Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Delegasi Kemenkes Ghana Tertarik Belajar Sistem Pencatatan Imunisasi Digital di Indonesia

Delegasi Kemenkes Ghana menunjukkan minat mempelajari sistem pencatatan imunisasi digital di Indonesia. Kenapa?

25 Mei 2023 | 12.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas Kesehatan memberikan imunisasi pada balita di Puskesmas Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa 24 Januari 2023. Pemerintah Kota Ternate menargetkan penurunan angka stunting hingga 29,07 persen pada tahun 2023 sehingga di Ternate tetap menjadi provinsi dengan angka kasus stunting terendah di Indonesia. ANTARA FOTO/Andri Saputra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Delegasi Kementerian Kesehatan atau Kemenkes Ghana menunjukkan minat mereka dalam mempelajari sistem pencatatan imunisasi digital di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Delegasi Kementerian Kesehatan Ghana telah menyampaikan ketertarikan mereka dalam mempelajari Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK). Mereka secara langsung mengungkapkan ketertarikan tersebut saat mereka mengunjungi Posyandu Erma A dan B di Kota Bandung, Jawa Barat, dengan tujuan mempelajari praktik terbaik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam melaksanakan program imunisasi, baik di tingkat pusat maupun di tingkat komunitas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ada beberapa hal yang bisa kita lihat. Saya pikir ASIK itu sangat bagus," kata William Opare, dari Program Imunisasi yang Diperluas di Ghana Health Service (GHS), pada Rabu, 17 Mei 2023.

ASIK adalah sebuah aplikasi pencatatan imunisasi secara digital yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk para tenaga kesehatan. Tujuan dari aplikasi ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dalam pencatatan data pasien dan mengintegrasikannya ke dalam satu database. Hal ini memungkinkan para tenaga kesehatan di puskesmas dan pemangku kepentingan terkait untuk menganalisis data dan mendapatkan rekomendasi operasional.

Melansir sehatnegeriku.kemkes.go.id, ASIK tidak hanya terbatas pada pencatatan imunisasi, tetapi juga dapat digunakan oleh kader dan tenaga kesehatan yang melayani di Posyandu Bayi/Balita, Remaja, Usia Produktif, hingga Lansia.

Kader posyandu juga didorong untuk menggunakan chatbot WhatsApp untuk melaporkan data tentang stunting. Melalui chatbot WhatsApp tersebut, kader Posyandu dapat memasukkan data anak, termasuk nama, berat badan, dan tinggi badan.

Setelah pencatatan melalui chatbot WhatsApp selesai, secara otomatis akan muncul grafik tumbuh kembang beserta status gizi balita dan rekomendasi untuk tindak lanjut yang dapat disampaikan oleh kader Posyandu kepada orangtua balita. Data tersebut akan langsung terhubung dan tersimpan dalam aplikasi ASIK di puskesmas yang terintegrasi dengan platform SATUSEHAT.

ASIK juga sedang dalam pengembangan agar dapat digunakan bahkan ketika perangkat tidak memiliki akses internet, sehingga tenaga kesehatan di wilayah Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan (DTPK) yang belum terhubung dengan internet dapat mengoperasikan aplikasi ini.

William juga menjelaskan bahwa Ghana telah memiliki platform digital untuk manajemen kesehatan yang disebut District Health Information Software (DHIS2). Namun, sistem digital ini masih dalam tahap percobaan dan belum sepenuhnya terimplementasi. Sama seperti ASIK, sistem ini dapat digunakan pada tablet atau komputer baik secara online maupun offline.

"Jadi kami sedang dalam proses menuju digitalisasi, tetapi belum semua negara menerapkan digitalisasi tersebut," ujarnya.

Selain tertarik dengan ASIK, delegasi Kementerian Kesehatan Ghana juga tertarik dengan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak-anak.

"Kami juga melihat bahwa ketika anak-anak datang untuk imunisasi, mereka menerima beberapa nutrisi untuk dibawa pulang. Ghana sudah melaksanakan hal ini di bagian utara negara, tetapi belum di seluruh negara. Ini bisa menjadi pelajaran bagi kami untuk menerapkannya di seluruh Ghana," kata William.

Dua program kesehatan yang telah berhasil dilaksanakan di Indonesia akan dipelajari untuk kemudian diterapkan di Ghana, dengan menyesuaikan karakteristik dan sistem yang ada di sana.

"Kami perlu mempelajari dan memahami berbagai sistem tersebut. Langkah pertama adalah memahaminya dengan baik. Kami memiliki tim yang kompeten yang dapat memahami bagaimana hal-hal ini dapat diterjemahkan menjadi kebijakan. Jadi kunjungan ini adalah langkah awal untuk memahami dan melihat cara terbaik untuk mengimplementasikannya," kata William.

Direktur Pengelolaan Imunisasi, dr. Prima Yosephine, mengapresiasi kunjungan delegasi Kementerian Kesehatan Ghana ke Indonesia yang tertarik untuk mempelajari sistem kesehatan Indonesia, terutama terkait program imunisasi yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

"Mereka telah belajar banyak dari kita, dan mereka juga terkesan dengan Indonesia. Mereka terkagum-kagum dengan bagaimana negara sebesar ini mampu memproduksi vaksin sendiri dan melayani negara yang luas dengan banyak pulau namun tetap terkontrol. Mereka juga mengapresiasi Indonesia karena selama pandemi kita telah menambahkan antigen baru, sementara mereka hanya memiliki 10 antigen sedangkan kita sudah memiliki 14 antigen," kata Prima.

Baginya, kunjungan ini dengan judul "Program International Study Tour to Health Institutions of Excellence in Immunization" merupakan kebanggaan dan momen untuk memperkuat kerja keras serta komitmen dari semua komponen bangsa dalam penyelenggaraan imunisasi di Indonesia.

"Harapannya bukan hanya Ghana, tetapi negara-negara lain juga dapat melihat Indonesia sebagai Pusat Keunggulan dalam hal imunisasi dan kesehatan secara umum," tambahnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus