Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medik dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dr Faizal Drissa Hasibun, menyarankan agar orang selalu mengikuti pola makan baik demi terhindar dari obesitas. Ia mengatakan menjaga berat badan seimbang adalah langkah awal untuk pencegahan kanker di kemudian hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hindari pola makan tak sehat, jangan sampai muncul sindrom metabolik seperti obesitas, itu awal langkah buruk untuk risiko kanker," kata dia dalam sebuah diskusi kesehatan yang digelar daring, Jumat 3 Maret 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menyatakan kondisi obesitas ditandai dengan indeks massa tubuh (IMT) di atas 27 yang didapatkan dari hasil membagi antara berat badan dalam satuan kilogram dibagi tinggi badan dalam satuan meter dan dikuadratkan. Selain pengukuran indeks massa tubuh itu, obesitas juga bisa dilihat dari pengukuran lingkar perut yang menunjukkan obesitas sentral. Pria obesitas memiliki lingkar perut 90 cm, sedang wanita obesitas memiliki lingkar perlut 80 cm.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengaitkan obesitas dengan risiko lebih tinggi terkena 13 jenis kanker antara lain di tiroid, payudara, hati, ginjal dan usus. Menurut CDC, obesitas dapat menyebabkan perubahan dalam tubuh yang membantu menyebabkan kanker. Perubahan ini dapat mencakup peradangan yang bertahan lama dan kadar insulin yang lebih tinggi dari normal.
Selain menjaga pola makan gizi seimbang, penting juga untuk masyarakat mengikuti gaya hidup aktif dengan berolahraga secara teratur.
Faizal mengingatkan agar masyarakat menerapkan diet sehat dan seimbang termasuk memilih makanan segar, memperbanyak asupan buah dan sayur karena makanan ini mengandung serat guna mencegah menempelnya zat-zat jahat yang bisa diserap usus.
"Beberapa makanan mengandung pewarna, pengawet sering komposisinya zat karsinogenik, itu mesti hati-hati. Penggunaan minyak goreng berulang sampai hitam itu bisa menimbulkan risiko kanker," kata Faizal.
Dia juga mengatakan tentang minuman beralkohol yang menjadi salah satu momok untuk risiko kanker lambung, hati dan leher.
Di sisi lain, menghindari asap rokok dan kebiasaan merokok, aktif bergerak dan meminimalisir stres juga dapat menjadi cara pencegahan kanker. "Bila duduk dua jam harus melakukan gerak kecil 15 menit kurangi risiko terkena kanker 15 - 27 persen, minimalisir stres, ibadah membantu menenangkan pikiran dan diri, menekan stres," kata Faizal.
Pilihan Editor: Cegah Sindrom Metabolik pada Anak dengan Biasakan Makan Sehat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.