Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tisu basah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari karena kemudahan dan kepraktisannya. Namun, penting untuk memahami apa yang terkandung dalam tisu basah dan apakah penggunaannya benar-benar higienis.
Komposisi Utama Tisu Basah
Tisu basah umumnya terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kain, air, dan bahan pengawet. Ketiga komponen ini bekerja sama untuk memberikan fungsi pembersihan dan menjaga kualitas produk selama penyimpanan.
1. Kain
Tisu basah umumnya menggunakan kain non-anyaman (nonwoven fabric) yang diproduksi melalui proses kimia, mekanis, panas, atau pelarut. Bahan seratnya bervariasi, ada yang berasal dari serat alami seperti viscose atau rayon yang dikenal lembut, aman bagi kulit sensitif termasuk bayi, dan lebih nyaman di kulit.
Ada pula serat sintetis yang dibuat dari bahan kimia seperti batu bara atau minyak bumi; jenis ini lebih kuat namun berpotensi menyebabkan iritasi dan sulit terurai. Sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan, beberapa produsen kini memilih kain dari bambu biodegradable yang lebih cepat terurai dibandingkan serat sintetis.
2. Air
Air merupakan komponen utama yang menyusun sekitar 90 persen kandungan tisu basah. Air ini diproses melalui teknologi pemurnian seperti reverse osmosis (RO) untuk menghilangkan kotoran, logam berat, dan bakteri berbahaya.
Meskipun teknologi RO efektif, proses ini tidak sepenuhnya menghilangkan ion berukuran sangat kecil, sehingga air dalam tisu basah masih memerlukan tambahan bahan pengawet untuk mencegah kontaminasi.
3. Pengawet
Pengawet sangat penting untuk menjaga kehigienisan tisu basah selama penyimpanan. Beberapa pengawet yang umum digunakan antara lain paraben, formaldehida, methylisothiazolinone (MIT), sodium benzoat, dan potassium sorbat.
Perlu diperhatikan bahwa beberapa pengawet, khususnya MIT, berpotensi menyebabkan iritasi dan reaksi alergi, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif. Oleh karena itu, bagi pemilik kulit sensitif disarankan untuk lebih berhati-hati dalam memilih tisu basah dan memeriksa kandungan pengawetnya.
Bahan Kimia Lain yang Harus Dihindari
Selain MIT, beberapa bahan kimia lain yang terkandung dalam tisu basah juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan. Misalnya, paraben yang dapat mengganggu hormon tubuh, ftalat yang berisiko bagi sistem reproduksi, dan sulfat yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit sensitif.
Klorin juga perlu diwaspadai karena berpotensi memicu alergi, sementara alkohol dapat membuat kulit kering dan iritasi. Lebih lanjut, formaldehida diketahui bersifat karsinogenik, dan wewangian serta pewarna berpotensi memicu alergi pada kulit. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa kandungan bahan kimia pada tisu basah sebelum digunakan, terutama bagi individu dengan kulit sensitif atau kondisi kesehatan tertentu.
Naomy A. Nugraheni berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Jangan Tertukar Tisu Bayi Tak Bisa Membunuh Kuman
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini