Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Manfaat Mengkonsumsi Buah Kurma Saat Berbuka Puasa, Salah Satunya untuk Kesehatan Jantung

Buah kurma memiliki banyak nutrisi. Hal ini sangat bermanfaat bagi tubuh, terutama saat berbuka puasa. Berikut penjelasannya.

14 Maret 2024 | 16.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu buah yang identik dengan bulan Ramadan adalah buah kurma. Kurma merupakan buah asal Timur Tengah yang dibudidayakan dan disajikan umumnya dalam bentuk yang sudah dikeringkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kurma memiliki segudang manfaat bagi kesehatan. Saat bulan Ramadan kurma banyak dicari karena dianjurkan dikonsumsi saat sahur maupun berbuka. Hal itu ternyata banyak sekali manfaat yang didapat untuk tubuh. Kurma memiliki rasa manis alami dan sering dijadikan sebagai bahan tambahan pemanis untuk olahan makanan penutup. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Health menurut penelitian kurma dapat membantu merawat kesehatan otak, pencernaan, dan jantung. Kurma memiliki kandungan antioksidan dan serat yang tinggi, jadi dapat membantu sebagai penangkal radikal bebas. Manfaat nutrisi lainnya dapat mencegah berbagai penyakit.

Mengutip dari Sheikh Shakhbout Medical City Dr Nisar Ahmed Bathoolunnisa, manajer dari dietetika di Sheikh Shakhbout Medical City (SSMC) mengatakan jika konsumsi kurma pada saat berbuka selain menjadi sunah, juga memiliki manfaat sebagai nutrisi tambahan. 

“Selain rasanya yang enak, kurma juga mengandung protein, vitamin, dan mineral. Jika dikonsumsi dalam jumlah sedang, kurma juga dapat menyumbangkan nutrisi penting, seperti potasium, magnesium, zat besi, dan mangan. Mereka juga kaya akan polifenol, yaitu senyawa antioksidan yang melindungi tubuh dari peradangan; kurma mengandung lebih banyak polifenol dibandingkan kebanyakan buah dan sayuran lainnya,” kata Dr Bathoolunnisa.

Rasanya yang manis alami tadi membuat kurma sangat ideal untuk menggantikan gula guna mengurangi konsumsi glukosa yang berlebih. Kurma yang manis bisa menjadi alternatif makanan penutup yang lebih sehat daripada meminum minuman dengan kandungan gula tebu yang tinggi. 

“Kurma dapat memuaskan selera manis seseorang sekaligus memberikan nutrisi penting, seperti vitamin B-6 dan zat besi. Mereka juga tinggi serat, yang membantu orang merasa kenyang lebih lama,” jelas Bathoolunnisa.

Bathoolunnisa menjelaskan konsumsi kurma yang baik adalah kurma yang mentah dan kering. Jenis itu lebih baik dibandingkan kurma yang diawetkan dengan gula, kurma isi dengan macam variasi diberi kacang atau isian lainnya, kurma berlapis coklat, pasta kurma, bola kurma, dan makanan penutup lain berbahan dasar kurma. Kadar gula kurma yang sudah diolah tadi tentunya akan menjadi lebih tinggi dari kurma yang alami. Buah ini dapat dimakan oleh segala usia, termasuk bayi berusia tujuh hingga delapan bulan ke atas.

Mengutip dari Healthline hasil penelitiannya kurma memiliki profil nutrisi yang sangat baik. Untuk kurma yang dikeringkan kandungan kalorinya lebih tinggi dari buahnya yang masih segar. Kandungan kalori kurma sama dengan buah kering lainnya , seperti kismis dan buah ara. 

Kandungan nutrisi di dalam kurma ada karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan serat yang tinggi. Satu porsi kurma Medjool 3,5 ons, per 100 gramnya menyediakan nutrisi berikut:

Kalori: 277

Karbohidrat : 75 gram

Serat: 7 gram

Protein: 2 gram

Kalium: 15% DV

magnesium : 13% DV

Tembaga: 40% DV

Mangan: 13% DV

Besi: 5% DV

Vitamin B6: 15% DV

Kurma juga baik untuk pencernaan karena kandungan seratnya yang tinggi. Serat dalam kurma akan bermanfaat untuk mengontrol gula darah. Serat memperlambat pencernaan dan dapat membantu mencegah kadar gula darah melonjak terlalu tinggi setelah makan. Kandungan serat dalam kurma juga memiliki indeks glikemik (GI) yang rendah. 

Kandungan antioksidan dalam kurma sangat tinggi, didalamnya ada beberapa macam jenis antioksidan seperti:

1. Flavonoid: Flavonoid adalah antioksidan kuat yang dapat membantu mengurangi peradangan dan telah mempelajari potensinya dalam mengurangi risiko diabetes, penyakit Alzheimer, dan jenis kanker tertentu.

2. Karotenoid: Karotenoid terbukti meningkatkan kesehatan jantung dan juga dapat mengurangi risiko gangguan terkait mata, seperti degenerasi makula.

3. Asam fenolik: Dikenal karena sifat anti-inflamasinya, asam fenolik dapat membantu menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus