Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Lemak rokok di pinggang

Dr. reubin andres dari national institute of aging, AS, menyimpulkan: orang dengan merokok terus, kegemukan akan terjadi di lingkaran pinggang. kegemukan mencolok terlihat pada perokok 2 bungkus lebih/hari.

8 April 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANYAK orang menolak berhenti merokok, karena takut gemuk. Tapi bila kebiasaan merokok dihentikan juga, para mantan perokok biasanya sulit mencegah naiknya berat badan mereka, yang bertambah 2-3 kilo. Ini wajar sebenarnya, karena kebiasaan merokok digantikan dengan mengudap makanan kecil. Lalu badan menggemuk. Namun, belakangan ini ada penemuan yang rada mengejutkan. "Dengan merokok terus, kegemukan toh akan terjadi di pinggang Anda," kata Dr. Reubin Andres dari National Institute of Aging, Baltimore, Amerika Serikat. Ahli gerontologi ini baru saja menyelesaikan studi mengamati 1.100 perokok pria, selama 26 tahun. Penelitian Anders dipublikasikan pada Journal of The American Medical Association edisi terakhir. Di situ diuraikan bagaimana penumpukan lemak pada perokok pria meningkat. Khususnya di pinggang. "Hingga pinggang Anda seperti ban yang digembosi," kata Anders. Maksudnya, daging di pinggang itu menggelambir, hingga merusakkan penampilan. Deposit lemak ini bisa tiga kali lebih besar daripada deposit lemak pada pinggang bukan perokok. Dan besarnya penumpukan terbukti sejajar dengan jumlah rokok yang diisap. Penumpukan yang mencolok terjadi pada mereka yang merokok dua bungkus lebih dalam sehari. Lemak di pinggang ini tak dapat tidak mengancam kesehatan. Di samping itu, menurut Anders, bisa menaikkan risiko diabetes dan tersumbatnya pembuluh darah jantung. "Lebih tinggi daripada bila lemak bertumpuk di daerah lain," kata peneliti ini. Ia menemukan, lemak di pinggang itu secara langsung berhubungan dengan naiknya tekanan darah, kadar gula darah, dan juga kadar kolesterol. Hasil penelitian Anders cukup mengejutkan, karena selama ini terbukti bahwa dampak rokok tak ada hubungannya dengan penumpukan lemak. Lalu kini sebaliknya, rokok malah mendorong penumpukan lemak di pinggang. Anders memperkirakan hal ini ada hubungannya dengan peningkatan deposit salah satu hormon seks. Dalam penelitiannya itu juga, Anders menemukan kenaikan hormon tersebut sangat dipengaruhi kebiasaan merokok. Sementara itu, pada bagian lain penelitiannya, ditemukan bahwa tingginya kadar hormon seks itu dalam darah sejalan dengan semakin menumpuknya lemak di pinggang. Dalam studi perbandingan, terlihat bahwa kadar hormon yang sama pada mereka yang bukan perokok tidak menimbulkan penumpukan lemak di pinggang. Lemak pada bukan perokok menumpuk di pinggul, tempat deposit lemak yang normal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus