KETIKA Yuliana dan Yuliani masih tcrbaing menanti hari pemisahan, jauh di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat pasangan kembar lainnya baru saja lepas dari perluangan melawan maut. Patrick dan Desmond Binder kebetulan berdempet di kepala seperti Yuliana-Yuliani. Mereka juga menghadapi masalah sama: menyatunya tengkorak dan pembuluh-pembuluh darah balik. Ahad baru lalu, pukul 05.10 dinihari, Patrick dan Desmond selesai menjalani proses pemisahan maraton selama 2 jam di Institut Kedokteran Universitas John Hopkins, AS. Berusia enam bulan, Patrick dan Desmond lahir Februari lalu di Ulm, Jerman Barat, dari pasangan Mark dan Theresia Binder. Begitu lahir para dokter segera menyadari bahwa usaha pemisahan mereka akan mahasulit. Tengkorak keduanya menyatu di bagian belakang kepala, dan penyatuan ini menyuruk sampai ke dura mater, yakni selaput otak bagian luar. Lebih rawan lagi, pembuluh di otak yang menyatu pada Patrick dan Benjamin bukan hanya sinus sagtalis superior. Tim dokter Jerman Barat angkat tangan. Mereka menghubungi Institut Kedokteran John Hopkins, yang pernah berhasil memisahkan kembar siam sejenis beberapa tahun lalu. Namun, tim dokter John Hopkins yang dipimpin Dr. Mark Rogers tidaklah terlaiu optimistis. Untuk menekan risiko kematian, disusun tim operasi beranggotakan 70 dokter dan perawat. Inilah tim terbesar yang pernah dibentuk dalam sejarah kedokteran. Seperti juga tim RSCM bagi pemisahan Yuliana-Yuliani, 70 orang tim John Hopkin itu terbagi aus dua grup, masing-masing beranggotakan ahli bedah saraf, ahli jantung, ahli anastesi, dan ahli-ahli lain. Untuk menghindari kesalahan, grup itu masing-masing melatih urutan operasi selama lima bulan dengan boneka bayi. Persiapan besar-besaran itu tidak berlebihan. Daerah belakang kepala yang akan dipisahkan adalah kawasan otak paling peka. Bagian ini berdekatan dengan batang otak yang berisi antara lain urat-urat saraf tulang belakang. Jaringan saraf ini berfungsi merambatkan sinyal-sinyal perintah dari otak ke semua bagian badan. Di bawah batang otak terdapat pula medulla oblongata, pusat saraf yang antara lain mengatur pernapasan dan denyut jantung. Pemecahan pembuluh pembuluh balik, khususnya sinus oksiptalis di bagian belakang kepala, dimungkinkan karena bedah saraf di Amerika Serikat sudah sangat maju. Pembuluh balik, ataupun sinus yang terputus, disambung dengan tabung tevlon. Untuk pemisahan Patrick dan Desmond, diterapkan metode yang belum pernah dicobakan sebelumnya, seperti di bawah ini. Ketika proses pemisahan berlangsung, sebagian besar darah si kembar dikeluarkan dan sistem sirkulasi darah pada keduanya diambil alih mesin, persis seperti pada bedah pintas koroner. Selama satu jam -- operasi berlangsung 22 jam -- suhu darah di dalam tubuh diturunkan sampai 20 derajat Celsius. "Pada saat ini jantung berhenti berdenyut, dan otak praktis berhenti berfungsi," ujar ahli jantung Dr. Duke Cameron. Ketika itulah pemisahan dan penyambungan pembuluh-pembuluh di otak dilakukan. Baru setelah seluruh operasi selesai, aktivitas tubuh Patrick dan Desmond dibangkitkan kembali dengan rangsangan berbagai peralatan dan obat, seperti merawat penderita koma. Inilah saat-saat kritis. Toh akhirnya tim John Hopkins memenangkan "pertaruhan" itu. Kendati Patrick dan Desmond masih dalam keadaan koma, periode kritis sudah mereka tembus. Jim Supangkat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini