Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Memahami Overhidrasi, Efek Berlebih Mengonsumsi Air Bagi Kesehatan

Overhidrasi kebalikan dari dehidrasi. Minum air berlebihan ternyata punya efek pula bagi kesehatan tubuh.

4 Mei 2021 | 10.09 WIB

Ilustrasi Air Minum. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi Air Minum. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Hati-hati ketika sahur banyak mengonsumsi air bisa timbulkan risiko overdhidrasi. Banyak informasi menyebutkan untuk banyak mengonsumsi air guna menghindari dehidrasi, nyatanya ketika seseorang mengonsumsi air secara berlebihan akan menimbulkan risiko mual sampai pusing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Saat momen Ramadan, sahur menjadi aktivitas persiapan untuk melakukan puasa seharian, maka tak jarang banyak minum air untuk menghindari rasa haus, mengantisipai dehidrasi, dan menjaga konsentrasi. Padahal hal ini tidak dapat dilakukan sembarangan karena dapat menyebabkan water intoxication. Hal itu menjadi komplikasi karena dalam waktu singkat dan pasukan air bisa hingga 10 sampai 20 liter dalam tubuh yang akhirnya menggunakan fungsi otak. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Tak hanya saat sahur saja, di aktivitas sehari-hari menurut Institute of Medicine’s Food and Nutrition Board disarankan 2,7 liter per hari bagi wanita. Sementara itu, pria membutuhkan 3,7 liter air putih per hari. Namun dilain hal, sebab banyaknya seseorang minum air dipicu kondisi aktivitas berat atau gejala penyakit tertentu mengakibatkan bibir kering dan rasa haus berlebihan. 

Diketahui terdapat dua klasifikasi overhidrasi yakni asupan cairan yang berlebihan sampai ganggu kemampuan kerja ginjal, dan overhidrasi kedua adalah tubuh tidak mampu mengeluarkan cairan yang berlebihan pada tubuh.

Overhidrasi bisa ganggu kerja ginjal dalam proses oenyaringan meningkatkan jumlah air dalam darah sehingga kekental darah menurun. Seperti yang diketahui tekstur kekentalan darah yang menurun selalu diikuti turunnya elektrolit-elektrolit darah. Jika terjadi penurunan secara signifikan pada tubuh dapat menyebabkan hyponatremia. Natrium merupakan salah satu contoh unsur elektrolit penting dalam darah berperan sebagai menjaga keseimbangan cairan di dalam dan di luar tubuh manusia. 

Saat fungsi natrium dalam tubuh terganggu, maka cairan di luar sel akan masuk ke dalam sel, akhirnya menyebabkan pembengkakan. Jika pembengkakan ini terjadi di bagian sel otak, akibatnya sangat fatal seperti kematian akibat overhidrasi. Sedangkan dehidrasi, menyebabkan retensi air dan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan antara air dan sodium dalam darah.

TIKA AYU

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus