TIGA tahun setelah aids penyakit rusaknya daya tahan tubuh)
ditemukan, para ahli belum juga bisa mengungkapkan
penyebabnya. Di Amerika Serikat mereka baru sampai pada
pendataan, 71% penderita adalah homoseks, 17% pecandu narkotik,
dan 1% penderita hemofilia. Dari seluruh penderita, juga
diketahui 5% orang Haiti di AS. Sedangkan yang 6% lagi tak
ketahuan golongannya.
Data-data itu sendiri memukul kaum homo. Di kota-kota besar AS,
seperti New York dan San Francisco, mereka diperlakukan tak
ubahnya seperti lalat yang tak berharga. Beberapa restoran di
kota itu diboikot orang karena ada isu tukang masaknya homo.
Kalau terjadi kecelakaan yang hampir merenggut nyawa, kaum homo
masih untung. Di sana polisi telah mengembangkan alat penolong
pernapasan, sehingga bisa menghindar dari hubungan langsung.
Tapi kalau si homoseks meninggal, dan jelas karena aids, mereka
seperti kena penyakit haram jadah. Sebab, perusahaan-perusahaan
"palang hitam" di sana ada yang tak mau menguburkan mereka,
takut ketularan penyakit.
Hanya orang-orang Haiti yang bisa merasakan penderitaan kaum
homo tersebut sebab, penelitian dokter menyebutkan penyakit
menyerang dan besar kemungkinan ditularkan orang Haiti. Di
Miami, misalnya mereka tidak diperbolehkan mencoba sepatu.
Kecuali setelah mereka beli. Tuan-tuan tanah banyak yang meminta
izin pemerintah untuk memecat buruh yang berdarah Haiti.
Haiti sebagai negara yang penduduknya sedang dilanda kelaparan
juga ikut kedodoran. Ketika penyakit mula-mula ditemukan di New
York, ahli memperkirakan penyakit itu dibawa orang homo yang
main seks dengan pelacur-jantan di Haiti. Akibatnya, jumlah
turis ke negara yang hidup dari tambang dan nlrisme itu
menyusut. Hampir sepuluh hotel kelas satu tutup karena
kekurangan tamu.
Muncul teori yang menyebutkan kemungkinan penyakit ganas itu,
yang membuat tubuh gampang terserang rupa-rupa penyakit
infeksi, ditularkan virus flu-babi. Pejabat-pejabat tinggi
Haiti di ibu kota Port-Au-Prince memerintahkan menembak semua
babi yang terdapat di negara berpenduduk 7 juta itu. Haiti
berubah menjadi pengimpor daging babi.
Pejabat Haiti sendiri keberatan terhadap "cap" sebagai penyebar
aids sebagaimana "dituduhkan" ahli kesehatan di AS. Alasan
mereka, tradisi Haiti tidak memperkenankan homoseksualitas.
Dari data-data yang terkumpul, memang tampak ada sesuatu yang
kurang beres. Menteri kesehatan Haiti, Ary Bordes menyebutkan
bahwa Haiti hanya punya 36 penderita (26 di antaranya mati).
Sementara itu penduduk Amerika Serikat sedikitnya terserang
2.000 orang (500 mati). Dengan perbedaan yang begitu menyolok,
Bordes berkilah: bagaimana mungkin negerinya menjadi sumber
aids. Dengan angka Bordes itu, Haiti berada di urutan kedua
sebagai negara korban Denyakit itu, setelah AS. Sesudah Haiti
kemudian menyusul Kanada, Prancis, dan Jerman .
Lepas dari masalah protes Haiti, beberapa data yang dikumpulkan
memang menyudutkan negara-negara Laut Karibia. Dari sebuah
penelitian di kalangan imigran Haiti, misalnya, ditemukan 102
penderita aids per satu juta orang. Sedangkan di antara orang AS
hanya delapan setengah orang.
Penyakit aids sendiri menyerang sel-sel darah putih yang
menjadi pusat sistem pertahanan tubuh. Sistem itu terbagi dua.
Yang satu menyerang penyakit yang datang, sedang yang lain
mengerem supaya serangan tidak berlebihan. Dalam kasus aids
,"daya rem" itu menjadi tak terkendali hingga penyakit malahan
gampang masuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini