Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus radang tenggorokan sering meningkat saat pergantian musim, terutama ketika musim penghujan tiba. Perubahan cuaca yang tiba-tiba, ditambah kelembapan tinggi dan suhu yang lebih rendah, menciptakan kondisi yang ideal bagi virus dan bakteri untuk berkembang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, daya tahan tubuh biasanya melemah selama musim hujan, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Suhu yang dingin dan lingkungan lembap juga bisa memicu reaksi alergi atau iritasi pada tenggorokan, terutama pada orang yang sering terpapar polusi atau asap rokok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari mayoclinic.org, sakit tenggorokan adalah kondisi di mana tenggorokan terasa nyeri, gatal, atau iritasi yang sering kali memburuk saat menelan. Penyebab utamanya adalah infeksi virus, seperti pilek atau flu, yang umumnya dapat sembuh sendiri.
Radang tenggorokan sendiri disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pyogenes atau streptococcus grup A, yang menular melalui batuk, bersin, atau berbicara. Gejala radang ini meliputi rasa nyeri, pembengkakan, bintik-bintik kecil di mulut, dan lain-lain.
Gejala radang tenggorokan
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dibutuhkan waktu sekitar 2–5 hari setelah seseorang terpapar bakteri penyebab radang tenggorokan grup A sebelum munculnya gejala. Periode ini dikenal sebagai masa inkubasi.
Gejala radang tenggorokan mirip dengan sakit tenggorokan lainnya dan meliputi:
- rasa nyeri di tenggorokan yang muncul secara tiba-tiba
- rasa sakit saat menelan
- amandel yang terasa nyeri dan bisa membengkak, kadang disertai bercak putih
- bintik-bintik merah kecil pada langit-langit lunak atau atap mulut
- kelenjar getah bening di leher yang bengkak dan nyeri
- demam
Namun, ada juga kasus di mana orang yang mengalami radang tenggorokan tidak menunjukkan gejala apa pun. Walaupun tidak merasa sakit, mereka tetap bisa menularkan infeksi ke orang lain.
Penyebab radang tenggorokan
Dikutip dari Cleveland Clinic, sebagian besar kasus sakit tenggorokan disebabkan oleh infeksi virus, seperti flu biasa. Selama musim hujan, penyebab utama sakit tenggorokan adalah infeksi virus, seperti pilek dan flu, karena virus ini berkembang lebih cepat dalam kondisi lembap, membuat orang lebih rentan terkena infeksi.
Meskipun jarang, sakit tenggorokan (faringitis) juga bisa disebabkan oleh kondisi atau masalah berikut:
- Infeksi bakteri: Infeksi seperti radang tenggorokan dan sinusitis bakteri dapat menyebabkan sakit tenggorokan.
- Radang amandel: Terjadi ketika amandel mengalami infeksi dan pembengkakan, yang bisa disebabkan oleh bakteri maupun virus.
- Alergi: Reaksi alergi terhadap serbuk sari, debu, bulu hewan, atau jamur dapat menyebabkan postnasal drip (lendir mengalir ke belakang tenggorokan), yang dapat menimbulkan sakit tenggorokan.
- Refluks asam: Pada penderita gastroesophageal reflux disease (GERD), asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan rasa panas dan nyeri di tenggorokan, yang dikenal sebagai nyeri ulu hati.
- Penggunaan berlebihan atau iritan: Berteriak, makan makanan pedas, merokok, atau minum minuman yang sangat panas dapat mengiritasi tenggorokan, menyebabkan rasa sakit.
- Bernapas melalui mulut: Sakit tenggorokan juga bisa terjadi jika seseorang bernapas melalui mulut saat tidur, bukan melalui hidung.
Pilihan Editor: Waspada Radang Tenggorokan Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius