Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Diet paleo metode pola makan yang meniru kebiasaan atau gaya hidup manusia zaman paleolitikum. Diet paleo menekankan seseorang untuk menyantap makanan utuh, protein tanpa lemak, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian. Diet ini mengurangi makanan olahan, seperti gula, susu, dan nasi.
Apa itu diet paleo?
Mengutip dari laman Live Science, direktur medis dan pendiri Elemental Health Clinic Nirusa Kumaran menjelaskan, diet paleo bermanfaat untuk menurunkan berat badan hingga tekanan darah. Diet itu juga mengendalikan gula darah memperbaiki kondisi autoimun dan mempengaruhi pengelolaan nafsu makan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk Mayo Clinic, beberapa makanan yang perlu dihindari saat praktik diet paleo, antara lain produk susu gula halus dan garam kentang goreng. Makanan olahan atau yang diproses secara umum juga dihindari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun produk makanan yang mengandung gula dan sirop jagung dengan fruktosa tinggi, minyak nabati, lemak trans, pemanis buatan, itu semua dihindari. Seseorang yang baru pertama kali menjalani diet paleo, ada baiknya selalu mengecek dan membaca daftar bahan yang tertera di setiap label kemasan makanan. Hal ini bertujuan untuk menghindari makanan dari olahan pabrik.
Tak hanya itu, agar tetap menjaga tubuh terhindar dari dehidrasi, metode diet paleo minum air putih menjadi pilihan utama. Diet paleo berfokus pilihan makanan yang alami dan organik. Diet ini juga membatasi bahan makanan hasil bercocok tanam dan berternak, seperti produk olahan susu, gula, kentang, garam, dan minyak sawit.
Mengutip WebMD, ide di balik metode diet ini, makanan olahan saat ini tidak cocok untuk manusia yang menyebabkan obesitas, diabetes, dan masalah jantung.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.