Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Syafri Kasim ingat sekali saat pertama kali diserang sesak napas setahun lalu. Waktu itu dia tengah mengendarai mobil di jalan tol, tiba-tiba napas terasa berat bahkan tersengal. Ia tak kuat dan meminggirkan mobil. Beruntung, petugas tol segera mengantarnya ke rumah sakit. "Rasanya seperti mau mati saat itu," kata pria 67 tahun ini, Jumat dua pekan lalu.
Di rumah sakit, dokter mendiagnosisnya mengalami penyempitan pembuluh darah di jantung dan kerusakan katup aorta jantung. Ini tentu bukan berita bagus. Sebab, setelah itu hidup Syafri mulai berubah. Ia tak leluasa lagi berkegiatan seperti sebelumnya. Sebab, jika beraktivitas agak berat, ia segera ngos-ngosan. Kepalanya pun sering terasa sakit.
Satu-satunya cara adalah, kata pak dokter, katup jantungnya diganti. Tapi tenaga medis di sana tak bisa melakukan hal itu. Mengingat Syafri sudah sepuh, dokter tak mau melakukan pembedahan dada. Itu terlalu berisiko.
Jadi, pilihannya, Syafri hanya akan diberi ring dengan tindakan pembedahan minimal untuk mengatasi penyempitan pembuluh darah. Tapi ternyata usaha ini gagal. "Tiap kali hendak dilakukan tindakan, saya sesak napas lagi," ujarnya. Dokter akhirnya menyerah. Syafri tak mungkin dibawa ke meja operasi.
Tapi warga Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ini pantang putus asa. Dia mendengar kabar bahwa di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, ada metode anyar untuk mengatasi masalah katup jantung bagi orang tua seperti dia. Metode ini bernama transcatheter aortic valve implantation (TAVI), yakni implantasi katup dengan pembedahan minimal.
Syafri pun menjalani tindakan itu pada akhir tahun lalu. Ini adalah sebuah tindakan tanpa harus membelah dada Syafri. Dokter cukup memasukkan kateter ke pembuluh darah paha. Kateter ini untuk menghantarkan katup dengan cara mendorongnya menuju pembuluh darah jantung. Agar arahnya tak melenceng, dokter menggunakan kamera yang dihubungkan ke komputer untuk melihat pergerakannya.
Saat dalam perjalanan itu katup pengganti masih menguncup. Ketika sudah sampai di lokasi katup asli, katup pengganti yang diambil dari organ babi ini akan dikembangkan sampai menempel pada katup lama.
Dalam katup baru ini juga ada sejenis logam seperti ring jantung yang bertugas mengembangkan katup baru sekaligus memepet yang lama ke pinggir. Begitu sudah dipasang, katup baru akan menggantikan fungsi katup lama sebagai gerbang keluarnya darah.
Hasilnya? Sungguh cespleng. Hingga kini Syafri tak merasakan sesak napas parah lagi. Dia pun bisa melakukan berbagai kegiatan di masa pensiunnya dengan nyaman, seperti menemani cucu bermain. "Sekarang, kalau sesak napas, duduk sebentar sudah hilang," ujarnya. Sesak napas ini masih terjadi karena Syafri belum melakukan pemasangan ring.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Harapan Kita, Doni Firman, mengatakan kerusakan katup memang kerap terjadi pada orang tua. Katup atau klep jantung merupakan pintu gerbang jantung yang berfungsi sebagai jalan keluar-masuknya darah dari dan ke luar jantung.
Ada empat jenis katup: katup trikuspid, pulmonal, mitral, dan aorta. Penyempitan alias stenosis ini sering terjadi pada katup aorta, yang bertugas menyuplai darah ke kaki, ginjal, dan otak. Otomatis hal itu mengakibatkan suplai darah ke organ-organ tersebut menjadi berkurang. "Akibatnya jadi sesak napas, nyeri dada, dan gampang pingsan," ujar Doni.
Jika katupnya tak diganti, jantung berpotensi mengalami kegagalan karena bekerja ekstrakeras mendorong darah melewati gerbang rusak. Kalau sudah begini, penderita bisa mengalami gangguan irama jantung. Yang paling fatal, sewaktu-waktu dia bisa mati mendadak. Tanpa tindakan penggantian katup, setengah dari pasien meninggal dalam waktu dua tahun.
Metode lama penggantian katup ini dilakukan dengan tindakan operasi bedah lewat dada alias aortic valve replacement. Caranya, setelah dada pasien dibelah, dokter menyayat jantung dan membukanya untuk mengganti katup.
Agar operasi berjalan lancar, kerja jantung dihentikan sementara dan fungsinya digantikan sebuah mesin untuk memasok darah ke seluruh tubuh. Kalau sirkulasinya sudah lancar, katup asli diganti dengan katup buatan yang berasal dari bahan metal atau katup dari hewan.
Masalahnya, itu tadi, penyakit katup aorta banyak menyerang kalangan sepuh, sehingga operasi pembedahan dada sangat berisiko. Musababnya, orang tua biasanya memiliki penyakit penyerta, seperti sakit paru-paru, ginjal, dan stroke. Kalau pembelahan dada dipaksakan, bisa menyebabkan kematian.
Maka metode TAVI seperti yang dijalani Syafri itu merupakan jalan keluar yang menjanjikan. Prosedur kateter ini dikembangkan pertama kali di Prancis pada 2002. Menurut Doni, pasien pertama yang melakukan implantasi katup ini masih hidup sampai sekarang.
Saat ini prosedur tersebut sudah diakui di lebih dari 50 negara. Di Indonesia, cara ini baru diterapkan karena harganya sangat mahal-bisa tiga kali lipat operasi jantung biasa. Harga paket semua alat berupa kateter, ring, sampai katupnya masih sekitar US$ 31 ribu atau setara dengan Rp 408 juta. "Dulu kita enggak kuat karena harga alatnya," kata Doni.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan kardiovaskular Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Eka Ginanjar, mengatakan mahalnya harga alat tersebut memang menjadi kendala. "Kalaupun punya uang sebanyak itu, orang Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri," katanya. Rumah Sakit Cipto saat ini belum menggunakan TAVI karena persoalan dana itu. Padahal dokternya sudah mumpuni dengan metode ini.
Alat TAVI, menurut Eka, tak bisa bertahan lama seperti katup jantung yang dipasang melalui pembedahan dada. Pasalnya, katup mesti dikompres sekecil mungkin agar bisa dimasukkan melalui pembuluh darah. Teknik pengompresan inilah yang belum sempurna sehingga mempengaruhi kualitas katup. "Tapi untuk orang tua sudah cukup bagus."
Kardiolog dari Mount Elizabeth Hospital, Singapura, Dinesh Nair, mengatakan, dengan metode TAVI, pasien rata-rata bisa bertahan 10 tahun. Awal tahun ini, dia baru saja melakukan prosedur TAVI untuk pasien dari Indonesia berusia 90 tahun.
Dinesh yakin cara invasif minimal ini akan berkembang sehingga kelak bisa digunakan untuk orang yang lebih muda. "Saya kira dalam 20 tahun mendatang semua pasien akan menggunakan cara ini."
Nur Alfiyah
1. Dokter memasukkan kateter ke pembuluh darah paha.
2. Kateter ini untuk menghantarkan katup dengan cara mendorongnya menuju pembuluh darah jantung. Saat dalam perjalanan itu, katup pengganti masih menguncup.
3. Ketika sudah sampai di lokasi katup asli, katup pengganti yang diambil dari organ babi ini akan dikembangkan sampai menempel pada katup lama. Dalam katup baru ini ada sejenis logam seperti ring jantung yang bertugas mengembangkan katup baru sekaligus memepet yang lama ke pinggir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo