Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Ini Risiko Kesehatan yang Mengancam Petinju

Diperkirakan sekitar setengah dari semua petinju profesional mengalami cedera otak.

5 Maret 2022 | 14.11 WIB

Petinju Kell Brok memukul petinju Amir Khan dalam Petandingan Tinju Kelas Catchweight di AO Arena, Manchester, Inggris, 19 Februari 2022. REUTERS/Andrew Couldridge
Perbesar
Petinju Kell Brok memukul petinju Amir Khan dalam Petandingan Tinju Kelas Catchweight di AO Arena, Manchester, Inggris, 19 Februari 2022. REUTERS/Andrew Couldridge

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Petinju memiliki risiko cedera yang tinggi akibat berbagai pukulan yang ia diterima. Apa saja risiko yang mengancam petinju?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dilansir dari laman Livestrong, pada 1928, diperkirakan sekitar setengah dari semua petinju profesional mengalami cedera otak. Sebuah artikel berjudul “Injury Risk in Professional Boxing” pada 2005 meneliti 524 pertandingan tinju pemain profesional. Hasilnya, ditemukan tingkat cedera secara keseluruhan adalah 17,1 per 100 pertandingan petinju atau 3,4 per 100 ronde petinju.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Berikut ini adalah risiko kesehatan yang ditemukan pada petinju:

1. Cedera Tangan

Petinju, mengutip dari laman Physio Room, secara teratur terhambat oleh cedera tangan yang disebut “fraktur petinju”, yaitu patahnya metakarpal keempat atau kelima yang ada di bawah buku jari. Umumnya, cedera ini terjadi saat meninju benda keras seperti tengkorak lawan dengan posisi tertutup terlebih dahulu.

Cedera tangan yang umum dalam tinju lainnya adalah “carpal bossing”, yaitu ketika benjolan terbentuk di punggung tangan di persimpangan tulang jari panjang dan tulang pergelangan tangan kecil. Benjolan ini muncul akibat penipisan lapisan tulang rawan artikular yang biasanya disebabkan oleh benturan pada bagian belakang pergelangan tangan Anda.

2. Cedera Mata

Dilansir dari laman Verywell Fit, mata dilindungi oleh tulang keras di bagian samping. Tapi, mata sangat rentan terkena pukulan langsung dari bawah. Kerusakan mata dalam tinju bisa terjadi akibat kontak langsung atau gelombang kejut. Meski tergantung pada kekuatan pukulan, ini dapat mengakibatkan cedera pada retina, ablasi retina, perdarahan retina, dan cedera lainnya.

3. Cedera Otak

Tinju juga terkait dengan risiko cedera otak. Laporan pada 2012 di PloS One mengatakan lebih dari 80 persen petinju olimpiade memiliki tanda dan gejala-gejala cedera otak.

American Association of Neurological Surgeons mengatakan 90 persen petinju mengalami cedera otak traumatis selama karir mereka. Meskipun tinju menyebabkan kematian lebih sedikit daripada olahraga lain, tapi jumlah petinju yang menderita kerusakan otak diyakini jauh lebih tinggi daripada yang tercatat.

Risiko ini lebih besar terhadap petinju profesional daripada petinju amatir. Petinju profesional tidak mengenakan pelindung kepala dan mengalami pukulan yang lebih keras serta bertarung dengan lebih banyak ronde. Pada pertandingan profesional, tujuannya bukan mencetak poin, tapi menjatuhkan lawan.

Cedera otak bisa terjadi ketika seorang petinju dipukul di kepala. Ini karena pukulan di kepala bisa membuat otak petinju membentur tengkorak dengan keras yang menyebabkan memar dan kerusakan. Bila pukulannya cukup parah, petinju itu bisa pingsan untuk waktu yang lama. Inilah yang disebut gegar otak atau KO (knock out) dalam dunia tinju.

4. CTE

Meskipun pukulan di kepala tidak parah, itu tetap bisa menyebabkan otak terluka. Cedera itu juga tidak sepenuhnya sembuh dan makin memburuk dari waktu ke waktu. Inilah yang disebut dengan CTE Ensefalopati Traumatik Kronis

Gejala awal CTE adalah mudah kehilangan konsentrasi, sulit memperhatikan dan mengingat sesuatu, kebingungan, pusing, dan sakit kepala. Petinju dengan CTE mungkin mulai berperilaku tidak menentu, bahkan bisa mengembangkan gejala awal penyakit Parkinson. Gejalanya dapat memburuk hingga ia sulit bicara, berjalan, dan bahkan mendengar.

Sementara KO tampaknya menjadi hal terburuk untuk cedera kepala, padahal tidak. Masalah terburuk datang dari semua pukulan ke kepala yang tidak menjatuhkan petinju. Ini dikenal sebagai pukulan sub-gegar otak. Ia sedikit melukai otak, tetapi tidak cukup kuat untuk memaksa petinju berhenti bertarung.

Seorang petinju hanya akan menerima satu pukulan knock out selama pertarungan. Tetapi jika knock out tidak terjadi, ia dapat menerima lusinan pukulan sub-gegar otak.

5. Penyakit Otak

Eks petinju lebih rentan terhadap penuaan alami dan penyakit otak. Mereka lebih mungkin menderita penyakit, seperti Alzheimer dan Parkinson. Ini karena otak petinju lebih kecil dan permukaan materi abu-abunya lebih tipis, serta ventrikel di dalam otak membesar karena penurunan materi putih otak.

Tingginya risiko kesehatan pada petinju membuat petinju harus berhati-hati. Semakin sedikit pukulan yang diterima mereka, akan semakin baik.

AMELIA RAHIMA SARI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus