Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio putaran pertama akan diadakan 23-29 Juli 2024. Kemudian, putaran kedua akan berlangsung 6-12 Agustus. Pemberian vaksin ini menyasar anak berusia 0 hingga 7 tahun 11 bulan 29 hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spesialis anak di RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur, Arifianto, menyebut pentingnya orang tua mengikutkan anak di PIN polio 2024 untuk mencegah penyakit yang bisa menyebabkan kelumpuhan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Penyakit ini sangat terkait dengan temuan virus. Kebetulan yang ditemukan di luar Jakarta dalam kurun waktu dua tahun terakhir adalah virus tipe 2. Tipe ini enggak ada di vaksin tetes sebelumnya. Itulah kenapa vaksin ini juga perlu diberikan untuk melengkapi,” kata Arifianto dalam diskusi daring oleh Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin, 15 Juli 2024.
Dua jenis vaksin
Ia menjelaskan vaksin polio terdiri dari dua jenis, yakni tetes dan suntik. Vaksin tetes merupakan virus hidup yang dilemahkan sedangkan vaksin polio suntik adalah virus yang sudah dimatikan. Selain itu, perbedaan vaksin ini terdapat pada kandungannya. Vaksin polio tetes yang digunakan di program pemerintah hanya terdiri dari dua tipe, yakni polio tipe 1 dan 3.
Karena itu, untuk melengkapi tipe 1, 2 dan 3, diperlukan vaksin polio suntik. Pemberian vaksin suntik diharapkan dapat mempertahankan status polio tipe 2 yang sudah dinyatakan tidak ada akan seterusnya tidak ada.
“Vaksin ini saling melengkapi. Indonesia sempat dinyatakan bebas polio pada 2014. Ketika sudah bebas polio maka yang awalnya tetes semua ada penambahan, yaitu vaksin suntik,” jelas Arifianto.
Ia juga menekankan vaksin iaman dan sudah digunakan saat sub-PIN 2023 di daerah-daerah tertentu. Dengan demikian, vaksin ini pun sudah teruji aman dan efektif. Vaksin polio yang akan diberikan pada PIN Polio juga minim efek samping. Efek samping yang mungkin saja terjadi misalnya mual dan muntah karena vaksin tersebut diberikan untuk area pencernaan.
Meski demikian, ada kalangan yang tidak bisa menerima vaksin ini. Mereka adalah anak-anak yang didiagnosis positif HIV atau mengalami leukemia dan mendapat perawatan kemoterapi. Apabila ragu dengan kondisi anak, orang tua bisa berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter untuk memastikan apakah anak bisa mendapatkan vaksin polio.
Pilihan Editor: Pentingnya Vaksin Polio sehingga Tak Boleh Dilewatkan