Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Yang Perlu Dipahami soal Selenium dan Alasan Kita Membutuhkannya

Selenium berperan penting pada fungsi hormon, kesehatan metabolisme, sintesis DNA, dan melindungi dari kerusakan oksidatif dan infeksi.

7 Februari 2025 | 16.51 WIB

Ilustrasi udang bakar. Foto: Pixabay.com/mhollaen
Perbesar
Ilustrasi udang bakar. Foto: Pixabay.com/mhollaen

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Selenium adalah nutrisi yang secara alami terkandung dalam banyak makanan dan juga tersedia dalam bentuk tablet atau bubuk suplemen, juga cair. Tubuh tak perlu selenium dalam jumlah banyak untuk kesehatan yang optimal, tapi tak juga bisa memproduksi sendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Makanan yang mengandung selenium alami adalah makanan laut seperti udang, ikan kod dan tuna, daging merah, telur, dan produk-produk susu seperti keju cottage, yogurt, dan susu. Mineral ini juga terkandung dalam oatmeal, jamur, mi pasta, buncis, bayam, pisang, dan roti gandum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Meski kebanyakan orang bisa mendapatkan selenium dari makanan, sebagian lagi perlu bantuan suplemen. Misalnya penderita penyakit Crohn, gangguan pencernaan parah, dan yang tinggal di daerah dengan tanah yang minim kandungan selenium, jelas Amy Goodson, pakar nutrisi dan diet di The Sports Nutrition Playbook. 

Manfaat selenium bagi tubuh
Selenium berperan penting pada fungsi hormon, kesehatan metabolisme, sintesis DNA, dan melindungi dari kerusakan oksidatif dan infeksi, papar Institut Kesehatan Nasional (NIH) Amerika Serikat. Karena itu, selenium pada makanan atau berbentuk suplemen bisa membantu meningkatkan sistem imun, mengatur hormon, dan melindungi sel-sel dari kerusakan, jelas Goodson.

"Selenium juga bisa menurunkan risiko penyakit kronis tertentu, termasuk penyakit jantung dan beberapa jenis kanker serta bisa membantu memperlambat proses penuaan dan memperbaiki kesehatan kulit," jelas Goodson kepada USA Today.

Vanessa Rissetto, pakar diet di New Jersey, mengatakan mineral ini juga bisa membantu kesehatan reproduksi karena dampaknya pada perbaikan hormon di masa menstruasi dan memperbaiki kualitas dan kuantitas sperma pada laki-laki. Selenium juga dikaitkan dengan menurunnya risiko penyakit Alzheimer, meningkatkan fungsi kognitif, dan meredakan gejala terkait asma.

Bisakah dikonsumsi setiap hari?
Meski manfaatnya melimpah, asupan selenium harus sesuai rekomendasi dan tak boleh berlebihan, yakni 55 mikrogram sehari untuk yang berusia 14 tahun ke atas, saran NIH. Namun asupan perlu ditingkatkan dalam kondisi hamil atau menyusui.

Perhatikan asupan dari makanan, minuman, atau suplemen, jangan melebihi 400 mcg sehari. Melebihi jumlah itu bisa menyebabkan keracunan dan efek samping lain seperti rambut rontok, nyeri sendi, kuku dan rambut rapuh, ruam kulit, mual, diare, lesu, sulit bernapas, dan bahkan gagal ginjal, papar Rissetto.

Asupan cuma dari makanan sebenarnya tak akan menyebabkan keracunan kecuali terlalu banyak makan kacang Brasil. Satu ons kacang Brasil yang berisi 4-6 butir mengandung 544 mcg selenium. Makanan lain yang bisa memenuhi kebutuhan harian selenium adalah udang (42 mcg per 3 ons), mi spageti (33 mcg dalam satu mangkuk), daging kalkun (26 mcg per 3 ons), dan telur rebus yang matang (15 mcg dalam sebutir besar). 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus