Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Mempertahankan identitas irian

Grup musik "black brothers" dari irian jaya dengan manager andy ayamiseba, 32, dikontrak irama tara. kelompok ini mencoba menggali lagu-algu daerah & tetap mempertahankan identitas sebagai grup asal irian.(ms)

11 Agustus 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAHUN 1976, Ibukota menambah jumlah kelompok musik dengan grup 'Black Brothers'. Datang dari Irian Jaya, dengan manager Andy Ayamiseba, (32 tahun), disambut oleh studio Irama Tara dengan kontrak 3 album. Album kedua, berisi lagu Derita Tiada Akhir, sempat melejit -- terjual sampai jumlah 300 ribu. Sekarang Black Brothers sudah memasuki kontrak tahun ke-3 -- masih tetap dengan Irama Tara. Tak kurang 7 album sudah dirampungkan. Dalam persipan album kedelapan, akan terdengar sebuah lagu bernama Memory -- dalam bahasa Inggeris. "Kita pernah bawa lagu itu di Bar Ankerage dan orang dengar kagum -- dikira lagunya Bee Gees yang baru," kata Andy membanggakan. Urusan Polisi Black Bro's sebenarnya tidak kepingin menjadi Bee Gees Indonesia. Putera-putera Irian yang rata-rata di bawah usia 26 tahun itu lebih memikirkan untuk menjadi 'Oshibisa' Indonesia. "Karena saya ingin Black Bro's diterima sebagai band yang penuh sensasi dan selalu bisa tampil dengan keunikan," kata Andy lebih lanjut. Itu sebabnya ia banyak memusatkan fikiran pada segi-segi penampilan di samping mencoba menggali materi lagu-lagu daerah. Pada setiap album Black Bro's memang selalu dijumpai lagu daerah. Pada albumnya yang ke-7 misalnya, bisa didengar Ino Mote Ngori. Yang banyak membantu adalah bahwa beat lagu asli Irian dekat dengan selera anak muda. Lagu-lagu tersebut mengandung jiwa kepahlawanan. "Tapi kami juga menyadari, bahwa musik kami terutama harus bisa diterima oleh rakyat -- musik untuk low-people, kata Andy kembali mewakili kelompoknya. Black Bro's lahir di Jayapura 1974, dengan anggota comotan sana-sini. Formasi pertamanya adalah Hengky MS (gitar dan vokal), Yockie Pattipeiluhu dan Benny Betay. Disempurnakan oleh David (sax), Stevie (dram), Amri Kohar (sax) dan Iskandar (terompet). Album ke-7 dikerjakan tanpa Henky dan David. Keduanya tidak aktif lagi gara-gara terlibat perkelahian di Bar Ankerage September tahun lalu sehingga berurusan dengan Kodak Metro. "Hengky diminta keluar oleh rekan-rekannya karena dianggap tidak ada lagi kecocokan sedang David ditarik orangtuanya di kampung karena suka berkelahian sempat masuk tahanan polisi," Andy bertutur. Pertama kali masuk Jakarta, Black Bro's diasramakan di Jalan Ciomas Kebayoran Baru. "Kami seperti rusa masuk kota -- jadi harus selalu kontrol agar jangan salah jalur," kata Andy. Sekarang semua anggota sudah tinggal di rumah masing-masing dan punya keluarga. Perjalanan karier mereka agak berbeda dengan grup Mercy's dari Medan yang merangkak dari bawah sebelum mencapai suksesnya. "Sejak pertama datang langsung terjamin," kata Andy. Maklum mereka ini satu satunya dari Irian -- layak kalau dimanjakan. Kwalitas musik Black Bro's sedang-sedang saja. Tidak terlalu menonjol, tidak menampilkan identitas khas. Melihat tampang pemain-pemainnya yang serem, kadangkala kita bisa kaok juga karena musiknya manis, lembut dengan kata-kata merayu -- sebagaimana lagu-lagu anak muda sekarang. Namun demikian, sebagai seorang manager, Andy tetap berani mengatakan Black Bro's dapat diandalkan. Tahun lalu hampir saja grup ini berangkat ke Negeri Belanda. Gagal karena ada persoalan yang menyangkut Hengky dan David. Diharap tahun depan berhasil. Peranan alat tiup dalam album Black Brothers yang terakhir (7) masih tetap dominan. Album yang dinamakan 'Volume Perdana' itu berisi 14 buah lagu. Separuhnya lagu lama, manis, kompak dengan selera saat ini. Lagu berbahasa daerah Ino Mote Ngori ciptaan Amry Kahar yang dinyanyikan Stevie, hadir senafas dengan lagu-lagu lainnya. Di sini Black Brothers memadukan materi yang menyangkut latar belakang daerahnya dengan baik, tanpa terasa "kedaerahdaerahan". Meski identitas belum benar mencuat, tapi cara grup ini menjiwai lagu, menafsirkan sedih, cinta dan sebagainya, cukup berbeda dengan rekan-rekannya yang datang dari daerah lain. Dalam lagu Derita Tiada Akhir ciptaan Yochie Phu, dinyanyikan Henky Ms, memang kita terpaksa ingat Panbers atau Mercy's tapi tidak jadi cengeng Dari tanah Irian ini barangkali kita boleh mengharap grup musik pop yang akan menyanyi dengan "jantan". Sumber Nafkah Lagu Huem Bello (anonim), yang dinyanyikan David bersama grup, merupakan contoh menarik. Lagu yang didominir pukulan dram ini bergelora dan menjerit. Dinyanyikan dengan total, liar, menimbulkan sensasi yang aneh -- misteri yang juga sering kita rasakan dari musik liar orang-orang negro, Amerika Latin atau dari pemusik rock berat. Kalau saja Black Brothers memiliki banyak kesempatan menampilkan ekspresinya secara murni, sudah pasti ia akan merupakan duta Irian yang berhasil. Memang sulit -- sebab musik menjadi sumber nafkah, jadi harus selalu memperhatikan selera pembeli. Tapi Andy menjelaskan, Black Brothers akan tetap mempertahankan identitasnya sebagai band asal Irian. Sekwilda Irian Jaya pernah mengusulkan agar nama Black Brothers diganti jadi 'Cendrawasih Band'. "Alasannya agar tidak mengesankan keterbelakangan masyarakat Irian," kata Andy mendongeng. Tetapi usul itu kontan ditolak oleh Sutran, sang Gubernur. Andy sendiri percaya bahwa hitam yang memang warna kulit para pemain grup itu merupakan kebanggaan karena mengesankan kekuatan. Kostum asli yang sering dipakai di layar TV juga dianggap sebagai kebanggaan -- Jadi bukan paksaan untuk merek dagang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus