Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Iritasi kulit bisa terjadi karena banyak hal, salah satunya menggunakan produk perawatan kulit, sabun pencuci piring, ataupun deterjen pencuci pakaian yang menyebabkan kulit kemerahan hingga gatal. Kondisi ini adalah salah satu gejala dermatitis kontak, kondisi saat kulit bersentuhan langsung dengan bahan kimia yang menyebabkan adanya reaksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Healthline dan Nationaleczema, berikut gejala, penyebab dan penanganan dermatitis kontak. Dermatitis kontak adalah kondisi saat terjadinya peradangan atau iritasi setelah bersentuhan dengan zat yang dapat memicu reaksi alergi. Dermatitis kontak bukan bagian dari eksim yang sulit diobati, juga bukan penyakit turunan, serta tidak terkait dengan kondisi alergi yang lain seperti asma ataupun demam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gejala dermatitis kontak yang dialami orang berbeda-beda, tergantung penyebab, juga seberapa sensitif kulit terhadap zat yang mengenainya. Namun, biasanya gejala-gejala yang muncul adalah kulit kering, bersisik, gatal-gatal, melepuh, kemerahan, bertekstur kasar, terasa terbakar, gatal yang berlebihan, serta memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap matahari hingga mengalami pembengkakan di beberapa area, terutama wajah, mata atau selangkangan.
Penyebab
Ada dua hal yang dapat menyebabkan dermatitis kontak, dermatitis kontak iritan, dermatitis alergi, serta dermatitis kontak foto atau fitofotodermatitis. Dermatitis kontak iritan terjadi ketika kulit terkena paparan zat yang dapat mengiritasi kulit, seperti sabun, pemutih, pelarut, deterjen, serta perhiasan yang mengandung nikel. Dermatitis ini memiliki gejala melepuh, kulit pecah-pecah karena kekeringan, pembengkakan, kulit terasa kaku dan kencang, ruam yang cukup parah, dan luka terbuka yang membentuk borok atau koreng.
Dermatitis kontak alergi umumnya terjadi ketika kulit bersentuhan dengan hal yang sensitif. Zat yang biasa menyebabkan dermatitis kontak adalah nikel, antibiotik, poison ivy, pengawet, lateks, tabir surya, tinta tato, juga pewarna rambut. Gejalanya tidak langsung, biasanya terjadi sekitar 12-72 jam setelah kulit terpapar. Gejala yang muncul seperti kulit melepuh dan mengeluarkan cairan, kulit gatal dan bersisik, gatal-gatal, kemerahan, kulit terasa terbakar, dan memiliki sensitivitas terhadap cahaya matahari.
Dermatitis kontak foto atau fitofotodermatitis adalah kondisi saat kulit kontak dengan bahan kimia tumbuhan tertentu, seperti wortel, jeruk nipis, seledri, dan lain-lain yang dapat menyebabkan iritasi kulit atau peradangan saat kulit terkena sinar matahari. Kondisi ini sedikit berbeda dengan dermatitis kontak iritan ataupun dermatitis kontak alergi.
Meskipun demikian, dermatitis jenis ini juga dapat hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Biasanya hanya kasus-kasus yang serius yang ditangani oleh dokter kulit. Gejalanya dimulai dari bercak lepuh dengan bentuk bulat, goresan atau bentuk tetesan di kulit, biasanya di kaki dan tangan.
Cara penanganan
Dermatitis kontak bukan penyakit yang sangat serius, sebaliknya dapat hilang dengan sendirinya setelah tidak lagi bersentuhan dengan zat penyebab. Beberapa tips untuk mengatasi dermatitis kontak di antaranya:
-Menghindari menggaruk kulit yang sudah teriritasi karena menggaruk dapat memperparah iritasi, juga bisa menyebabkan infeksi kulit.
-Membersihkan kulit dengan sabun serta air hangat.
-Berhenti menggunakan produk yang dapat menyebabkan iritasi ataupun alergi.
-Mengoleskan jeli petroleum.
-Menggunakan produk antigatal.
-Meminum obat antihistamin untuk mengurangi rasa gatal.