Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan menyebut asupan protein hewani di Indonesia, seperti daging dan ikan, termasuk yang terendah, merujuk pada data Badan Pangan Dunia (FAO). Pakar kesehatan anak dr. Cut Nurul Hafifah, mengatakan protein hewani cenderung terlupakan dalam pemenuhan gizi anak karena tidak sedikit orang yang menganggap protein dapat dicukupkan hanya dengan makan tahu dan tempe.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hal ini bukan tidak boleh tetapi anak juga harus mendapatkan protein hewani seperti ayam, ikan, daging, dan telur yang divariasikan," kata anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Protein membantu membentuk otot, menghasilkan hormon, memperkuat kulit dan tulang, serta mengangkut nutrisi. Menurut Cleveland Clinic, anak-anak usia 4-9 tahun butuh 19 gram protein setiap hari. Sementara yang berusia 9-13 tahun butuh 34 gram.
Tak hanya protein hewani, asupan lemak untuk anak juga sering dilupakan karena ada khawatir anak akan gemuk. Padahal, menurut spesialis anak subspesialis kesehatan anak, nutrisi dan penyakit metabolik di RS Pondok Indah – Pondok Indah itu, anak usia di bawah 2 tahun masih membutuhkan lemak untuk perkembangan otak.
Menu lengkap dan bervariasi
Nurul mengingatkan orang-orang, termasuk orang tua, perlu memastikan anak mendapatkan makro dan mikronutrien. Ini bukan hanya karbohidrat, lemak, dan protein, tetapi juga zat besi, zinc, vitamin D, dan lain-lain.
"Semua nutrisi tersebut terdapat di dalam makanan. Hal yang perlu diingat adalah makanan harus selalu divariasikan karena tidak ada satu makanan yang paling super atau mengandung seluruh nutrisi yang dibutuhkan," jelasnya.
Kemudian, menyambut Hari Gizi Nasional pada 25 Januari, Nurul berpesan agar orang tua memastikan anak mendapatkan makanan yang bervariasi dengan menu lengkap, serta selalu memantau pertumbuhannya.
Kementerian Kesehatan mengumumkan Hari Gizi Nasional 2023 mengusung tema "Protein Hewani Cegah Stunting" untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap bahaya stunting. Tema ini diambil juga untuk meningkatkan komitmen dan kerjasama antara pemerintah, baik sektor kesehatan maupun nonkesehatan, dalam rangka percepatan penurunan stunting.