Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter Perempuan Dominan
Sepuluh tahun ke depan, profesi dokter akan didominasi perempuan. Tren tersebut dilihat The Royal College, Inggris. Jumlah dokter perempuan terus meningkat selama empat tahun belakangan.
Kecenderungan itu, menurut Direktur Pelayanan Medis Inggris, Sir Liam Donaldson, sebenarnya sudah tampak sejak awal 1990-an. Jumlah mahasiswa kedokteran pria pada masa itu meningkat dua kali lipat setiap tahun, namun perempuan meningkat 10 kali lebih tinggi. "Peningkatan tersebut karena wanita cenderung ingin waktu kerja fleksibel, terutama setelah berkeluarga," ujarnya kepada situs BBC Health.
Namun beberapa spesialis seperti bedah dan anestesi, menurut British Medical Journal kurang diminati kaum hawa. Wanita, menurut Presiden The College of Emergency Medicine, John Heyworth, juga kurang berminat bekerja di bidang pertolongan darurat. "Mereka lebih tertarik pada pengobatan yang berbasis perjanjian dan waktunya bisa diprediksi."
Hati-hati Teh Panas
Kebiasaan minum teh panas-panas meningkatkan risiko kanker tenggorokan. Ini merupakan hasil penelitian tim Fakultas Kedokteran Universitas Teheran, Iran, terhadap 300 orang warga Provinsi Golestan, yang terkena tumor tenggorokan. Mereka rata-rata peminum seliter teh hitam per hari, dalam suhu 65-68 derajat Celsius. Penduduk provinsi tersebut, menurut hasil penelitian yang dimuat British Medical Journal, termasuk penderita kanker esofagus (kerongkongan) tertinggi di dunia.
Kanker tersebut biasanya terkait dengan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Namun konsumsi rokok dan alkohol di kawasan itu rendah. Biang keladinya adalah minum teh panas itu.
Menurut jurnal tersebut, minum dalam keadaan panas sekali bisa merusak lapisan epitel kerongkongan dan menimbulkan kanker. Namun tak perlu panik, menurut penelitian di Inggris, rata-rata orang meminum teh pada suhu 50 sampai 60 derajat Celsius. Peminum teh disarankan menunggu empat menit sejak teh dalam keadaan mendidih dituang ke cangkir.
Risiko Tinggal Serumah
Perempuan yang tinggal serumah dengan suami dan anak-anak lebih besar risiko terkena gangguan jantung dibanding wanita yang tinggal berdua saja dengan suami. Menurut studi di Jepang yang dimuat Journal Heart, angka yang lebih tinggi terkena serangan jantung ada pada perempuan yang tinggal dengan tiga generasi (orang tua, suami, dan anak). Menurut Profesor Hiso, pemimpin penelitian itu, boleh jadi pemicunya adalah stres. Namun peningkatan risiko gangguan jantung tak tampak pada pria yang tinggal dengan orang tua, istri, dan anak.
Awas, Gemuk Menular
Bukan penyakit saja yang bisa menular, kegemukan juga bisa. Bila teman sepergaulan Anda gemuk, hati-hatilah, kecenderungan kelebihan lemak sangat besar.
Tim ilmuwan dari University of Warwick, Dartmouth College, dan University of Leuven menemukan hasil tersebut dari penelitian terhadap 27 ribu orang partisipan. Menurut hasil riset para ahli yang dibahas dalam sebuah konferensi di Cambridge Massachusetts, Amerika Serikat, fenomena itu disebut "obesitas imitatif" atau mencontoh kebiasaan teman mengkonsumsi kalori.
Dari riset itu ditemukan, hampir 50 persen wanita di Eropa merasa dirinya mengalami kelebihan berat badan. Sedangkan di kalangan pria, perasaan yang sama ditemukan kurang dari 30 persen. Semula tim itu mengira, obesitas adalah suatu respons terhadap daya beli yang makin kuat. "Tetapi anehnya kami selalu menemukan kecenderungan orang kaya lebih kurus ketimbang orang miskin," kata Professor Andrew Oswald, peneliti dari University of Warwick.
Karena itulah Oswald berpendapat, meningkatnya kegemukan sebagai fenomena sosiologis dan bukan fisiologis. "Orang akan terpengaruh penilaian dari rekan-rekannya," ujarnya. Namun David Haslam, Direktur Klinis National Obesity Forum, menilai menempatkan obesitas sebagai fenomena sosiologis tak tepat. "Penjelasan yang lebih tepat adalah, bila dikelilingi orang yang kelebihan berat badan, Anda berada di lingkungan orang yang menyantap banyak makanan salah," katanya. Dan, Anda pun akan tertular menyantap makanan tak sehat itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo