mereka bahwa saya sakit burut, atau borok, atau apa sajalah yang terlintas di kepala. Sekali pernah saya menolak dengan mengatakan bahwa saya kena penyakit kotor", urainya. Babakan operasi yang terakhir dia jalani bulan September tahun kemarin. Para dokter mengatakan' kepadanya bahwa mereka sedang berusaha untuk mencari dokter ahli dari luar negeri yang akan menjadikannya benar-benar seorang lelaki.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus