Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kurangi Konsumsi Gula dengan Stroberi Khas Korea Selatan

Membuat kue menggunakan stroberi Korea Selatan bisa mengurangi penggunaan gula. Karena stroberi itu tidak hanya berukuran besar tapi juga sangat manis

7 Desember 2017 | 08.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Stroberi Korea di K- Food Fair 2017 di Hotel Mulia Senayan, Selasa, 14 November 2017. TEMPO | Astari P Sarosa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gran Melia Jakarta menyajikan stroberi khas Korea Selatan untuk acara ‘Sweet Strawberry Afternoon Tea’ dengan stroberi segar pilihan yang didatangkan dari Korea Selatan selama bulan Desember. Makanan berbahan dasar stroberi yang lezat ini akan disajikan di Café Gran Via dan juga Signature Afternoon Tea di El Bombon dan Lobby Lounge.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Chef Pastry Gran Melia mengatakan biasanya dia menggunakan stroberi dari Amerika dalam membuat berbagai suguhan manisnya. "Namun dibanding stroberi Amerika, stroberi Korea lebih manis," katanya. Rasa manis yang tinggi itu membuatnya mengurangi kadar gula menjadi hanya 50 persen dalam pembuatan kue-kuenya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Director Korea Business Center Jakarta Kedutaan Besar Korea Selatan, Lee Donghun mengatakan stroberi yang didatangkannya ini berasal dari Jinju di Gyeongsangnam-do, Korea Selatan. Stroberi ini memiliki karakteristik lebih lembut, lebih manis, dan mengandung lebih sedikit asam organik daripada stroberi normal lainnya. Baca: Sebulan Modal Usaha Kembali? Begini Trik Raffi Ahmad Berbisnis

Di Korea Selatan, biasanya penyajian stroberi tidak menambahkan gula. Stroberi Korea juga diproduksi di musim dingin lebih lezat karena memiliki tingkat keasaman yang rendah sehingga menghasilkan lebih banyak rasa manis alami. Panjang siklus pertumbuhan tanaman bergantung pada suhu dan biasanya berlangsung lima puluh sampai enam puluh hari di musim dingin.

Terlebih lagi, selama musim dingin, buah tanaman bernafas lebih sedikit di malam hari, sehingga kehilangan sedikit nutrisi dan membuat stroberi lebih besar dan lebih manis. Sebaliknya, selama musim semi, masa pertumbuhannya lebih pendek namun buahnya memiliki sedikit waktu untuk mengurangi jumlah asam organik, yang menyebabkan rasa lebih asam. Baca: Kasus Sunan Kalijaga, Dampak Marah pada Anak di Media Sosial

Chief Representative Korea Agro-Trade Center (AT), Nam Taek Hong mengatakan stroberi hasil negaranya salah satu hasil tani Korea Selatan yang populer di mancanegara. "Stroberi Korea sangat diminati di Singapura dan Malaysia," ucapnya.

Nam Taek Hong mengatakan stroberi mengandung vitamin-A, kalsium, dan magnesium. Stroberi Korea juga membantu meningkatkan memori jangka pendek, menurunkan penyakit kardiovaskular, mencegah kanker kerongkongan, antipenuaan, dan meningkatkan kesehatan mata. "Kami percaya kalau sudah mencoba stroberi ini, langsung suka,” katanya berpromosi.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus