Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rasa lapar palsu atau false hunger merupakan kondisi saat makan karena rangsangan eksternal atau emosional. Rasa lapar palsu terkadang dapat dipicu oleh stres atau merasa bosan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perbedaan Lapar Palsu dan Lapar Asli
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Cleveland Clinic, biasanya lapar palsu menstimulasi tubuh untuk memakan makanan yang berlemak, manis. dan asin. Lapar palsu juga tidak akan mengganggu aktivitas, berbeda dengan rasa lapar asli.
Bila menuruti rasa lapar palsu, seseorang akan makan saat tubuh tidak benar-benar membutuhkan makanan. Kebiasaan ini biasanya menyebabkan tubuh lebih banyak mengonsumsi makanan manis, berlemak, atau asin, yang tentu berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Anda akan terus makan makanan tersebut sampai habis tak bersisa meski sebenarnya sudah merasa kenyang. Rasa lapar ini biasanya muncul tiba-tiba dan ketika waktu tersebut datang, merasa ingin segera makan, hingga merasa bersalah setelah makanannya habis.
Rasa lapar palsu juga terjadi ketika seseorang mengalami peningkatan selama kehamilan dan siklus menstruasi dan akan hilang seiring berjalannya waktu. Sedangkan rasa lapar asli akan mereda saat memakan makanan apa pun termasuk sayur atau buah.
Lapar asli dapat menyebabkan kepala terasa sakit dan pusing, perut keroncongan, sulit berkonsentrasi dan gemetar. Seseorang akan sulit berkonsentrasi saat benar-benar merasa lapar dan tidak hilang seiring berjalannya waktu. Cara untuk memuaskan rasa lapar asli dengan camilan atau makanan sehat.
Banyak penyebab yang membuat timbulnya lapar palsu. Seperti kurang tidur, kurang asupan mikronutrien, pengaruh hal psikologis, dan kurangnya serat.