Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kemilau Penghias Senyum

Buat menampilkan senyum yang mempesona cukup mahal harganya. Wanita Ibu Kota perlu menghias giginya dengan berlian.

8 November 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TANPA memamerkan giginya saat tersenyum pun, Rena Tabitha, 25 tahun, bukannya tak menarik. Dia tetap saja cantik. Hanya, ia semakin mempesona bila mulutnya sedikit terbuka, dan terlihat giginya yang putih bersih, berjejer rapi, lalu…, cling! Kemilau tiba-tiba memantul dari gigi taringnya, membuat wajahnya kian tampak keren.

Bukan lantaran hebatnya pasta gigi yang dipakai. Pemain sinetron yang kini juga pemeran sebuah film layar lebar ini memang telah menghiasi giginya hingga tampak bercahaya. "Ini berlian. Sudah hampir setahun setengah saya memakainya," kata Rena.

Semula ia memasang berlian pada giginya karena tuntutan peran dalam film Cinta 24 Karat. Sebagai seorang putri saudagar berlian di film ini, ia dituntut untuk bergaya eksentrik. Rena lalu datang ke Drg. Foosen, dokter gigi langganannya, untuk memasang berlian imitasi pada giginya.

Hanya dia ketagihan. Setelah pengerjaan film itu kelar, Rena yang telanjur menyukai giginya yang keren tak mau melepaskannya lagi. Alasannya? "Seru aja, orang suka tanya ini apa," ujarnya kepada Tempo, pekan lalu.

Rena hanyalah satu dari ratusan, atau bahkan ribuan, wanita di Jakarta yang sekarang gemar memasang berlian imitasi pada giginya. Jangan heran bila kini tumbuh banyak salon gigi yang siap melayani pemasangan berlian. Di Plaza Indonesia ada Dental Art Center. Sebuah salon gigi yang komplet juga sudah dibuka di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat. Pemasangan berlian bahkan juga bisa dilakukan klinik-klinik gigi. Ambil contoh Klinik Gigi Rita Dinah Kandi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Salon-salon gigi itu menawarkan berbagai cara menghias gigi. Tak hanya dengan berlian, tapi juga emas. Bukan sekadar melapisi gigi dengan emas seperti yang sudah sering dilakukan. Me-reka sanggup menyediakan dalam bermacam-macam bentuk sesuai dengan keinginan si pemilik gigi. Sandra, 24 tahun, misalnya, menghiasi gigi serinya dengan emas berbentuk bulan sabit. Dia memasangnya di Dental Art Center, Plaza Indonesia. "Selama ini saya tidak punya keluhan apa-apa kecuali senyum yang bertambah manis," katanya sambil tertawa.

Ada yang bilang, Inul Daratista adalah tokoh pertama yang mempopulerkan penggunaan berlian pada gigi. Sayang, ia amat sulit dihubungi Tempo. Menurut salah seorang asistennya, Anita, jadwal Inul terlalu padat sehingga sulit diwawancarai.

Tren baru ini amat digemari karena pemasangan berlian di gigi tidak terlalu rumit. Menurut Drg. Rita Dinah, pemilik Klinik Gigi Rita Dinah Kandi, tidak butuh waktu lama untuk memasangnya, hanya sekitar 15 menit. Mula-mula gigi dibersihkan dan berliannya disikat, lalu diolesi pumice (semacam abu gosok yang sangat halus). Sebelum ditempeli berlian, gigi juga perlu digores halus (etching) dan disemprot dengan air sampai bersih. Gigi yang telah kesat dan bersih itu diberi lem khusus untuk menempelkan berlian atau emas. Setelah berlian terpasang, sisa lem dibersihkan dan disemprot dengan air.

Rasanya? Kata Rena, agak aneh, karena gigi harus tetap kering waktu dipasang dan sedikit pahit di lidah. Sesudahnya akan terasa sedikit mengganjal. "Tak bisa mingkem sempurnalah," katanya. Padahal, berlian yang dipasang bentuknya pipih dan sangat tipis. Ketebalannya hanya satu milimeter. Walau begitu, lama-kelamaan rasa yang mengganjal akan hilang karena sudah terbiasa.

Tak hanya dengan emas dan berlian, wanita Jakarta kini juga suka menghiasi giginya dengan ruby biru atau merah. Bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti bintang, bulan sabit, atau hati. "Semua sebenarnya untuk pemanis senyum saja," kata Rita. Menurut dia, cukup banyak artis dan figur publik yang menghiasi gigi dengan berlian, ruby, atau emas di kliniknya. Tapi ia enggan menyebutkan nama-namanya. "Ah, enggak enak—pokoknya ada," ujarnya.

Pemanis senyum yang banyak diburu wanita muda metropolitan itu tidak terlalu mahal. Harganya sekitar Rp 500 ribu sampai Rp 1,5 juta, tergantung jenis berliannya. Jika menggunakan berlian murni yang bentuknya runcing di bawah, harganya bisa puluhan juta. Cara memasang berlian murni lebih rumit. Gigi harus dibor sedikit supaya berlian itu bisa tertanam.

Umumnya, wanita-wanita muda selalu meminta dipasangi berlian atau emas pada gigi seri kedua, ketiga, atau keempat. Karena pada gigi itulah, daya pikat senyuman akan terpancar.

Rena memakainya di taring sebelah kiri dengan pertimbangan lain. Menurut dokternya, di sebelah kanan bibirnya sudah ada tahi lalat, jadi lebih indah jika dipasang di taring kiri. Harganya? Ia menyebut angka Rp 750 ribu untuk berlian mungilnya. "Tapi itu harga pertemanan, karena dokternya langganan saya," katanya.

Enaknya bergaya dengan berlian di gigi, tak ada batas kedaluwarsanya. Perhiasan itu bisa bertahan lebih dari setahun. "Asal makannya jangan rakus. Jika makan makanan yang keras juga harus hati-hati menggigitnya," kata Sandra, yang bekerja di Plaza Indonesia.

Perawatannya pun tidak terlalu sulit. Sama seperti perawatan gigi pada umumnya, yakni menyikatnya secara teratur. "Bedanya, sikat giginya jangan terlalu keras, karena khawatir berliannya copot," kata Rita sambil tertawa.

Gara-gara kurang hati-hati, Rena punya pengalaman pahit. Berliannya di gigi pernah copot dan tertelan saat makan ayam. Ia sempat panik dan menelepon dokternya.Tapi sang dokter mengatakan bahwa berlian Rena bisa larut di pencernaan sehingga ia tak terlalu mempedulikannya. Akhirnya, Rena me-mang melupakannya dan meminta dokternya untuk memasang berlian baru.

Buat menampilkan senyum yang indah sebenarnya amat tergantung pada bentuk dan susunan gigi seseorang. Berlian atau emas hanya penghias. "Percuma dipasang berlian kalau bentuk giginya sendiri tidak menunjang penampilan," kata Drg. Indranurani dari Dharmawangsa Delapan Dental Care. Itu sebabnya, ia menyarankan agar orang merawat giginya sejak kecil.

Perlu diperhatikan juga, garis senyum orang bisa berubah-ubah seiring dengan perkembangan usia. Menurut Indranurani, pada usia remaja, umumnya gigi bagian atas yang lebih dominan terlihat saat orang tersenyum. Setelah usia 30 tahun ke atas, gigi bagian bawah yang lebih menonjol saat tersenyum. Dengan memperhatikan perkembangan gigi sejak kecil, senyum orang saat dewasa pun bisa diprediksi. "Gigi yang kira-kira merusak pemandangan seperti gigil cakil bisa pula dicegah sejak dini," ujar Indranurani.

Orang yang sudah memiliki gigi yang bagus akan semakin menarik jika dihiasi dengan berlian atau ruby. Menurut Indranurani, berlian bisa diletakkan di mana saja. Bila ditempel di gigi seri memang akan langsung terlihat saat tersenyum. "Akan lebih terasa surprise lagi jika ditancapkan hanya di salah satu sisi gigi, misalnya di taring," katanya. Dan itulah yang terjadi pada gigi Rena. Cling!

Utami Widowati, Eni Saeni

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus