Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan Global TB Report 2023, Indonesia berada di posisi kedua dengan jumlah kasus tuberkulosis (TB) terbanyak di dunia setelah India. Diperkirakan ada 1.060.000 kasus dan 134.000 kematian akibat TB per tahun di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena itu, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Profesor Tjandra Yoga Aditama, menyatakan dukungan terhadap rencana pemerintah periode 2024-2029 yang memprogramkan pemeriksaan kesehatan, termasuk tuberkulosis secara nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"TB jelas masalah kesehatan penting di Indonesia sebagai negara dengan jumlah kasus TB terbesar kedua di dunia. Karena itu, saya dan kita semua tentu sangat mendukung kalau pemerintah baru memberi prioritas penting bagi pengendalian TB," katanya di Jakarta, Minggu, 6 Oktober 2024.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan kebijakan itu sangat relevan mengingat Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus TB terbesar kedua di dunia. Tjandra mengatakan prioritas pemerintah dalam pengendalian TB merupakan langkah penting untuk kesehatan masyarakat.
Cakup berbagai aspek
Ia menjelaskan pengendalian TB harus mencakup berbagai aspek, di antaranya promotif sebagai edukasi kesehatan kepada masyarakat. Berikutnya adalah aspek preventif berupa tindakan pencegahan seperti terapi pencegahan TB melalui vaksinasi dan peningkatan imunitas melalui asupan gizi. Tjandra juga mendorong aspek deteksi dini TB melalui pemeriksaan kesehatan dan pemantauan kontak serta kelompok berisiko tinggi.
"Berikutnya aspek kuratif berupa pengobatan hingga tuntas, terutama bagi pasien TB yang sensitif maupun resisten obat," jelasnya.
Terakhir adalah pencegahan penularan. "Perlu diperhatikan juga aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang terkait pasien TB dan keluarganya," ujarnya.
Tjandra juga menyarankan agar program pemeriksaan kesehatan yang direncanakan juga dapat mencakup deteksi penyakit paru lain seperti kanker paru dan penyakit paru obstruktif kronis mengingat relevansi tantangan kesehatan paru di Indonesia. Ia juga mengapresiasi komitmen pemerintah baru dalam menjadikan pengendalian TB sebagai prioritas kesehatan nasional seraya berharap program ini bisa berjalan sukses.
Diberitakan sebelumnya, pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan melakukan program cek kesehatan gratis yang menyasar 52 juta penduduk Indonesia pada 2025. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengatakan rencana cek kesehatan secara keseluruhan bagi masyarakat akan dilakukan secara rutin sekali atau dua kali setahun. Pemeriksaan kesehatan meliputi cek tensi, gula darah, asam urat, atau potensi-potensi penyakit katastropik lain, termasuk TB.
Pilihan Editor: Pakar Ingatkan Orang Tua untuk Memahami Gejala TBC pada Anak