Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kalau Anda Terkena Batu

Batu di dalam saluran kemih menyebabkan rasa sakit sangat hebat. Kalau tidak cepat diatasi menimbulkan infeksi pada ginjal. Terutama di derita golongan sosio-ekonomi rendah, terutama anak-anak. (ksh)

11 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAHWA obat tradisional dapat menghancurkan batu di dalam saluran kemih, sudah sering kita dengar. Banyak sekali obat semacam itu -- mulai dari yang paling sederhana berupa ramu-ramuan yang harus direbus sendiri sampai pada yang "siap dipakai" dan telah dibungkus menarik -- berjajar di etalase apotik. Namun "tidak ada satupun dari obat tersebut yang dapat menghancurkan batu di dalam saluran kemih," ungkap dr. Sadatoen dalam suatu simposium. Batu di dalam saluran kemih, demikian tema simposium itu pekan lalu di Hotel Sari Pacifik, Jakarta, yang diadakan atas kerjasama PERNEFRI (Perhimpunan Ahli Nefrologi Indonesia), IAUI (Ikatan Ahli Urologi Indonesia) dan Welcome Foundation, suatu yayasan Inggeris. Memang telah banyak penyelidikan yang berhasil membuktikan bahwa obat tradisional dapat menghancurkan batu. Tetapi penyelidikan itu umumnya hanya mengambil kasus dengan batu yang kecil-kecil saja, "yang dengan makan mie bakso panas saja juga bisa keluar dengan sendirinya," tutur dr. Sadatoen, ahli bedah senior. Banyak di antaranya yang mengandung obat penawar sakit (analgetika) dan antibiotika. Mungkin penderita merasa "enakan" setelah meminumnya beberapa kali. Memang gejalanya berkurang, menurut dr. Sadatoen, namun kalau difoto batunya masih tetap bercokol, malahan sering menjadi lebih besar. Batu di dalam saluran kemih menyebabkan rasa sakit yang sangat hebat. Kalau tidak cepat diatasi, ia akan dapat menimbulkan infeksi pada ginjal dan akhirnya ginjal akan rusak. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya batu ini, kompleks dan saling berkaitan: Daerah tempat tinggal, kelamin, usia, sosio-ekonomi, bakat yang diturunkan dari orang tua, cara makan dan hidup yang terlalu santai. Dari penyelidikan yang dilakukan di kalangan ALRI, ternyata para perwira lebih banyak yang menderita penyakit ini daripada bintaranya. Di Kopenhagen, para dokter 8 x lebih sering menderitanya dibanding dengan golongan rakyat lain. Dengan adanya kemajuan industri, jumlah penderita batu di dalam ginjal memang semakin meningkat. Sebaliknya, jumlah penderita batu di dalam kandung kencing semakin berkurang. Batu di dalam kandung kencing terutama diderita golongan sosio-ekonomi yang rendah, terutama anak-anak. Pria 3 x lebih banyak daripada wanita. Di rumahsakit. di Surabaya, penderita batu di dalam kandung kencing kebanyakan anak-anak, laki-laki dan sebagian besar dari suku Madura. Di negara yang telah maju, penderita batu ginjal berkisar antara 0,1 - 6 persen dari seluruh populasi Di Indonesia belum pernah diselidiki secara menyeluruh, "tetapi penderitanya cukup banyak," tutur dr. R.P. Sidabutar. Dinasehatinya supaya jangan kebanyakan makan jengkol dan pete, sebab dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal. "Sudah pernah dilakukan penyelidikannya di RSCM," kata ahli dari FKUI/RSCM itu. Pengobatan batu ada dua jalan. Dibedah atau tidak dibedah. Pembedahan harus dilakukan bila batu itu menyebabkan obstruksi (penyumbatan) di saluran kemih cukup lama. Karena bila didiamkan saja, penyumbatan itu akan menyebabkan terjadinya infeksi dan kerusakan ginjal yang permanen. Jalan kedua adalah tanpa operasi: Diberikan obat yang dapat melarutkan batu, yang melancarkan kencing dan antibiotika untuk mencegah infeksi. Nasehat dokter ialah harus banyak minum, sehari 3 - 5 liter, banyak olahraga, jangan makan jengkol, pete dan bayam. Ada obat yang dulunya hanya dipakai untuk menyembuhkan Gout, sejenis penyakit radang pada sendi. Namanya Allupurinol. Penemuan baru membuktikan bahwa obat ini dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal. Sudah beredar di Indonesia, harganya Rp 120 pcr tablet, 3 kali sehari selama berbulan-bulan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus