Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Hujan Terus dan Hawa Dingin, Bedakan Kedinginan Berlebihan dengan Alergi Dingin

Rasa kedinginan berlebihan muncul saat tubuh tidak mampu mentoleransi kondisi lingkungan yang dingin. Kondisi ini berbeda dengan alergi dingin.

7 Januari 2021 | 09.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi tangan dingin. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi cuaca akhir-akhir ini sering hujan dan mendung. Udara terasa dingin disertai angin yang berembus cukup kencang seolah meratakan hawa adem seperti di pegunungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagian orang mungkin merasa senang karena temperatur udara yang dingin bikin tubuh lebih segar dan tidak gerah. Sementara sebagian orang lagi tersiksa karena tak tahan dingin. Mereka mungkin belum tahu apakha tubuh mengalami kedinginan berlebihan atau masuk kategori alergi dingin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip laman Sehatq, penyebab alergi dingin adalah naiknya kadar histamin di dalam tubuh yang dipicu oleh berbagai hal. Histamin merupakan senyawa kimia dalam sistem kekebalan tubuh yang memberikan sinyalemen ada benda asing dalam tubuh yang berpotensi mengganggu. Sebab itu, jika kadar histamin meningkat, maka muncul gejala alergi tertentu sebagai pertanda tubuh harus mengusir benda asing atau alergen. Salah satu contoh sederhana adalah bersin.

Pada orang yang alergi dingin, reaksi tubuh yang muncul bisa berupa biduran atau seperti biang keringat, kulit berwarna kemerahan dan terasa gatal. Ada pula yang mengalami gatal di tenggorokan, batuk, dan bersin-bersin yang parah setiap kali terpapar atau merasakan suasana dingin. Reaksi ini umumnya timbul sekejap setelah terkena alergen tadi.

Adapun kondisi kedinginan berlebihan tidak tergolong pada alergi dingin, meski pada tahap lanjut bisa mengarah ke sana. Kedinginan berlebihan biasanya dapat ditangani dengan mengkonsumsi makanan dan minuman hangat, memakai jaket, selimut, dan kaos kaki, dan membuat temperatur udara lebih hangat.

Alergi dingin biasanya bersifat genetik alias keturunan. Adapun pemicu alergi dingin antara lain terpapar suhu dingin saat hujan deras atau ketiga berada di pegunungan, berenang atau mandi dengan air dingin, masuk ke dalam ruangan berpendingin yang amat dingin.

Ada sejumlah kelompok individu yang lebih rentan mengalami alergi dingin. Mereka adalah yang mengidap autoimun, infeksi virus yang mengakibatkan terjadinya mononukleosis atau penularan lewat air liur, cacar air, hepatitis virus, dan penyakit yang mengakibatkan kelainan darah.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus