Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Denpasar - Jaket dan kemeja merek lokal kini sedang diminati di Bali. Hal tersebut disampaikan pegiat industri kreatif dari Paradise Island Clothing Association (PICA), Febri Iswara. Tren fashion ini muncul seiring dengan tumbuhnya industri kreatif pakaian atau clothing di kalangan generasi muda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jaket kanvas, parasut, dan kemeja floral," kata Febri dalam acara press conference di Denpasar, Senin, 26 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Febri Iswara PICA (kanan) saat jumpa media di Denpasar, Senin, 26 Februari 2018/BRAM SETIAWAN
Menurut dia, produk jaket tahun ini diminati karena mengikuti perkembangan cuaca, yang kini sedang musim hujan. Produk jaket tak hanya diminati di Bali, tapi juga di beberapa daerah di Indonesia. Hal tersebut tak lepas dari jaringan para pelaku industri kreatif di bidang clothing.
"Kami (pelaku industri kreatif) bergerak bersama dan saling menoleh karena persaingan pasti ada. Maka identitas clothing selalu punya gaya berbeda," ujarnya. Febri menjelaskan, tren produk mengacu pada perkembangan mode di Amerika Serikat.
Adapun pada tahun sebelumnya produk, pakaian merek lokal yang diminati adalah celana. "Celana model cargo, chino, jogger," tuturnya.
Festival produk pakaian merek lokal Bali diadakan pada awal Maret. PICA FEST ke-5 akan diadakan di area Gelanggang Olahraga Ngurah Rai, Denpasar, Bali, pada 1-4 Maret 2018. Festival tersebut memadukan industri kreatif pakaian dengan pentas musik.
Ada 54 merek lokal Bali yang akan ditawarkan di PICA FEST. Kemeriahan acara juga ditunjang beberapa komunitas kreatif. Festival tersebut juga akan ada sesi bincang-bincang (talkshow) bersama para pelaku industri kreatif untuk para pengunjung. PICA FEST akan dibuka mulai pukul 10.00 hingga 22.00 Wita.
Febri menjelaskan, ajang tersebut untuk memajukan industri kreatif di Bali. "PICA FEST ajang bagi kami untuk mencari profit semaksimal mungkin. Kami bikin regulasi maksimal diskon 50 persen," ucapnya.