Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis anak Yuni Astria mengatakan orang tua maupun anak harus sama-sama bahagia. Salah satu cara mewujudkannya bisa dimulai dengan memahami emosi anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebagai orang tua kita harus memahami emosi anak dan itu tidak mudah. Kalau anak tidak bahagia, pasti orang tua tidak bahagia juga, itu sudah dijamin 1.000 persen," kata Yuni.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, orang tua bisa membahagiakan anak. Salah satunya menerapkan prinsip Asuh, Asih, dan Asah yang adekuat. Asuh berkaitan dengan pengasuhan yang baik, Asih terkait pemberian dukungan pada anak, sementara Asah berhubungan dengan pemberian stimulasi pada anak untuk mengembangkan kemampuan sensorik, motorik, kognitif, spiritual, hingga kepemimpinannya.
Ibu bekerja vs ibu rumah tangga
Yuni menekankan ikatan emosional yang terjalin baik antara orang tua dan anak yang pada akhirnya dapat meningkatkan kebahagiaan seluruh anggota keluarga. Menurutnya, studi menemukan bonding antara ibu bekerja dan anak tidak kalah baik dari ibu rumah tangga dengan anak karena ibu bekerja meluangkan waktunya berinteraksi dengan anak, bermain bersama, sekaligus memberikan stimulasi yang dibutuhkan anak.
"Ibu yang bekerja begitu pulang ternyata benar-benar quality time sama anaknya, gawai ditaruh, main bersama anak, memberi stimulasi, mengobrol, dan itu sangat berarti untuk anak, kehadiran ibu juga ayah," tutur Yuni.
Sementara itu, menurut studi, ibu rumah tangga memang lebih lama di rumah dibanding ibu bekerja tetapi hanya fokus pada rumah tangga saja dan bingung untuk menyempatkan waktu bersama anak. Namun, Yuni mengatakan itu hanya gambaran sekilas dan tidak berarti dilakukan semua ibu rumah tangga atau ibu bekerja.
Pilihan Editor: Perlunya Orang Tua Memahami Perkembangan Sosial Emosional Anak