Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Lika-liku Boneka Barbie dalam Arus Sosial Politik Sejak 1959

Kemunculan boneka Barbie banyak menuai kontroversi, mulai dari bentuk tubuh sampai warna kulit

8 Juli 2024 | 20.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang wanita berpose di samping boneka Barbie saat mengunjungi pameran Dunia Barbie di Santa Monica, California, AS, 12 April 2023. REUTERS/Mario Anzuoni

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Boneka Barbie menjadi mainan favorit anak-anak. Boneka ini mengalami perjalanan panjang sejak pertama kali diperkenalkan pada 1959.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Britannica, boneka Barbie adalah boneka setinggi 11 inci (29 cm) dengan figur wanita dewasa yang diperkenalkan pada tanggal 9 Maret 1959, oleh Mattel, sebuah perusahaan mainan California selatan. Ruth Handler, yang mendirikan Mattel bersama suaminya, Elliot, memelopori pengenalan boneka tersebut. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari history.com, penampilan Barbie dimodelkan berdasarkan boneka bernama Bild Lilli, yang terinspirasi oleh karakter komik strip Jerman. Awalnya dipasarkan sebagai hadiah lelucon yang dapat dibeli pria di toko tembakau, boneka Lilli kemudian menjadi sangat populer di kalangan anak-anak. Mattel membeli hak atas Lilli, dan Handler menciptakan versinya sendiri.

Bentuk tubuh dari boneka ini sejak mula memicu kontroversi. Para ibu dalam sebuah studi pasar yang disponsori Mattel pada tahun 1958 sebelum boneka tersebut dirilis mengkritik Barbie karena memiliki "tubuh yang terlalu besar." Mattel mengatasi masalah ini dengan mengiklankan langsung kepada anak-anak melalui televisi. Mattel mempromosikan Barbie melalui Walt Disney Program Mickey Mouse Melalui iklan ini, Matel juga menjadi perusahaan mainan anak pertama yang melakukan promosi di televisi.

Sebagai respons permintaan konsumen, pada tahun 1961 Matel kemudian merilis boneka Ken sebagai pacar dari Barbie. Dua tahun setelahnya, Matel menambahkan sahabat Barbie, Midge. Tahun-tahun setelahnya menyusul boneka baru lainnya yakni adik perempuan Barbie, Skipper pada 1962. Kemudian Mattel juga merilis Barbie Latina.


Dilansir dari smithsonianmag.com, boneka Barbie banyak menjadi bahan perbincangan sosial dan politik. Pada tahun 1968, Mattel memperkenalkan Christie boneka kulit hitam dengan pakaian renang yang modis. Namun, banyak aktivis yang mempermasalahkan boneka tersebut. Pada Women’s Strike for Equality tahun 1970 di Kota New York, beberapa pengunjuk rasa menegaskan kemerdekaan mereka dengan meneriakkan, “i’m not a barbie doll!” (Saya bukan boneka Barbie)"

Meskipun Matel menggambarkan Barbie sebagai perempuan Amerika, pada kenyataannya, mainan boneka ini tidak pernah diproduksi di Amerika Serikat untuk menghindari biaya produksi yang tinggi. Pada tahun 2009, Matel membuka toko Barbie enam lantai di Shanghai. 

Barbie tidak pernah mendapat persetujuan dari orang-orang muslim. Pada tahun 1995, Arab Saudi menghentikan penjualannya karena tidak memenuhi aturan berpakaian Islami.

Akhirnya, boneka serupa, beberapa di antaranya mengenakan hijab dipasarkan kepada gadis-gadis Muslim.

Matel mengakui Barbie sebagai sebuah karya seni, tapi sesungguhnya boneka ini telah menjadi inspirasi karya seni lainnya. Misalnya potret Andy Warhol pada 1998 serta foto-foto karya William Wegman David Levinthal. Novelis, termasuk Homes dan Barbara Kingsolver, telah menggunakan boneka tersebut dalam fiksi. 

Meskipun penjualan boneka Barbie pada tahun 2000-an tidak seramai saat tahun 1990-an, penjualannya bisa mencapai satu miliar dolar AS setiap tahunnya. Menurut Mattel, setiap detik setidaknya terjual 2 buah boneka Barbie di suatu tempat di dunia.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus