Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menghadiahkan sebuah kopiah bewarna hitam kepada Ganjar Pranowo. Megawati memberikan kopiah tepat setelah mengumumkan Ganjar sebagai calon presiden atau Capres 2024 dari PDIP.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya memberikan kopiah, karena kalau kita melihat budaya orang Indonesia, kita itu adalah berkopiah. Bung Karno mengatakan itu adalah identitas dari nasionalme kita yang disebut nasional relijius," kata Megawati di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 21 April 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Megawati berharap kopiah hitam itu bisa menjadi sebuah simbol bagi seluruh rakyat Indonesia. Ia berharap juga masyarakat tak lagi melihat seseorang dari agamanya, namun harus sebagai warga bangsa.
Seperti diketahui, kopiah merupakan sejenis penutup kepala yang identik dengan masyarakat Indonesia, dan biasanya menjadi ciri khas bagi para pejabat Indonesia. Kopiah berbeda dengan peci, meskipun keduanya memiliki fungsi yang sama, nyatanya kedua jenis topi ini punya sejarah yang berbeda pula.
Mengenal kopiah dan peci
Mengutip publikasi Kopiah/Peci sebagai Salah Satu Atribut Identitas Bangsa Indonesia, kopiah dan peci merupakan bagian dari atribut busana kaum pria di Indonesia yang cukup populer.
Penggunaan dan desain kopiah maupun peci berkembang sebagai atribut busana resmi di kalangan pemerintah dan atribut busana keseharian masyarakat Indonesia yang puncaknya terjadi pada pertengahan abad ke-20. Keduanya kemudian disepakati secara sosial sebagai salah satu atribut yang identik dengan bangsa Indonesia, meski asal usulnya bukan berasal dari kebudayaan Indonesia asli.
Perbedaan kopiah dan peci
Kopiah
Istilah kopiah berasal dari bahasa Arab ‘keffieh’, ‘kaffiyeh’, atau ‘kufiya’. Namun nyatanya, bentuk fisik dari kaffiyeh berbeda dengan kopiah yang biasa kita lihat. Kaffiyeh dibuat dari bahan kain katun segi empat yang ditangkupkan di atas kepala. Biasanya, pola kain kaffiyeh berbentuk kotak-kotak kecil seperti jala ikan.
Sementara itu, kopiah biasanya berwarna hitam, berbentuk lonjong, pipih di dua ujungnya. Bagian luar kopiah dibuat dari bahan jenis beludru yang lembut.
Peci
Istilah peci mulai dikenal sejak masa penjajahan Belanda. Kala itu dikenal dengan sebutan ‘petje’, yaitu kata ‘pet’ yang diberi imbuhan ‘-je’ atau ‘tje’ yang makna harfiahnya berarti ‘kecil’.
Bentuk fisik dari peci biasanya bulat, berbeda dengan kopiah yang berbentuk lonjong. Motif dan kreasi dari peci pun lebih beragam, jika dibandingkan dengan kopiah.
Saat ini penggunaan kopiah dan peci di kalangan masyarakat dan pemerintahan tak sepopuler dulu, namun keduanya masih tetap digunakan pada ritual peribadatan kaum muslim di Indonesia, pelantikan pejabat pemerintahan, dan untuk keperluan fashion atau mode. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki jenis dan desain kopiah dan peci masing-masing
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.