Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Terlepas dari kemajuan yang dicapai perempuan, belum ada satu negara yang benar-benar mencapai kesetaraan gender. Perempuan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, masih menghadapi berbagai tantangan seperti norma sosial yang negatif, kekerasan, maupun diskriminasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi tersebut seringkali membatasi perempuan dalam meraih potensi mereka seutuhnya. Dalam kesempatan yang setara, setiap individu, termasuk laki-laki, serta sektor swasta memiliki peran penting dalam menciptakan dunia kerja yang setara.
Untuk mewujudkannya, sejumlah perusahaan memberikan kesempatan setara menduduki posisi penting, serta memberlakukan aturan cuti melahirkan untuk ibu dan ayah juga menyiapkan daycare atau nursery room dai kantor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) Shinta Widjaja mengatakan kesetaraan gender akan tercapai apabila perempuan dan laki-laki saling bekerja sama, saling terlibat, memiliki keinginan dan aksi bersama untuk mewujudkan kesetaraan gender. Manfaatnya tidak hanya dirasakan perempuan, tapi juga laki-laki dan seluruh masyarakat.
"Di saat perempuan terus memimpin dalam gerakan kesetaraan gender, laki-laki dan anak laki-laki juga punya peran untuk mengubah norma-norma maskulinitas, perilaku, serta budaya patriarki," ucap Shinta dalam bincang-bincang Serukan Partisipasi Publik untuk Kesetaraan Gender, Rabu, 26 Februari 2020 di Jakarta.
Beberapa perusahaan di Indonesia telah menunjukkan upaya untuk mewujudkannya, misalnya PT Unilever Indonesia Tbk dan Bank BTPN.
Beauty & Personal Care Director PR Unilever Indonesia Tbk Ira Noviarti mengatakan Unilever telah berkomitmen membuka peluang yang besar baik bagi laki-laki dan perempuan untuk bergabung dan menduduki posisi apa pun.
Berbagai program pemberdayaan juga telah dilakukan, baik melalui program berbasis komunitas maupun brand yang semua menuju Goal 5 dari Sustainable Development Goals yang tujuannya mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan.
"Wujud nyata yang bisa dirasakan bagi karyawan ialah pemberian cuti melahirkan atau maternal leave selama 4 bulan bagi perempuan, lebih satu bulan dari cuti yang dikeluarkan pemerintah. Selain itu kami juga memberikan cuti ayah selama beberapa hari untuk menemani istri mereka usai melahirkan," ucap Ira.
Upaya juga dilakukan BTPN. Head of Human Capital PT BTPN TBK Pratomo Soedarsono mengatakan pihaknya telah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi perempuan untuk menduduki jabatan top manajemen. Sebanyak 30 persen perempuan ada di level top manajemen dan komisaris.
"Bahkan khusus di BTPN Syariah sekitar 95 perempuan merekrut karyawan perempuan, termasuk nasabahnya juga kebanyakan perempuan. Karena kami memberdayakan keluarga pra-sejahtera melalui ibu khususnya di daerah-daerah," ucap Pratomo.
Fasilitas yang disediakan juga memungkinkan perempuan tetap bekerja meskipun memiliki tanggung jawab sebagai ibu. Perusahaan menyediakan daycare dan ruang laktasi di kantor. "Termasuk fleksibilitas dalam mengerjakan tugas jadi bisa mengantar anak sekolah lebih dulu dan ada pula pengembangan minat serta hobi," ujar dia.