Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Desainer Edward Hutabarat menggelar peragaan koleksi Cruise 2023 di Skydeck Sarinah, Jakarta, Senin, 15 Agustus 2022. Edward membuat 50 koleksi wanita dan pria yang mengeksplorasi kain batik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kali ini, desainer asal Tarutung, Sumatera Utara, itu memilih batik Cirebon yang memiliki warna-warna cerah. Dia bekerja sama dengan produsen batik berkualitas dari Cirebon, Jawa Barat, dan Pekalongan, Jawa Tengah, di antaranya adalah Nurcahyo, Warisan, dan Trusmi.
“Melalui koleksi ini, saya berusaha konsisten dengan menampilkan batik sebagai koleksi yang adaptif untuk cuaca di negara tropis namun tetap terjaga eleganitasnya. Koleksi UMKM dihadirkan dalam presentasi yang lebih mewah dan modern,” ucap Edo.
Kain batik dengan warna-warna cerah diolah menjadi ragam busana santai hingga formal. Edo membuat busana berpotongan kimono dress, crop jacket, colume skirt, flowing dress, hingga cocktail dress yang terkesan mewah. Dia juga mendesain pakaian dua potong terdiri dari outerwear, piama, dan cealana palazzo. Setiap potong didesain terpisah sehingga bisa dipadupadankan dengan pakaian lain di luar koleksi ini.
Edward Hutabarat menggelar peragaan koleksi Cruise 2023 di Sarinah, Jakarta, Senin, 15 Agustus 2022 (Istimewa)
Untuk koleksi pria, Edo menawarkan fleksibilitas dalam setiap potong busananya, sehingga bisa dipakai dalam beragam suasana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Motif yang dipilih banyak terinspirasi dari budaya Tionghoa. Selain motif megamendung yang jadi cici khas batik Cirebon dan Pekalongan, dia juga menghadirkan motif-motif yang lebih romantis dan feminin seperti bunga krisan atau peony. Dia juga mempertahankan cici khasnya, barik garis yang dipadu harmonis dengan motif yang dipilih. Beberapa motif menggunakan teknik colet untuk mendapatkan kesan lukisan. Koleksi ini dibuat dalam beragam palet warna dari merah, biru, peach, kuning, dan hijau hingga warna netral seperti cokelat, putih, dan hitam.
Sebagai perancang yang sejak lama mengolah kain batik, Edo selalu berhati-hati menjaga unsur estetika dan filosofi motifnya. Seperti diketahui, batik tidak sekadar kain untuk menutup tubuh. Di dalamnya terkandung makna mendalam yang menjadi identitas kekayaan batik. Dalam menerapkan pola atau memotong kain, dia bersuaha mempertahankan keutuhan makna motif agar tetap dapat dipahami, meski hanya disuguhkan parsial atau secara keseluruhan.
Peragaan busana ini merupakan hasil kerja sama Edward Hutabarat dan Sarinah. Direktur Utama PT Sarinah Fetty Kwartati juga mengatakan bahwa event ini selaras dengan eksistensi Sarinah untuk memberikan panggung bagi karya-karya terbaik bangsa.
"Perancang busana high fashion maupun slow fashion yang ramah lingkungan dan pemberdayaan talenta lokal terbaik ini berjalan beriringan dengan acara fashion show yang diselenggarakan kali ini. Selain itu, Edward Hutabarat adalah salah satu tokoh terbaik di bidang fashion yang telah membawa citra baik budaya Indonesia ke kancah internasional dengan membagikan ide-ide serta pengalamannya yang berharga bagi bangsa ini," kata dia.
Baca juga: Tangan Tangan Renta, Kisah Lurik dalam Rancangan Edward Hutabarat