Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari Gizi Nasional ke-63 diperingati pada 23 Januari 2023. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pun mengajak masyarakat untuk meningkatkan literasi mengenai pangan lokal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Menurut saya, memaknai Hari Gizi Nasional sebagai waktu untuk meningkatkan edukasi penting sekali. Jadi, perubahan pola makan itu penting sekali,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, makanan untuk mencegah stunting pada anak sebenarnya tidak perlu mahal. Ia menilai dari segi finansial, banyak keluarga di Indonesia hidup berkecukupan untuk memberikan akses makanan sehat yang bisa memenuhi asupan mikronutrien maupun gizi seimbang pada anak. Sayangnya, masih banyak yang belum memahami pengetahuan dalam mengelola menu makanan sehat yang sesuai standar dan disesuaikan dengan kelompok usia anak.
Minimnya literasi tersebut dapat dibuktikan dengan kebiasaan orang tua yang lebih memilih memberikan makanan siap saji atau makanan kotak bermerek di toko-toko besar. Dalam penerapan pola asuh pun beberapa orang tua segera berhenti menyuapi anak ketika mulai menolak melanjutkan makan.
Makan sehat tak perlu mahal
Seharusnya sebagai negara adipangan yang melimpah, masyarakat dapat lebih memanfaatkan potensi pangan lokal yang ada di sekitar. Pengetahuan tersebut akan meningkatkan gizi anak bangsa dan mematahkan anggapan pemberian makanan anak dari bahan-bahan yang monoton serta menepis anggapan makanan sehat harus mahal.
“Sebetulnya makanan untuk mencegah stunting tidak perlu mahal. Telur cukup, daun kelor bagus, ikan pun tidak harus ikan tuna, ikan yang mahal. Salmon itu mahal. Belilah ikan kembung yang sudah mengandung DHA, Omega-3. Jadi, tidak perlu mahal, kita ini pola makannya yang perlu diubah,” paparnya.
Selain meningkatkan literasi pangan lokal, Hasto juga mengajak para ibu pelan-pelan belajar mengolah Makanan Pendamping ASI (MPASI) di rumah. Pengembangan minat itu bisa membantu ibu mencegah anak untuk mengonsumsi jajanan tidak sehat, juga menekan pengeluaran dari makanan praktis yang mempengaruhi ekonomi keluarga.
Ibu dapat secara perlahan belajar membuat MPASI bertekstur halus bagi bayi usia 7-8 bulan atau makanan cincang bagi bayi yang berusia 1 tahun. Ia berharap keluarga bisa memaknai Hari Gizi Nasional sebagai hari penting untuk anak dengan menyadari pentingnya mempelajari lebih dalam pemberian asupan gizi dan pola asuh anak.
“Harapan saya di Hari Gizi Nasional ini kita betul-betul bisa membangkitkan kesadaran dengan pola makan yang sehat bagi anak-anak. Itu harapan saya,” ujarnya.