Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Gaya Hidup Muslim Jaman Now, dari Halal Sampai Budaya Pop

Seperti apa gaya hidup generasi milenial muslim dalam menghadapi perkembangan zaman sekaligus menerapkan nilai-nilai Islam.

1 Juli 2018 | 13.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seiring dengen perkembangan zaman, gaya hidup masyarakat khususnya umat muslim turut berkembang. Ada berbagai pandangan dalam merespons perubahan, terutama pada anak muda atau generasi milenial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Generasi millenial tentunya sudah sangat melek dengan kemajuan teknologi. Mereka bisa mendapatkan informasi apa saja melalui Internet, dan tak perlu repot bertanya kepada orang tua atau guru di sekolah. Pola pikir generasi milenial terus berkembang dan berubah.

Penulis buku Marketing to the Middle-Class Muslim, Yuswohady mengungkapkan ada 15 gaya hidup yang marak saat ini, terutama bagi anak muda muslim.

1. Halal
Halal seperti menjadi kata-kata ajaib untuk menghipnotis, menarik perhatian, sekaligus memberi kepercayaan kepada konsumen muslim. Halal menjadi syarat nomor satu sebelum bicara fungsi atau cita rasa.

2. Viral
Siapapun ingin apa yang mereka buat menjadi pusat perhatian atau viral di masyarakat. Jika sudah menjadi topik terpopuler, maka bisa dengan mudah menggaet atau mempengaruhi siapapun. Tapi ingat, langkah berani ini bukannya tanpa risiko. Sebab yang populer itu belum tentu segala sesuatu yang baik-baik saja, bahkan kerap yang menimbulkan kontroversi.

3. Hijrah
Hijrah yang artinya pindah menunju kehidupan yang lebih baik membuat banyak umat muslim meninggalkan sesuatu yang mereka anggap jauh dari nilai-nilai Islam. Contoh, perempuan yang dengan kehendak sendiri memakai jilbab, keluar dari pekerjaan yang suasananya kurang kondusif untuk menerapkan ajaran Islam, dan lainnya.

4. Menolak riba
Banyak produk dan layanan yang menyematkan label syariah. Contoh sederhana, masyarakat muslim mulai selektif ketika mengetahui produk dan layanan perbankan, dan memilih yang tanpa riba.

5. Kesadaran Ekonomi
Muncul gerakan ekonomi umat yang dikelola dengan prinsip syariah. Misalnya, tersedia minimarket beserta jaringannya yang dikelola dengan sistem ekonomi Islam.

6. Sudut pandang baru dalam pengasuhan
Anak yang pandai belum cukup. Yang diinginkan saat ini oleh para orang tua adalah memiliki anak yang saleh sekaligus cerdas. Orang tua percaya urusan agama dengan ilmu pengetahuan tak bisa dipisahkan. Buktinya, sekarang mau mendaftarkan anak ke sekolah dasar Islam terpadu atau SDIT saja harus beberapa bulan sebelumnya, dan peminatnya membludak.

7. Hiburan syariah
Umat muslim juga butuh liburan dan bersenang-senang. Sebab itu, banyak layanan yang menyediakan liburan syariah dengan destinasi wisata, tempat makan, penginapan, fasilitas ibadah, dan panduan doa sesuai dengan ajaran agama.

8. Figur baru
Muncul figur baru yang saleh atau salehah, muda, pintar, gaul, dan terkenal. Sosok muslim kekinian ini disebut juga 'Mipster' atau Muslim Hipster. Inilah sosok yang menjadi idola generasi milenial muslim.

9. Hijab gaul
Pakai hijab bukan berarti mengekang aktivitasmu. Perempuan berhijab tetap bisa tampil anggun, kasual, bahkan sporty sekalipun. Mereka jogging, berlatih di pusat kebugaran, zumba, atau berenang dengan memakai busana yang sesuai.

10. Dunia digital muslim
Siapapun tak bisa lepas dari dunia digital. Hidup tergantung ke media sosial, aplikasi, dan sejenisnya. Aktivitas sehari-hari pun beralih ke digital. Dengan begitu, banyak bermunculan startup digital yang spesifik membidik generasi milenial muslim.

11. Mengaji digital
Dakwah yang selama ini dilakukan dengan pendekatan ceramah dan tabligh atau komunikasi satu arah one way, tak lagi keren di mata generasi milenial muslim. Mereka lebih suka menyerap ilmu agama melalui ponsel dalam bentuk kajian islam, membaca Al-Quran, maupun membaca tafsir atau buku-buku tentang Islam, sampai berinteraksi dengan guru agama di sana.

12. Taaruf
Di era digital, konsep taaruf pun berkembang dari offline ke online. Muncul aplikasi yang menawarkan kencan untuk sesama muslim dengan cara-cara yang Islami. Misalnya, pria dan wanita tak perlu bertatap muka apalagi pergi berduaan karena ada perantara yang menghubungkan mereka.

13. Pengusaha itu keren
Menjadi pengusaha kini menjadi pilihan yang menarik. Mereka tak perlu tunduk pada aturan perusahaan dan bisa fleksibel bekerja. Banyak muslim jaman now yang memilih menjadi entrepreneur, terutama di sektor kreatif seperti kuliner, fashion, travel hingga digital. Bisnis yang digeluti pun tak hanya menawarkan produk Islami, tapi juga dikelola secara Islami.

14. Bagian dari budaya pop
Generasi milenial muslim tumbuh dengan budaya pop sebagai identitas mereka. Budaya pop identik dengan kebarat-baratan, sementara Islam berasal dari daratan Timur Tengah. Dari asal usulnya saja, keduanya dianggap tak bisa melebur menjadi satu. Namun fenomena muslim jaman now membalikkan anggapan itu. Islam dan budaya pop bisa berjalan beriringan.

15. Bukan sekadar halal dan syari
Urusan halal dan syari sudah sedikit disinggung pada poin sebelumnya. Satu lagi yang menjadi pertimbangan generasi milenial muslim ketika hendak membeli sesuatu adalah bagaimana cara promosi atau metode pemasaran dan inovasinya, apakah sudah sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus