Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Teknologi Kesehatan dan Globalisasi Kementerian Kesehatan, Setiaji, mengatakan dalam 5 tahun ke depan pemerintah akan menargetkan peningkatan angka harapan hidup masyarakat Indonesia hingga 80 tahun. "Serta memastikan masyarakat tetap produktif hingga usia lanjut," katanya pada acara Good Doctor Technology dalam Health Tech Summit 2024 pada akhir November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setiaji mengatakan target Kementerian Kesehatan di masa pemerintahan Prabowo ini tidak hanya mengukur angka harapan hidup. Saat ini angka harapan hidup di indonesia 72-73 tahun. Yang menjadi masalah, rata-rata lansia usia 60 hingga 70an tahun banyak yang menghabiskan waktu di rumah saja, atau di rumah sakit. Tidak jarang kegiatan mereka banyak yang hanya bolak-balik rumah sakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia pun berharap dengan adanya proses digitalisasi layanan kesehatan, masyarakat bisa lebih terpantau dengan baik. Digitalisasi layanan kesehatan pun diharapkan bisa mempercepat penyampaian ke seluruh Indonesia. "Teknologi diharapkan dapat mengisi kekurangan tenaga kesehatan, terutama di daerah terpencil dengan mempercepaty penyampaian layanan kesehatan," katanya.
Rencananya pun akan ada tes genomik dalam peningkatan digitalisasi kesehatan. Harapannya, setiap orang bisa dipantau kesehatannya sejak di dalam kandungan ibu, hingga meninggal.
Platform kesehatan digital Good Doctor Technology menggelar Health Tech Summit pertama di Indonesia. Acara ini bertujuan mengumpulkan seluruh ekosistem kesehatan dari berbagai sektor yang berbeda untuk menciptakan sinergi layanan kesehatan terintegrasi, baik dalam aspek kuratif maupun preventif, demi mendukung kebutuhan pasien di Indonesia.
Health Tech Summit ini menghadirkan perwakilan dari lembaga pemerintahan terkait, akademisi, penyedia layanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik, laboratorium; pembayar biaya kesehatan (payor) seperti perusahaan asuransi dan korporat; perusahaan farmasi, jaringan apotik, serta para pemain teknologi kesehatan. Dengan kolaborasi lintas sektor, acara ini menjadi platform untuk berbagi wawasan, pengalaman praktis, dan menciptakan solusi inovatif dalam ekosistem kesehatan Indonesia.
“Sebagai perusahaan telehealth yang berfokus pada pasar B2B, kami terus berinovasi dengan fitur-fitur terbaru seperti Digital Gatekeeper, Chronic Care Plan, Formularium, dan Client Portal yang dirancang untuk mendukung layanan kuratif tepat guna bagi Payor dan Pasien. Fitur-fitur teknologi ini memungkinkan pengelolaan layanan kesehatan yang lebih efisien, sekaligus meningkatkan hasil layanan kesehatan bagi pasien,” ujar Danu Wicaksana, CEO Good Doctor.
Kerja sama dengan sektor bisnis juga turut dibahas. Hadi Wenas, CEO Meditap, menyoroti potensi sinergi teknologi dalam mendukung HRD dan perusahaan asuransi. “Meditap siap mendukung inisiatif jangka panjang, baik di bidang kuratif maupun preventif, dengan solusi inovatif yang direncanakan untuk 2025– 2027,” ujarnya.
Studi terbaru dari WHO menunjukkan bahwa manajemen perawatan preventif dapat mengurangi absensi akibat penyakit hingga 30 persen. “Kami menjajaki rencana kerja sama preventif jangka panjang, seperti program vaksinasi dewasa dan program wellness untuk karyawan, sejalan dengan inisiatif Kementerian BUMN untuk meningkatkan kesehatan karyawan dan menekan biaya medis jangka panjang perusahaan,” kata Danu Wicaksana.
Pilihan Editor: 4 Program Kesehatan yang Bisa Dorong Produktivitas Karyawan