Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita mengatakan Indonesia berpotensi jadi pemasok fashion muslim baik di dalam maupun luar negeri. "Indonesia sendiri memiliki potensi besar dalam memasok kebutuhan fashion muslim baik pada pasar dalam negeri maupun luar negeri," kata Reni Yanita, dalam acara pembukaan MUFFEST+ 2025 di Jakarta, Kamis 20 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Reni Yanita menjelaskan berdasarkan data State of Global Islamic Economy Report tahun 2023-2024, Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara yang mendominasi ekosistem fashion muslim setelah Turki dan Malaysia.
Namun, ekspor produk fashion ke negara Organisation Islamic Cooperation pada tahun 2022, masih didominasi oleh negara China, Turki dan India. "Jadi kita hanya mendominasi di ekosistemnya tetapi kita belum berhasil menjadi tiga besar untuk ekspornya. Ini juga jadi tantangan kita bersama bagaimana pasar dunia yang begitu besar ini bisa kita optimalkan," ujarnya.
Menurut dia, dengan adanya potensi pasar dan perkembangan industri fashion muslim yang ada, Indonesia harus optimis bisa terus berkembang, baik di pasar domestik maupun global, salah satunya dengan mengaktualisasi melalui keikutsertaan pada ajang-ajang pameran.
Dengan para pegiat fashion ikut pameran, mereka bisa menunjukkan kualitas dan potensi karya fashion muslim di Indonesia. Mereka pun bisa sekaligus memperkenalkan inovasi dan desain terkini kepada pasar global.
Lebih lanjut, dia mengajak kepada seluruh pelaku usaha fashion muslim untuk terus mengembangkan produk yang dihasilkan sehingga dapat bersaing baik di pasar lokal maupun global, serta dapat bekerja sama dengan industri pakaian jadi dalam negeri.
"Jadi dengan tumbuhnya desainer-desainer muda, kemudian kita gabungkan dengan industri fashion yang ada. Kemudian ikut di ajang-ajang pameran," ucapnya.
Reni Yanita menjelaskan bahwa pasar ekonomi Islam di dunia memiliki peluang besar untuk tumbuh pada tahun mendatang. Berdasarkan data State of Global Islamic Economic Report tahun 2023-2024, pada tahun 2027 mendatang diprediksi pengeluaran konsumen terhadap 6 sektor komoditas dapat mencapai 3,1 triliun dolar AS, dibandingkan dengan 2 tahun yang lalu hanya AS 2,29 triliun dolar.
Adapun dari 6 sektor ekonomi Islam yang mencakup makanan, fashion, media dan rekreasi, travel, farmasi, dan kosmetik, sektor fashion muslim ini menempati posisi kedua tertinggi.
Selain itu, konsumsi fashion muslim di dunia juga diprediksi tumbuh, yang mana pada tahun 2027 mendatang diprediksi mencapai AS 428 miliar dolar.
"Jadi dari angka 3,1 triliun ini yang bisa diambil oleh fashion muslim hampir 15 persennya," ujarnya.
Menurut dia, potensi pasar produk halal di Indonesia juga sangat besar. Hal ini lantaran hampir 87 persen penduduk Indonesia beragama Islam dan masuk terbesar di dunia. "Proyeksi konsumsi barang atau jasa halal di Indonesia pada tahun 2025 ini mencapai 330,5 miliar dolar AS dan sektor pakaian jadi menjadi sektor tertinggi kedua yang dikonsumsi pada pasar syariah Indonesia," katanya.