Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Politik dan Hukum Iip Ilham Firman mengatakan dalam penanganan masalah stunting, pendekatan tidak hanya terbatas pada mengatasi kekurangan gizi, tetapi juga melibatkan seluruh anggota keluarga, termasuk ayah. "Stunting sering dikaitkan dengan peran perempuan dalam keluarga. Ibu sering diminta bertanggung jawab penuh atas kesehatan anak tanpa bantuan memadai dari pasangan," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada akhir Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menerima arahan dari Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat peran ibu dan keluarga dalam pengasuhan dan pendidikan anak. Iip mengatakan seharusnya ada kemitraan antara perempuan dan laki-laki dalam membagi peran di rumah tangga. "Dalam memerangi stunting, kita perlu melihat peran laki-laki dan perempuan sebagai setara, termasuk dalam akses sumber daya dan pengasuhan. Suami perlu diberikan edukasi tentang pemeriksaan kehamilan dan alat kontrasepsi pasca melahirkan,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Influencer parenting dan ibu dari 2 Anak Zee Zee Shahab mengatakan sebagai ibu, pola asuh anak sangat krusial karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda. Anak adalah peniru ulung, sehingga orang tua harus memberikan contoh yang baik, seperti mengonsumsi makanan sesuai pedoman Isi Piringku. "Orang tua juga perlu mengedukasi anak sejak dini tentang pentingnya gizi seimbang. Saya juga percaya bahwa orang tua, termasuk saya sebagai ibu, harus berdaya dengan selalu memperbarui pengetahuan dan tetap selangkah lebih maju dari anak. Ini bisa dilakukan dengan rutin belajar, mencari informasi, serta bergabung dengan komunitas,” ujarnya.
Stunting masih menjadi tantangan besar bagi masyarakat Indonesia. Asupan makanan yang tidak sesuai dengan kandungan gizi menghambat pertumbuhan otak dan fisik anak. Kondisi ini menuntut peran aktif orang tua, terutama ibu, dalam memastikan kecukupan gizi anak-anak mereka. Dalam rangka memperingati Hari Ibu dan mengakui pentingnya peran perempuan dalam keluarga, Danone Indonesia mengadakan edukasi nutrisi yang bertajuk Festival Komunitas Isi Piringku di Bogor 20 Desember 2024. Acara bertema “Perempuan Berdaya dengan Nutrisi dan Pola Asuh Optimal untuk Indonesia Maju” ini dihadiri oleh 1.500 peserta secara hybrid.
Fatma Saifullah Yusuf, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial Republik Indonesia, menyatakan bahwa perempuan memainkan peran penting dalam pencegahan stunting. "Peran perempuan, khususnya ibu, sangat krusial karena mereka berpengaruh besar terhadap generasi mendatang," katanya.
Dengan memberikan gizi seimbang, nutrisi yang baik, dan pola asuh yang tepat, anak-anak memiliki hak untuk tumbuh sehat dan membentuk karakter yang baik, guna mewujudkan Generasi Emas 2045. Melalui kegiatan hari ini, kita dapat berbagi pengalaman tentang pemberian nutrisi dan pola asuh anak.
PJ Walikota Kota Bogor Hery Antasari, yang diwakili oleh Windhy Hery Antasari selaku Ketua TP PKK Kota Bogor berharap kegiatan ini bisa memperkuat jaringan dan kerjasama, serta menginspirasi masyarakat untuk terlibat dalam edukasi kesehatan, gizi, dan pola asuh. Selain itu, festival ini juga memperkuat kolaborasi dengan berda ibu. "Kami berharap hasil yang baik melalui program yang telah hadir sejak tahun 2022 ini dapat terus berdampak terhadap kesehatan anak kita," katanya.
VP General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto, menyatakan timnya ikut mendukung program Bersama Cegah Stunting dengan pendekatan intervensi pada pola makan, pola asuh, dan sanitasi. Salah satu program dalam rangkaian Bersama Cegah Stunting adalah Isi Piringku, yang mengedukasi orang tua tentang gizi seimbang, hidrasi sehat, dan minum susu.