Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Ini Dampak Alkohol terhadap Kerja Otak

Salah satu efek yang sering terjadi akibat konsumsi alkohol adalah blackout atau kehilangan ingatan sementara.

19 Oktober 2024 | 09.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Alkohol sering menjadi bagian dari gaya hidup, terlebih dalam budaya barat. Namun konsumsi yang berlebihan alkohol bisa berdampak buruk bagi kesehatan, terutama otak. Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa alkohol dapat mengubah cara otak bekerja dan merusak fungsi-fungsi penting.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahaya Alkohol

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alkohol mempengaruhi jalur komunikasi di otak, yang bisa berdampak langsung pada keseimbangan, ingatan, bicara, dan kemampuan mengambil keputusan. Ketika seseorang minum alkohol, otak tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, sehingga meningkatkan risiko cedera atau kecelakaan.

Jika alkohol dikonsumsi dalam jumlah besar dan terus-menerus, ini bisa menyebabkan perubahan pada struktur otak, termasuk pengecilan ukuran sel-sel otak (neuron), yang berdampak pada kemampuan berpikir dan memori.

Bagi remaja, bahaya alkohol jauh lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Pada masa remaja, otak masih dalam tahap perkembangan, sehingga konsumsi alkohol bisa mengganggu proses ini dan menyebabkan perubahan jangka panjang dalam fungsi otak. Ini bisa berdampak pada kemampuan belajar, kontrol emosi, dan perilaku di masa depan.

Dampak Alkohol terhadap Kerja Otak

Dilansir dari American Addiction Centers, salah satu fungsi otak adalah organ menjaga keseimbangan zat kimia agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Keracunan alkohol dapat mengganggu keseimbangan ini. Konsumsi alkohol dalam jangka panjang memaksa otak seseorang untuk beradaptasi dalam upaya mengimbangi efek alkohol.

Menurut situs USA National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism, salah satu efek yang sering terjadi akibat konsumsi alkohol adalah blackout atau kehilangan ingatan sementara. Hal ini terjadi ketika seseorang minum terlalu banyak alkohol, sehingga ingatan kejadian yang terjadi saat mabuk tidak tersimpan dengan baik di otak. Bagian otak yang bertugas menyimpan ingatan jangka panjang, yaitu hipokampus, tidak bisa bekerja dengan optimal.

Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan bisa menyebabkan overdosis alkohol, yang merupakan kondisi serius dan berbahaya. Saat seseorang mengalami overdosis alkohol, fungsi dasar otak seperti pernapasan, detak jantung, dan pengaturan suhu tubuh mulai terganggu.

Gejala overdosis alkohol meliputi kebingungan, sulit sadar, muntah, napas yang lambat, kulit pucat atau dingin, serta suhu tubuh yang sangat rendah. Jika tidak ditangani, overdosis alkohol bisa menyebabkan kerusakan otak permanen atau bahkan kematian.

Dalam jangka panjang, sering minum alkohol bisa menyebabkan kerusakan pada struktur dan fungsi otak. Otak akan kesulitan menjalankan tugas-tugas dasarnya. Pada kondisi ini, seseorang mengalami kesulitan mengendalikan konsumsi alkohol, meskipun sadar akan dampak buruknya terhadap kesehatan dan kehidupan sosial.

Konsumsi alkohol juga bisa mempengaruhi kemampuan berpikir dan pengambilan keputusan dalam jangka pendek. Ketika seseorang mabuk, mereka mungkin merasa kebingungan, kesulitan bergerak, dan kehilangan kendali diri. Jika terus minum, ini bisa menyebabkan kehilangan kesadaran, dan pada kasus yang lebih parah, koma. Tingkat alkohol yang sangat tinggi dalam darah bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus