Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Gulai Talang, Kuliner Leluhur Warga Mersam di Jambi

Leluhur warga Kecamatan Mersam di Kabupaten Batanghari, Jambi, mewariskan tradisi memasak gulai talang dan makan behidang

13 Juni 2019 | 11.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Leluhur warga Kecamatan Mersam di Kabupaten Batanghari, Jambi, mewariskan tradisi memasak gulai talang dan makan behidang yang sampai kini masih lestari. Pada masa lalu, warga Mersam biasa memasak makan siang di kebun, yang disebut talang dalam bahasa setempat.

Baca: Festival Ngundoh Duku: Makan Buah Duku Sepuasnya Hanya Rp 15 Ribu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mereka biasa memasak makan siang dari bahan-bahan yang mudah didapat di kebun seperti bebek yang biasa dipelihara di kebun atau ayam hutan dan kancil yang bisa diburu di kawasan sekitar kebun. Bumbunya sederhana, antara lain meliputi garam, bawang merah dan putih, cabai, ketumbar, jahe, kunyit, dan sereh. Rasanya pedas dan segar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Gulai talang ini hanya makanan leluhur kami saat di kebun, namun karena cita rasa yang unik dan nikmat, saat ini gulai talang telah menjadi masakan khas di daerah kami," kata Muklis, Lurah Kembang Paseban, Kecamatan Mersam.

Sekarang, saat warga tidak lagi berburu ayam hutan atau kancil untuk makan siang, biasanya daging bebek yang dimasak menjadi gulai talang. Dan kini warga setempat punya tradisi makan gulai talang, yang disebut masak talang, di rumah warga yang hendak menggelar hajatan. "Tradisi masak talang itu dilakukan jika ada warga yang hendak menikahkan anaknya, tradisi masak talang ini dilakukan pada malam hari sebelum pesta dilakukan," kata Muklis.

Dalam tradisi masak talang, seluruh warga biasanya berkumpul di rumah warga yang memiliki hajatan dan menyantap gulai talang bersama-sama. Dalam acara makan bersama yang disebut warga setempat makan behidang itu, gulai talang disajikan dalam satu nampan untuk tiga sampai empat orang. Gulai talang kini juga bisa dinikmati di kedai-kedai makan, termasuk di warung nasi simpang Mersam yang berada di kawasan jalan lintas Batanghari-Tebo.

Baca: Danau Sipin, Tujuan Wisata Baru di Kota Jambi, Apa yang Menarik?

Muklis berharap makanan warisan leluhur warga Mersam itu bisa menjadi bagian dari kuliner tradisional khas Batanghari yang populer dan lestari.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus