Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Dokter Ingatkan Olahraga Jangan Sekadar Ikut Tren atau FOMO

Dokter olahraga menyoroti kalangan yang berolahraga hanya sekadar mengikuti tren, pamer di media sosial, maupun FOMO dan melupakan tujuan sebenarnya.

12 November 2024 | 19.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kedokteran olahraga Rumah Sakit Pondok Indah-Bintaro, Antonius Andi Kurniawan, merekomendasikan durasi olahraga yang tepat bagi tubuh sesuai dengan jenisnya.Ia menuturkan idealnya porsi olahraga disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sebenarnya kalau kita bicara rekomendasi olahraga yang tepat itu ada tiga jenis dan waktunya beda-beda,” katanya, Selasa, 12 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun manfaat olahraga akan lebih baik bila dilakukan selama 30 menit sebanyak lima kali seminggu. Waktu tersebut pun kemudian dibedakan lagi sesuai jenis olahraga yang terbagi menjadi tiga, yakni olahraga kardio, latihan otot (strength training), dan latihan fleksibilitas.

Jenis kardio direkomendasikan untuk dilakukan selama 30 menit. Jenisnya pun bisa berupa menggunakan treadmill, bersepeda, berjalan kaki, jalan cepat, dan jogging. Kemudian pada latihan otot direkomendasikan untuk dilakukan 2-3 kali seminggu dengan jenis seperti push up, sit up, pull up, hingga squat.

“Perlu diingat bahwa latihan otot itu penting supaya massa otot kita tidak berkurang di masa lansia,” ucap Andi.

Pada latihan fleksibilitas, seperti gerakan split atau sikap kobra, dapat dilakukan rutin setiap hari. Andi mengatakan meski durasi setiap jenis olahraga berbeda-beda,  masyarakat tetap dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bersih agar imunitas tubuh tetap terjaga. Misalnya, buah-buahan, sayuran, atau makanan yang mengandung protein.

Jangan cuma FOMO
Andi juga turut menyoroti adanya kalangan yang berolahraga hanya sekadar mengikuti tren, pamer di media sosial, maupun FOMO (fear of missing out) semata. Terlebih sampai menggunakan joki lari untuk mengikuti acara lari. Ia mengingatkan kesalahan dalam olahraga dapat membahayakan nyawa seseorang. Misalnya, terkena serangan panas atau heatstroke saat mengikuti lari maraton akibat dehidrasi.

Karena itu, ia menyarankan  masyarakat agar fokus pada tujuan olahraga, yakni menjaga kebugaran tubuh dan memiliki usia harapan hidup yang panjang. Sementara pada pemerintah, ia mengharapkan edukasi dan literasi terkait olahraga lebih ditingkatkan di masa depan.

“Di Hari Kesehatan Nasional 2024 ini, pesan untuk masyarakat adalah kita melakukan olahraga agar tubuh jadi sehat. Olahraga bukan untuk FOMO, bukan untuk pride atau posting di Instagram. Tujuan olahraga itu sehat sesuai kemampuan, sesuai kebutuhan, dan supaya tidak obesitas di kemudian hari,” ujar Andi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus