Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Libur Panjang, Lakukan Ini sebelum Tinggalkan Rumah untuk Cegah Kebakaran

Selain memeriksa listrik, masyarakat yang hendak meninggalkan rumah saat libur panjang diimbau melepas regulator kompor gas demi mencegah kebakaran.

26 Januari 2025 | 15.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi kebakaran. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat yang ingin bepergian di libur panjang 25-29 Januari 2025 ini diminta untuk memeriksa kelistrikan sebelum meninggalkan rumah. Imbauan ini penting diterapkan, terutama bagi warga kawasan permukiman padat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jika ingin meninggalkan rumah, pastikan alat-alat listrik yang tidak terpakai seperti stop kontak dicabut. Pastikan meninggalkan rumah dalam keadaan aman,” pesan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi Gunawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain memeriksa listrik di rumah, ia juga mengimbau masyarakat yang hendak meninggalkan rumah saat libur panjang untuk melepas regulator kompor gas demi mengantisipasi kebakaran. Penting juga untuk memeriksa kondisi peralatan listrik di rumah serta membersihkan kompor gas secara rutin. Dia berharap jangan sampai terjadi akibat kelalaian satu rumah namun dampak yang ditimbulkan sangat besar.

“Kemudian saat meninggalkan rumah, titipkan kepada tetangga atau petugas keamanan terdekat (untuk memantau rumah). Jika memiliki binatang peliharaan, titipkan ke tempat-tempat pemeliharaan, jangan ditinggal,” saran Satriadi.

Ia menyebut peran aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan sangat penting untuk mencegah kebakaran. Masyarakat pun diharapkan tidak abai mengenai hal-hal yang dapat mengakibatkan kebakaran. Contohnya, memakai alat listrik yang tak sesuai standar atau pemakaian stop kontak yang bertumpuk-tumpuk.

Manfaat APAR di rumah
Ia juga menyatakan program gerakan masyarakat punya alat pemadam api ringan (APAR) atau Gempar di Jakarta Selatan perlu didukung untuk meminimalkan terjadinya kebakaran.

"Peran serta masyarakat itu harus dilibatkan. Prinsipnya api itu tidak langsung besar. Pada saat kecil, itulah tanggung jawab masyarakat," kata Satriadi, Sabtu, 25 Januari 2025.

Menurutnya, program Gempar perlu diapresiasi karena masyarakat diajak berperan dalam penanganan kebakaran. Ia menjelaskan ketika terjadi kebakaran, orang yang paling tahu dan bisa mengantisipasi untuk tidak membesar yaitu masyarakat di sekitar lokasi. Untuk itu, adanya APAR di setiap rumah atau lokasi rawan kebakaran dapat mencegah terjadinya kebakaran yang meluas sebab masyarakat dapat meminimalkan dengan APAR.

"Setelah adanya Gempar, angka kebakaran yang bisa dipadamkan oleh masyarakat meningkat. Ketahanan masyarakat akan bahaya kebakaran lebih baik lagi," jelas Satriadi.

Ia menyatakan kebakaran merupakan bencana yang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi namun musibah tersebut dapat diminimalkan dengan pencegahan. Pencegahan yang dimaksud yaitu memastikan semua instalasi listrik di rumah sesuai standar yang berlaku, menggunakan barang elektronik yang bukan bajakan karena telah terjamin.

Selain itu, masyarakat juga harus sadar potensi yang mengintai kapan pun. Untuk itu, perlu waspada dan meminimalkan risiko yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan kebakaran.

"RT, RW harus terus memberikan sosialisasi dan bertanggung jawab terhadap wilayahnya, terutama terhadap potensi kebakaran. Itu harus dijaga. Kalau pemadam kebakaran datang pasti saat api sudah besar," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus