Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kenali Peringatan Hormon terhadap Risiko Kanker Payudara

Ketika menyimpang dari ritme normalnya, hormon-hormon dapat mengindikasikan menyebarnya kanker payudara. Kenali tandanya.

5 Januari 2025 | 22.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Deteksi dini kanker payudara perlu dilakukan untuk keberhasilan pengobatan. Memahami perubahan hormon tubuh dapat memberikan tanda-tanda yang berharga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Times of India, hormon seperti estrogen, progesteron, dan bahkan testosteron berperan penting dalam mengendalikan jaringan payudara. Namun, ketika menyimpang dari ritme normalnya, hormon-hormon ini dapat mengindikasikan menyebarnya kanker payudara. Berikut lima waktu ketika variasi hormon dapat menjadi indikator peringatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perubahan hormon yang tidak biasa selama siklus menstruasi
Siklus menstruasi secara alami menyebabkan perubahan hormon. Tetapi fluktuasi yang terus-menerus atau ekstrem dapat menjadi tanda bahaya. Jika merasakan nyeri payudara parah, bengkak, atau benjolan yang tidak kunjung hilang setelah menstruasi, mungkin ada baiknya berkonsultasi dengan dokter. Kadar estrogen yang tinggi dalam jangka waktu lama dapat merangsang pertumbuhan sel yang tidak normal pada jaringan payudara sehingga meningkatkan risiko kanker

Menstruasi dini atau menopause terlambat
Wanita yang mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun atau menopause setelah usia 55 tahun mengalami paparan estrogen yang berkepanjangan. Aktivitas hormonal yang berkepanjangan ini dapat meningkatkan kemungkinan pertumbuhan sel yang tidak lazim pada payudara, yang berpotensi menyebabkan kanker.

Kehamilan dan kelebihan hormon
Selama kehamilan, tubuh memproduksi estrogen dan progesteron dalam jumlah tinggi untuk mendukung perkembangan janin. Meski hal ini normal, paparan yang terlalu lama terhadap kadar hormon yang tinggi dapat memicu pertumbuhan sel payudara yang cepat, yang beberapa di antaranya dapat berubah menjadi ganas. Jika menemukan benjolan yang terus ada atau perubahan tekstur payudara selama atau setelah kehamilan, jangan abaikan.

Terapi penggantian hormon (HRT)
Wanita yang menjalani HRT untuk gejala menopause sering menerima estrogen dan progesteron sintetis. Meski membantu meringankan ketidaknyamanan akibat menopause, hal ini juga dapat mengganggu keseimbangan hormon alami. Penelitian telah menunjukkan proses HRT dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Sangat penting untuk mengkonsultasikan plus minus HRT dengan tenaga kesehatan.

Ketidakseimbangan hormon di luar tingkat normal
Ketidakseimbangan hormon yang disebabkan kondisi seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau gangguan tiroid juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Peningkatan kadar estrogen atau testosteron di luar batas normal dapat memicu pertumbuhan sel payudara yang tidak normal. Pemeriksaan kadar hormon secara rutin dan nasihat medis dapat membantu mengelola risiko ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus