Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Megalofobia kondisi takut yang tak wajar terhadap benda-benda besar. Orang dengan fobia ini mudah mengalami ketakutan dan kecemasan, bahkan ketika membayangkan ada benda besar, seperti bangunan, patung, hewan, dan kendaraan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Verywell Mind, penyebab munculnya fobia ini bermacam-macam. Bisa bermula dari trauma atau ketakutan berlebihan yang mempengaruhi pikiran yang bersumber dari cerita-cerita tentang raksasa. Misalnya, hewan raksasa atau monster. Megalofobia yang ekstrem jika mendengar cerita seperti itu akan memicu perasaan takutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa Itu Megalofobia?
Merujuk Cleveland Clinic, fobia ini juga menyebabkan adanya dorongan ingin menghindari situasi atau tempat yang memungkinkan melihat benda besar. Megalofobia cenderung dialami siapa saja dari segala usia. Biasanya fobia ini berkembang saat usia anak-anak. Jika tak diatasi semasih kecil, fobia ini bisa terbawa sampai dewasa dan berkembang dengan gejala lanjutan.
Megalofobia merupakan kondisi seseorang mengalami ketakutan terhadap benda-benda yang berukuran besar, misalnya gedung pencakar langit, pesawat terbang, dan patung- patung yang besar. Orang dengan megalofobia akan merasa cemas dan berpikiran berlebihan ketika berada di dekat benda-benda besar dan cenderung menghindari tempat-tempat seperti itu.
Gejala dan Penyebab Megalofobia
Ketika berada di sekitar objek yang besar, orang dengan megalofobia akan merasa ketakutan dan kecemasan, detak jantung yang kencang, sesak napas, merasa pusing dan mual, juga dorongan kuat untuk melarikan diri.
Beberapa hal yang dilakukan untuk memeriksa gejala megalofobia, psikolog, akan mengajukan pertanyaan menyeluruh tentang riwayat, pengalaman, dan gejala yang dialami oleh seseorang.
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan megalofobia, antara lain mengalami atau menyaksikan kejadian buruk yang bersumber dari objek besar. Pengalaman ini terutama saat masih kanak-kanak. Kedua faktor penyebabnya bisa dipengaruhi riwayat dengan gangguan kecemasan.
Mengurangi Gejala Megalofobia
Hal utama untuk mengurangi gejala megalofobia dengan berkonsultasi dengan pakar kesehatan mental dan menjalani terapi pemulihan. Pemulihan juga dipengaruhi gaya hidup, seperti tidur yang cukup, berolahraga, aktivitas relaksasi, dan kegiatan yang meningkatkan melatih fokus dan kesadaran.
Jika menyadari gejala ringan megalofobia, sebaiknya segera mengonsultasikan dengan ahli kesehatan mental atau psikolog. Psikolog akan memberikan rangkaian pertanyaan terkait riwayat, gejala, dan perasaan klien saat di sekitar objek besar.
Orang tua pun harus memperhatikan jika anaknya menunjukkan adanya gejala megalofobia. Mengingat fobia ini rentan bermula semasa anak-anak.
MALINI | CLEVELAND CLINIC | VERYWELL MIND
Pilihan Editor: Khawatir Berlebihan, Apa Itu Fobia Masa Depan dan Gejalanya?