Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selepas pemberian masa air susu ibu eksklusif selama 6 bulan, masa pemberian makanan pendamping air susu ibu, MPASI, merupakan masa krusial selanjutnya untuk pertumbuhan dan perkembangan si kecil. Faktanya, masih banyak ibu yang menggunakan referensi yang tidak tepat dalam tahap MPASI ini. Banyak kesalahan dalam pemilihan menu MPASI misalnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk menggali lebih dalam, Teman Bumil dan Populix melakukan survei untuk melihat sejauh mana pemahaman ibu tentang pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) yang benar. Survei ini dilakukan pada tanggal 9-18 Februari 2021, dan ada 1.179 followers Instagram atau pengguna Teman Bumil yang mengikuti survei secara online.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teman Bumil juga meminta pendapat beberapa pakar untuk membahas hasil survei ini dan memberikan penjelasan yang tepat serta jelas tentang pemberian MPASI yang benar.
Apakah MPASI homemade atau bubur instan?
Dari total 1,179 responden yang mengikuti survei, 31 persen atau 369 di antaranya sedang menjalani masa MPASI. Sebanyak 83 persen memberikan MPASI sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia, WHO yakni tepat di usia 6 bulan. Hanya 11 persen yang memberikan MPASI di usia kurang dari 6 bulan, dan 6 persen memberikan MPASI di atas usia 6 bulan.
Baca: 6 Hal yang Perlu Diketahui tentang MPASI Pertama Bayi
Dari pilihan jenis MPASI, mayoritas atau sekitar 59 persen memberikan MPASI buatan sendiri (homemade) yang diselingi dengan bubur instan, 38 persen para ibu hanya memberikan MPASI buatan sendiri. 4 persen sisanya hanya memberikan bubur instan.
Dari hasil survei juga diketahui mayoritas alasan ibu memilih memberikan MPASI homemade diselingi dengan bubur instan karena lebih praktis dan gizi lebih lengkap. Sedangkan ibu yang memilih hanya memberikan MPASI buatan sendiri paling banyak karena lebih higienis, lebih disukai anak, dan lebih enak.
Konsultan nutrisi dan penyakit metabolik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Titis Prawitasari mengatakan banyak isu yang beredar di masyarakat bahwa bubur instan tidak baik untuk bayi. Padahal, hal tersebut tidak benar. Bubur instan sangat aman untuk bayi, sepanjang lolos uji kelayakan dan memiliki nomor registrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.
Memang, lanjut Titis, MPASI homemade memiliki kelebihan karena Mums bisa menyesuaikannya dengan selera anak dan bisa diganti sesering mungkin, sedangkan bubur instan rasanya itu-itu saja, sehingga anak bisa cepat bosan. Namun, MPASI homemade memerlukan waktu dan tenaga untuk disiapkan, sementara bubur instan lebih praktis.
“MPASI homemade juga perlu lebih berhati-hati dalam pengolahannya agar bersih dan higienis. Selain itu, MPASI homemade juga sering bermasalah dengan jumlah dan jenis pilihannya, sehingga terkadang tidak memberikan hasil optimal,” kata Titis dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 10 Maret 2021.
Kendati demikian, walaupun bubur instan lebih terstruktur jumlah zat makro dan mikronya, seringkali juga tidak optimal karena kesalahan takaran saji dan cara pembuatan. Jadi, masing-masing ada kelebihan dan kekurangan yang harus diketahui oleh para ibu.
“Oleh sebabnya, pilihan terbaik untuk anak itu sangat individual. MPASI yang paling baik adalah yang disukai anak dan pemberiannya adekuat, baik kuantitas maupun kualitasnya,” kata Titis.