Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pradiabetes adalah kadar gula darah lebih tinggi dari seharusnya tetapi tidak cukup tinggi untuk mendiagnosa diabetes. Gejala ini biasanya disebut juga gangguan glukosa puasa atau gangguan toleransi glukosa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perkembangan dari pradiabetes menjadi diabetes tipe 2 tidak bisa dihindari tanpa perubahan gaya hidup. Melansir WebMD, pradiabetes dapat menjadi diabetes tipe 2 atau menyebabkan masalah serius lainnya seperti:
- Penyakit ginjal
- Kebutaan
- Tekanan darah tinggi
- Masalah saraf (neuropati perifer)
- Kehilangan anggota tubuh (amputasi).
Orang dewasa dan anak-anak dengan pradiabetes berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2. Prediabetes biasanya tidak memiliki tanda atau gejala apa pun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu tanda pradiabetes yang mungkin adalah kulit yang menghitam di bagian tubuh tertentu. Area yang terkena dapat mencakup leher, ketiak, dan selangkangan.
Dilansir dari Mayoclinic, tanda dan gejala klasik lainnya yang menunjukkan telah berpindah dari pradiabetes ke diabetes tipe 2 meliputi:
- Meningkatnya rasa haus
- Sering buang air kecil
- Meningkatnya rasa lapar
- Kelelahan
- Penglihatan kabur
- Mati rasa atau kesemutan di kaki atau tangan
- Infeksi yang sering
- Luka penyembuhan lambat
- Penurunan berat badan yang tidak diinginkan.
Penyebab pasti pradiabetes tidak diketahui. Tetapi riwayat keluarga dan genetika tampaknya memainkan peran penting. Penderita pradiabetes tidak lagi mengolah gula (glukosa) dengan baik.
Sebagian besar glukosa dalam tubuh berasal dari makanan yang dimakan. Saat makanan dicerna, gula memasuki aliran darah. Insulin memungkinkan gula memasuki sel dan menurunkan jumlah gula dalam darah.
Ketika menderita pradiabetes, proses ini tidak berjalan dengan baik. Akibatnya, alih-alih mengisi bahan bakar sel, gula menumpuk di aliran darah.
Pilihan Editor: Tips Hindari Diabetes buat Kelompok Pradiabetes