Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Senior Program Specialis dari Do Something Indonesia, Demas Ryan mengatakan ada empat pertanyaan yang penting untuk dijawab orang orang yang akan mengunggah konten di media sosial. Empat pertanyaan itu pula yang akan terus dia kampanyekan kepada masyarakat saat hendak mengunggah hal di media sosial seperti Facebook. Empat hal ini tentunya penting untuk dipertimbangkan masyarakat, khususnya anak-anak remaja yang sedang aktif bermain di media sosial. "Bila mau unggah posting di media sosial, perlu menjawab empat hal ini dulu," katanya pada acara Penutupan Think Before You Share Program pada Selasa 27 Februari 2018 di Hotel Pullman, Jakarta. Baca: Pria Malas Kencan dengan 4 Tipe Wanita Ini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertama pertanyaan yang harus dijawab oleh anak yang hendak mengunggah hal ke media sosial adalah 'Apakah sumbernya terpercaya?'. Apakah sumber dari berita yang dibaca berasal dari sumber media online, atau opini seseorang saja atau hanya sebatas broadcast di whats app group saja?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertanyaan kedua yang penting diketahui jawabannya adalah 'Apakah ada dua sumber atau lebih di berita itu?'. Demas mengatakan hal ini penting untuk diketahui sebagai bahan konfirmasi. "Ini untuk memastikan apakah berita yang dibaca itu valid atau tidak," katanya.
Pertanyaan ketiga yang perlu dijawab adalah 'Apakah pembaca mengerti isinya?'. Menurut Demas, anak perlu untuk mengetahui isi dari berita yang akan disebarkan si anak itu. Jangan sampai si anak hanya membaca judulnya saja. Di zaman bergelimang informasi, semakin banyak orang yang salah interpretasi judul berita. "Sekarang banyak berita yang click byte, sehingga terkadang ada missleading. Penting sekali anak memahami setiap kata yang akan disebarkannya," katanya. Baca: Pameran Mainan dan Komik 2018 Didominasi oleh Starwars
Foto Diskusi Panel Think Before Share. (ki-ka: Moni Rejeki, Head of Corporate Engagement, YCAB; Demas Ryan, Senior Program Specialist of Do Something Indonesia; Clair Deevy, Head of Community Affairs, APAC, Facebook)/Istimewa
Pertanyaan terakhir yang juga perlu anak tahu jawabannya sebelum membagikan konten di media sosial adalah 'apakah berita itu ada konfirmasi dari orang yang mengerti'. Demas mengatakan dalam kampanye Think Before You Share Indonesia selama enam bulan terakhir, Demas menekankan agar anak bertanya kepada para ahli tentang kebenaran berita yang hendak ia unggah.
Kepada anak anak SMA ini, Demas menyarankan agar mereka konfirmasi ke guru atau kepala sekolah mereka yang kira-kira tahu tentang berita yang hendak disebarkan. Bila hal yang akan disebarkan berupa konten pribadi, ada baiknya anak-anak remaja ini berkonsultasi dengan keluarga.
Bertepatan dalam tema Safer Internet tahun ini Facebook, Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), dan Do Something Indonesia mengakhiri kampanye 'Think Before You Share'. Kampanye yang berjalan semala enam bulan ini bertujuan untuk membekali remaja dengan keterampilan berpikir secara kritis dan menumbuhkan rasa empati saat menggunakan media sosial. Baca: Body Shaming Bikin Kesal? Ini Siasat Prilly Latuconsina
Selama enam bulan terakhir, tim ini berhasil melatih 11 riu siswa di lebih dari 100 sekolah di seluruh Jakarta. Selain itu mereka juga berhasil mencapai lebih dari 15 juta jangkauan di Facebook dan Instagram melalui kampanye online itu.
Bersama YCAB, Facebook menyelenggarakan pelatihan di 100 sekolah setingkat Sekolah Menengah Atas yang ada di jakarta sebagai bagian kampanye ini. para siswa mendapatkan pelatihan berdasarkan kurikulum yang dikembangkan oleh Facebook dan YCAB. "Pelatihan ini fokus pada tips dasar seputar keamanan internet, keterampilan literasi digital yang releban bagi remaja Indonesia.
Kampanye Think Before You Share pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada 2016. Panduan ini dibuat berdasarkan kerja sama dengan YCAB Foundation dan Sudah Dong, sebuah komunitas sosial media anti bullying. Panduan ini mengajarkan remaja untuk menjadi lebih berhati-hati mengenai apa yang akan mereka bagikan di media sosial dan untuk lebih memahami pola pikir yang ideal sebelum mengunggah sesuai.