Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polio adalah penyakit yang menyerang sistem saraf dan disebabkan virus. Virus polio yang masuk ke dalam tubuh kemudian berkembang di dalam saluran pencernaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Budi Setiawan, mengatakan kelumpuhan akibat infeksi polio sampat saat ini belum bisa diobati. Untuk itu, ikhtiar terbaik dengan mencegah jangan sampai terkena penyakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sampai sekarang belum bisa diobati kelumpuhan penderita, hanya bisa dicegah sebelum sakit. Kalau sakit jangan sampai berat atau kalau berat jangan sampai meninggal," katanya dalam acara daring, Kamis, 18 Juli 2024.
Menurutnya, pencegahan yang paling efektif yakni imunisasi polio berupa vaksin tetes empat kali dan dua kali polio suntik lengkap. Saat daya tahan tubuh belum terbentuk atau daya tahan tubuh baik tapi tidak diimunisasi maka virus berpotensi tinggi masuk ke sistem saraf.
"Masa virus itu masuk ke tubuh hingga munculnya suatu gejala kelumpuhan biasanya satu hingga tiga minggu pertama. Perhatikan perubahan aktivitas anak, apalagi yang membutuhkan pergerakan besar," imbau Budi.
Menurut penelitian, sekitar 90 persen orang yang terinfeksi virus polio tidak menunjukkan gejala atau tak ada tanda apa-apa atau gejalanya seperti flu biasa, yakni demam, batuk, pilek, sedikit diare, mual, dan muntah.
"Tanda dan gejala yang klasik yaitu kelumpuhan yang tiba-tiba, terutama di separuh badan bagian bawah atau kaki. Maka gejala sisanya akan diderita pasien seumur hidup," jelas Budi.
Ikuti PIN Polio
Dia menambahkan dari satu kasus terdeteksi lumpuh mendadak dan akibat polio maka dari satu itu ada sekitar 200 anak yang terinfeksi. Kemudian dari 200 orang ini mungkin tidak lumpuh semua melainkan bisa mengalami radang selaput otak dan sumsum tulang belakang dengan gambaran klinis pasien mengalami penurunan kesadaran dan sering kejang.
"Sisanya bahaya yang sifat ngumpet, jadi dari 200 anak ada 191 yang terinfeksi tapi tidak memberikan gambaran klinis. Bisa saja imunitas bagus, sudah imunisasi, atau staminanya prima," jelasnya.
Sebagai upaya pencegahan anak terkena polio diadakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio. Putaran pertama akan berlangsung 23-29 Juli 2024. Kemudian, PIN putaran kedua akan berlangsung 6-12 Agustus. Pemberian vaksin polio menyasar anak berusia 0-7 tahun 11 bulan 29 hari.